Ch.10

1.4K 129 2
                                    

     Bel istirahat berbunyi.

     Ivy masih duduk terdiam di bangkunya. Seakan bangkunya memiliki lem yang merekat pada bokongnya.

     Sikap Ivy hari ini tak seperti biasanya, yang paling semangat dan antusias ingin pergi ke kantin saat bel istirahat berbunyi, kali ini gadis tersebut memilih untuk tetap berdiam diri di kelas.

     Biru yang menyadari langsung keanehan sahabatnya pun melontarkan beberapa kali pertanyaan yang sama dan Ivy pun menjawab dengan jawaban yang sama pula.

     "Ru!" Biru yang sedang asyik merapikan tempat pensilnya menoleh cepat ke arah Ivy. Biru mengangkat kedua alisnya sebagai isyarat 'kenapa?'

     "Ah lo pasti gak percaya deh sama gue." Ivy merengut sambil melirik Biru yang masih kebingungan.

     Biru menutup tempat pensilnya kemudian beralih menatap Ivy.

     "Emang apaan sih?" Tanya Biru yang mulai di liputi rasa penasaran. Ivy mendelik, lalu menggeleng lemah.

    'Lo pasti gak bakalan percaya kalo gak ada barang buktinya, percuma!' Batin Ivy kesal.

     Memang, sifat Biru seperti itu. Ia tidak mudah percaya jika hanya dari mulut saja, jika memang ada banyak saksi atau ada barang bukti yang jelas, barulah gadis itu akan percaya.

     Ivy masih tetap diam enggan berkata-kata. Biru mendecak sambil melempar helaian rambutnya ke belakang.

     "Eh, Vy. Kata Bang Oji, hari ini ada menu kebab spesial tau. Yuk, gue penasaran deh!" Ujar Biru setengah membujuk.

      Ivy menaikan kedua bola matanya ke atas, ia membayangkan betapa nikmatnya kebab buatan Bang Oji, apalagi ini kebab spesial, catat : S-P-E-S-I-A-L.

     Ivy menelan ludah. Ia menoleh menatap Biru yang juga sedang menatapnya. Ivy mengangguk mantap, ia tidak bisa diam di kelas dengan hanya membayangkan kebab Bang Oji.

      Ia harus mencicipi kebab spesial buatan Bang Oji. Cacing di perutnya pun sudah meronta minta jatah. Ivy mau tidak mau harus menurutinya.

     "Kuylaa! Keburu bel!" Ivy menarik lengan Biru kasar.

💎💎💎

      Ivy menyantap kebab spesial Bang Oji dengan semangat.

    Kebab buatan Bang Oji memang tidak pernah mengecewakan lidah dan hati para penikmatnya. Harganya yang terjangkau dan kualitasnya yang sangat di akui jempol membuat kedai Bang Oji selalu ramai saat jam istirahat atau bahkan jam pulang sekolah sekalipun. Eh kok jadi promosi kebab sih? Wkwk.

     Biru pun sama halnya seperti Ivy. Sangat menikmati kebab yang ia beli. Rasanya jika perutnya mampu menampung penuh makanan tanpa batas, ia ingin membeli lagi kebab di Bang Oji.

     Kerongkongannya serasa tersedak, ia segera meneguk es jeruk yang tersisa setengah gelas dengan tergesa. Jika es jeruknya habis, itu mudah. Ia tinggal mengelabui Ivy lalu kemudian mencuri lemon tea dari gelas Ivy. Itu sudah menjadi tradisi.

      Di meja sudut kantin, Bagas sedang asyik memakan sepiring cilok di temani es teh tawar dengan mata terus menatap seseorang yang duduk hanya terhalang lima meja dari meja Bagas.

     Entah mengapa ia selalu merasa bahagia saat menatap orang itu. Mungkinkah apa yang di katakan Arif-kakeknya benar? Bagas menyunggingkan senyum tipis.

BIRU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang