J-Hope Attack

690 60 3
                                    

Malam senin yang tentu saja selalu membuatku begadang karna tugas, pusing karna semua rumus-rumus yang harus kuhadapi, agak mual ketika melihat soal matematika yang luar biasa banyak. Dan yang paling parah adalah semua tugas itu harus dikumpul besok pagi jam ke nol. Kuharap si kuda tampan itu tidak mengganggu ku untuk malam ini saja.

pukul 20.23
"Hmm..tinggal pr seni budaya.."

pukul 21.30
"...duhh notnya susah banget dicarii!"

pukul 22.59
"pianika ku mana?!"

pukul 23.02
"Aduhh nyebelin banget sih ni tugas!"

Aku melempar buku seni budayaku sembarangan. Sepertinya aku meremehkan tugas seni, tugas ini lebih susah dari yang kubayangkan. Ingin berkata kasar rasanya.

'Ting'

You got new message!

Hoseok 🐴 :
'Lagi painn cantikk..'

Rupanya orang itu mulai muncul. Balas tidak yaa.

'Geli ahh..!'

Akhirnya aku balas pesannya karna bete. Dan karna dia pacarku juga.

Hoseok 🐴 :
'Hihii.. belum tidur?'

'Belum, mamak kesayangan
mu tuh kasi tugas susah'

Hoseok 🐴 :
'Enak aja mamaku! Gak usah dikerjain elah.. anak-anak yakin deh pada belum semua tuh pasti..'

'Kalo ngomong seenak jidat'

Hoseok 🐴 :
'vidcall yaa..'

Baru aja mau ngetik pesan buat bilang jangan dia sudah nelpon. Angkat tidak yah. Duh sengaja kepencet angkat_-

"Haii..."

"Ngapain sihh vidcall segala"

"Ya gapapa mau liat senyum kamu aja.. senyum dong.."

Ya Tuhan tolong. Anak ini kumat. Walaupun lewat video call yang keliatan sedikit kabur buram gimana gitu dia tetap terlihat tampan. Kenapa setiap melihat senyumnya aku jadi ingin mencelakai nya(?).

"Udah jangan terlalu dipikirin tugas nya.. coba ngaca deh sana muka mu kaya orang stress bangett..ilang cantiknya.."

"Terserah!"

"Duh..canda doang kok.. jangan marah.. senyum dong buat aku.."

Aku mengeluarkan senyum paksa.

"Gak! Aku gak mau senyum kek gitu..jelek! Jelekkk banget"

Sekarang mukanya yang berada disebrang sana sedang mempout.

"Hmm.. iya deh buat tuan Jung Hoseok apa sih yang enggak.."

"Gitu dongg, besok langsung lamar biar resmi jadi nyonya Jung" dia menyengir.

"Idih! Tau ah gelap! Btw lagi dimana? Aku kaya denger suaranya jimin sama jungkook?"

"Lagi di dorm sayang.."

Please. Help.

"Haiiiiii...youngie..."

Entah kenapa aku menyesal menyebut nama kedua makhluk itu.

"Hai"

"Idihh jutek banget sih.." ucap Jungkook di sebrang sana. Jimin mengangguk dan Hoseok hanya ketawa-tawa gak jelas.

"Udah sana deh kalian.. aku mau beduaan aja sama Youngi lu bedua malah gangguin.."

Aku diam. Aku lelah. Mau tidur. Ngantuk.

"Iya deh hyungg.. sukses ya.." kata Jimin yang melambaikan tangan kepadaku dari sebrang sana. Aku membalas.

"Gitu banget ngeliatin Jimin.."

"paan sih. jangan takut tuan Jung. Jimin udah kuanggap kek sodara ndiri jan cemburuan napa.."

"Udah gih tidur sanah.. udah malem.. besok upacara.."

"Iya deh..."

Hoseok memberikan senyum termanisnya. Ingin rasanya aku...

"Jaljaaa.."

Hoseok mengedipkan sebelah matanya. Jantung ku mulai berdetak gak karuan. Seperti ingin meledak. Dia memutuskan sambungan telepon. Beberapa detik kemudian ada pesan masuk darinya.

Hoseok 🐴 :
'Mimpi indahh yeojaku, jalja ;)'

Yang kupikirkan sekarang bagaimana caraku tidur jika dia baru saja tersenyum manis dan memainkan matanya tadi.


The End.
Lapar nich. Gak ada inspirasi. Enjoy :)

Short Story With J-HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang