Biru mengelap dahi yang di penuhi tetesan peluh dengan lengan kirinya. Cuaca pagi ini tampaknya sudah mulai menunjukkan level tertinggi.
Beberapa murid yang lain pun melakukan aktivitas yang sama seperti Biru, ada pula yang mengelap keringat dengan tisu atau sapu tangan, mengipas-ngipas leher mereka dengan topi atau hanya dengan tangan kosong dan ada juga yang membiarkan keringat mereka menetes hingga kering dengan sendirinya.
Ya, pemandangan seperti itu sepertinya sudah lumrah di setiap senin pagi tepatnya di sepanjang koridor menuju kelas seusai pengibaran sang saka merah putih, apalagi jika cuaca memang sedang terik-teriknya.
Banyak juga para murid nakal yang langsung ngacir atau mengendap-endap pergi ke kantin, karena memang seperti itulah tata tertib SMA Bina Karya ini; Dilarang ke kantin usai upacara bendera, barangsiapa ketahuan pergi ke kantin maka ruang BK yang sejuk dan senyuman manis guru BK telah menunggu mereka.
Gadis dengan wajah cukup cantik dan menarik dengan rambut lurus kecokelatan berlari tergopoh untuk menghampiri Biru, namanya Ivy Kezia Ananta.
Percayalah, namanya yang terlihat anggun tidak seanggun pada faktanya. Ivy adalah gadis cablak, rewel dan pecicilan yang bersedia menjadi sahabat Biru yang pada aslinya sangat bertolak belakang dengan dirinya.
Namun, hal itu malah membuat Ivy semakin nyaman dengan Biru pun sebaliknya. Pertengkaran mereka pun masih terbilang batas wajar dan memang mereka tidak betah berlama-lama saat marahan.
Walaupun sahabat Ivy banyak, namun baginya Biru yang terbaik.
"Etdah. Pelan-pelan kek kalo jalan!" Gerutu Ivy setelah berhasil mencapai pundak Biru dan berjalan beriringan sambil menyodorkan sebotol minuman isotonik dingin kepada Biru.
Biru mengerutkan dahinya, "Lo sehat, Vy?" Tanya Biru seraya menempelkan telapak tangannya ke dahi Ivy.
"Ck." Ivy menebas tangan Biru dari dahinya, "tinggal minum aja juga, lo!"
Biru menatap botol minuman isotonik pemberian Ivy lalu tertawa, "Enggak, masalahnya ini tuh langka banget, jarang-jarang gitu lo ngasih gue kek gini, Vy. Btw, lo tadi ke kantin?"
Ivy memutar bola matanya. Dengan hati masih sedikit di liputi geli karena sikap Ivy yang tiba-tiba manis, Biru menerima minuman isotonik dingin dari tangan Ivy dengan mata terus menatap Ivy tak percaya.
"Enggak, gue nyuruh Yogi tadi, haha. Mau aja, tuh, Kambing gue suruh-suruh. Eh, bilang apa, lo?" Ivy menyikut lengan Biru saat di ekor kalimat.
"Oh, dasar jahat banget, lo! Haha. Oh iya, thanks!" Ucap Biru sambil menggoyangkan botol minuman isotonik yang saat ini sudah berpindah ke genggamannya.
Ivy tersenyum lebar sembari mengangkat kedua alisnya setinggi mungkin. Lalu, keduanya saling rangkul dan berjalan menuju kelas dengan sisipan canda tawa.
Mereka lebih dulu sampai di kelas, hanya segelintir anak taat aturan yang sudah menduduki kursinya dengan nyaman, posisi tegak dengan tangan sibuk merangkum di catatan.
"Eh iya, lo nyadar gak sih, Ru?" Tanya Ivy mulai membuka topik pembicaraan baru, kemudian duduk di samping Biru yang sudah lebih dulu menduduki kursinya, mereka juga adalah teman sebangku.