Sabtu malam-8:26 PM
"well, kau mau mulai bicara atau hanya akan duduk disana?" tanya Blaise Zabini pada pria yang duduk disalah satu kursi berlengan.
"Pembicaraan terjadi dua arah. Kau juga bisa bicara, kau tau," jawab Draco.
"Dan aku melakukannya, tapi kau adalah orang yang datang tanpa pemberitahuan dan terlihat frantic," kata Blaise mengingatkan temannya. Blaise menuangkan dua gelas wiski api dan memberikan satu kepada Draco. Draco menerimanya dan menatapnya, pikirannya berkejaran, tapi bibirnya tetap diam.
"Kau akan bicara," Blaise mengoda.
Draco melirik padanya. Dia mencoba mencari tau cara megutarakannya dan tekanan dari Blaise tidaklah membantu.
"Lebih baik berhenti melihat seperti itu, atau itu akan memberimu keriput dini. Tanyakan pada ibuku," jawab Blaise mencibir dan meneguk minumannya.
"Kau bicara dengan Pansy akhir-akhir ini?" tanya Draco.
Blaise terkejut dengan perubahan pembicaraan Draco, karena dia mengharapkan topik pembicaraan yang berlainan. Dia berpikir dan mempertimbangkan pertanyaan Draco. "Well, semacam itu. Aku bicara dengannya seminggu yang lalu. Kenapa?" tanyanya penasaran.
"Apakah dia terlihat berbeda?" Draco meneruskan.
"Maksudmu lebih dari biasanya?" Blaise mencaci. "Tidak, aku pikir tidak begitu. Kenapa?"
"Aku tidak tau. Aku hanya sedikit khawatir dengannya," kata Draco menatap jijik kotoran dibawahnya. "Dia tidak terlihat marah, atau semacamnya?"
"Tidak. Maksudku, aku tidak tau," kata Blaise. Dia menjadi sedikit kesal. "Aku tidak tau apa ini, seperti ada yang dicari disini. Apa yang terjadi?"
"Aku tidak tau. Aku hanya, ada sesuatu yang terjadi bersangkutan dengannya atau keluarganya dan yang dia tak beritahukan pada kita," jawab Draco. "Apa kau ingat waktu kantor Mr Parkinson rusak dan burung hantu keluarganya disiksa mati diatas mejanya?"
Blaise mengangguk dan duduk di kursi menghadap Draco.
"Kemudian dia cepat-cepat menutup kasus itu. Hanya saja itu terasa tak benar untukku," kata Draco, mendongak dari gelasnya untuk mengukur reaksi temannya. Menatap Blaise meneliti tatapannya, Draco mengambil minuman dari gelasnya sendiri, menikmati rasa terbakar yang ikut dari minumannya.
"Kau bertanya untukmu atau Potter?" tanya Blaise akhirnya.
Draco cepat-cepat menatap Blaise dengan tatapan meneliti. "Apa yang kau ketahui tentang Potter?"
Blaise mencibir, memutar matanya dan menggeleng tak percaya. "Bukan respon itu yang aku harapkan," katanya bercanda lagi. "Aku berharap kau akan mengatakan 'Oh! Aku benar-benar lupa memberitahumu tentang itu. Aku sekarang bekerja bersama Potter, jadi jangan mencariku di tempat kerja," kata Blaise dengan suara tinggi mengejek. "Kau tau, next kalau kau tidak ada di kantor, akan lebih bagus kalau kau memberitahuku, jadi aku tidak menyia-yiakan jam makan siangku untuk mencarimu."
"Kau tidak pernah datang ke kantorku," jawab Draco. "Kenapa kau mencariku?"
"Yah, aku sangat bersemangat dan ingin seseorang untuk berbagi cerita," Blaise tersenyum.
"Cerita apa?" tanya Draco ingin tau.
"Well, itu seharusnya tidak benar-benar menjadi berita bagus. Tapi istri Jennings –sekarang cukup tua- menderita penyakit orang tua dan dia akan pnsiun sehingga dia bisa membawanya untuk mendapatkan perawatan disuatu tempat," kata Blaise dengan tangannya mengayun meremehkan yang dianggapnya penjelasan yang tidak penting. "Intinya adalah posisinya akan terbuka yang mana artinya aku akan menjadi satu dari tiga kandidat yang akan dipromosikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurelian (Terjemahan) -REVISI-
FanfictionAuthor By : BittyBlueEyes Penerjemah : dragonjun Sinopsis: Dua tahun setelah perang, anak kecil asing tiba-tiba mendatangi the burrow. Kedatangannya sendiri sangat mencenangkan, tetapi berita yang dia bawa tentang perang yang akan d...