"Ru!" Ivy menyenggol lengan Biru yang tengah mencatat sesuatu di buku catatannya.
"Ck. Kecoret Ivy, ah!" Biru menggerutu sebal melihat huruf a yang ekornya tertarik ke atas, Ivy hanya mendelik.
"Lagian lagi free class juga nyatet mulu, kerajinan ege lo. Bete tau gue, toilet yuk!"
Biru menarik napas mendengar ocehan Ivy beserta ajakannya. Ia menyapu pandangan ke sekeliling. Kelas memang sedang ramai dan berisik karena Pak Jae tidak masuk dan tidak ada guru yang masuk kelas mereka ataupun guru piket yang menitipkan tugas dari Pak Jae untuk mereka kerjakan.
Ia pun mengangguk menyetujui ajakan Ivy untuk pergi ke toilet. Ya, toilet selalu menjadi tempat pelarian kebetean para siswa.
"Rendy!" Orang yang di panggil Rendy oleh Ivy menoleh, ia sepertinya sedang sibuk menyuruh teman-temannya untuk diam dan tenang, wajahnya terlihat lelah. Ya, wajar saja karena dia adalah ketua kelas yang bertanggung jawab.
"Gue sama Biru ijin ke toilet, ya!"
"Jangan lama-lama." Jawab Rendy yang kemudian mengalihkan pandangan ke arah Ferdian yang berisik sendiri meledeki Yogi, yang katanya Yogi menyukai Dinda.
Biru dan Ivy segera keluar kelas.
Ivy menghela nafas lega saat ia sudah keluar dari kelas, penat rasanya berada di kelas yang sumpek, berisik, dan panas walaupun AC menyala.
"Lo ke toilet mau ngapain?" Tanya Biru.
"Males gue di kelas, bete." Jawab Ivy seperti mengeluh, Biru mendecak.
"Sebenernya sih, gue juga mau ceritain sesuatu ke elo, nih." Kata Ivy mulai serius, Biru mengerutkan dahinya.
"Apaan?"
"Hmm, kemaren gue gak sengaja..."
Biru mengangkat alis kirinya, "Gak sengaja kenapa?" Tanya Biru kebingungan. Ivy tersenyum kemudian merogoh sesuatu di saku roknya.
"Nemuin ini." Ivy menyodorkan secarik kertas yang di lipat kecil kepada Biru.
Dengan perasaan bingung, Biru mengambil kertas tersebut dan mulai membukanya dengan mata terus menatap Ivy heran.
"Itu pas si Yogi piket kemaren, ada kertas kesapu. Gue lagi bete banget, gue ambil deh tuh kertas, niatnya mau gue bikin pesawat-pesawatan terus nanti gue terbangin sampe kelas ricuh, biar gue di omelin sama Rendy, itung-itung dapet perhatian dari Rendy," Cerita Ivy sambil mengangkat bahu.
Biru mengangguk mengerti.
"Ya, pas gue mau lipet jadi pesawat ada bacaan itu." Lanjut Ivy sambil memoncongkan bibirnya ke arah kertas yang sudah di buka lipatannya oleh Biru.
Biru segera menunduk dan membaca tulisan di kertas tersebut.