Ch.19

1K 102 1
                                    

Plis read ch.18 dulu yaaa 😄
Ilysm😄

     "Bagas itu Arland!"

     Biru menggeleng dengan pandangan kosong. Ia sama sekali tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Arland dan Bagas jelas berbeda jauh. Wajahnya pun berbeda, atau Biru saja yang sudah lupa bagaimana persisnya wajah Arland teman masa kecilnya?

      "Ta --- tapi, kalo lo kenal Bagas berarti---" Biru menggumam dengan alis berkerut. Tentu saja, jika Bagas hanya orang lain, hanya teman kelas di SMA nya, mengapa Aleora dan Haikal bisa mengenal Bagas? Biru tak sempat terpikirkan akan hal itu. Biru sama sekali tak menyadarinya. Ia sendiri sedang kalut dan panik. Rentetan pertanyaan yang seharusnya ada malah tersingkirkan.

Belum lagi, soal mengapa harus Biru yang dihubungi ketika Bagas hilang? Biru pun bertanya pada dirinya sendiri, mengapa ia begitu sangat sangat sangat mengkhawatirkan Bagas malam itu?

Dunia terasa sedang mengurungnya di dalam tabung dan menggelindingkkannya tanpa pernah berhenti.

     "Lo terlalu fokus sama diri lo sendiri, Ru! Lo gak pernah nengok ke Arland kalo kita lagi main dulu, padahal Arland ngelirik lo terus, Ru! Wajar, sih. Lo gak tau muka Arland."

     Biru mengerutkan dahi. Masih tak mengerti kemana alur percakapan membawa mereka.

     "Al, Arland sama Bagas beda jauh, namanya aja beda." Elak Biru masih tak percaya.

     Aleora yang mendengarnya mencibir sambil melempar pandang.

     "Sekarang gue tanya sama lo. Siapa nama panjang Arland?" Tanya Aleora mulai sarkastik.

     Biru selaku yang di tanya hanya diam tak bergeming, tak tahu bagaimana lagi ia harus mengelak dari cecaran pertanyaan Aleora. Ia memang tak pernah tahu nama panjang Arland, mungkin memang Biru yang memiliki sifat tak acuh 90% yang melekat pada dirinya sejak kecil membuatnya seperti orang bodoh yang sama sekali tak bisa membedakan mana huruf "i" kecil dan mana tanda seru "!".

     "Gak tahu 'kan?"

     Biru menunduk dalam, ia merasa seperti bocah kecil yang diomeli ibunya karena berbohong dan terus dipojokkan.

     "Bagas Arland Dermawan, catet itu, Ru!" Tegas Aleora sambil menunjuk batang hidung Biru dengan sedikit kesal.

     Biru tersentak kaget. Apa? Nama panjang Bagas adalah Bagas Arland Dermawan? Sejak kapan ada tambahan Arland di tengah-tengah namanya? Astaga Biru!

     "Lo juga gak tahu 'kan? Kalo Arland dari dulu suka sama lo! Padahal lo tahu kalo gue penggemar Arland! Gue suka sama Arland! Dan rasa suka itu yang menghantarkan gue pada rasa cinta!"

     Biru semakin bingung, ia masih belum bisa menangkap inti sari pembicaraannya dengan Aleora. Apalagi di tambah kakinya yang semakin nyeri yang selalu membuatnya ingin duduk dan membebaskan kakinya dari tumpuan.

      "Al, kaki gue sakit."

      Aleora melirik ke bawah, melirik kaki kanan Biru yang terlilit kain perban. Aleora kembali menatap tajam Biru, menggandeng dan menuntunnya menuju bangku panjang yang terbuat dari besi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Lalu mereka duduk disana bersama.

     "Lo gak tahu 'kan selama ini, gue benci banget sama lo b*tch!" Bukannya reda, emosi Aleora semakin menjadi hingga ia berani mengeluarkan kata kotor yang tak pantas.

     Biru tersentak kaget mendengar ucapan Aleora. Entah mengapa hal itu malah membuat Biru sedikit kesal dan merasa tak nyaman. Semoga saja emosi Biru tak mengundang keegoisan.

BIRU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang