My Angel

519 53 2
                                    

Image by Jeejee.

.
.
.
.
Malam. Hari sudah sangat malam. Tapi aku nasih berada diluar. Dingin. Aku tidak memakai jaket atau baju tebal. Sekarang aku sedang duduk di kursi panjang melanjutkan ff(?) yang ditemani langit mendung. Lagi. Yah, lagi-lagi aku lari dari segalanya. Ahh tidak. Ini baru kali ini aku pergi dari rumah. Apakah mungkin karna usiaku yang remaja membuatku sensitif dan membuatku jadi seperti ini. Selalu seperti ini.

'DdRrtttt..'

Satu-satunya yang kubawa sekarang hanyalah ponselku. Seradi tadi dia bergetar. Sangat mengganggu. Aku mengusap layar untuk membuka kunci.

'104 new mesaage and 55 missed call'

Peduli apa mereka. Mereka yang tidak peduli dengan satu sama lain. Siapa?. Mereka. Orang tuaku. Dan saudara-saudaraku. Hentikan saja semua sandiwara ini. Aku sudah tidak tahan dan keluar jalan-jalan untuk menenangkan diri. Ini yang kuinginkan. Kebebasan. Hah. Benar-benar kekanak-kanakan.

'DDRRTTT...'

Memangnya sudah berapa jam aku pergi. Baru saja 5 jam.

'Tingg'

Hoseokie :

'Neon oddiyaa????'

'Yah, chagii.... angkat telponnya..'

'YAA...KAU MEMBUAT SEMUA ORANG KHAWATIR!!'

'YAHH! Jinjja...kalau tidak ingin mengangkat telpon setidaknya balas pesanku!'

'YAHH..KIM (Y/N)!!!'

'Jika aku mendapatkanmu akan ku cincang kau!'

Hais. Kenapa lagi dengan namja satu ini. Aku hanya butuh waktu menyendiri selama ini. Biarkan lah aku bernafas sedikit saja.

2 menit lagi tengah malam. Langit semakin gelap dan jalan juga mulai sepi. Tapi aku masih sangat enggan untuk pulang. Aku bangkit dari dudukku dan mulai berjalan lagi. Eoh.. ada kursi lagi. Baiklah aku singgah saja lagi.

'DDRTTTT'

"Hahh... kkamjagii!!" Hoseok sialan gara-gara dia aku bisa terkena serangan jantung. Kenapa suasana jadi sangat mencekam. Seperti ada yang mengawasiku....

Aku melihat-lihat sekitar. Ohh.. ternyata hanya tikus. Sangat kecil lucu sekali.

Aku kembali melanjutkan ff ku. Aku sangat malas untuk pulangg~… sangat. Tidak mau pulang. Tapi aku kedinginan. Kenapa sebelum pergi tadi aku tidak memakai jaket. Angin semakin kencang.

"Huh...aku tidak mau pulang..."

"Yaa.. kau harus pulang nona!"

Aku terkejut dan melompat setelah mengetahui ada seseorang dibelakangku.

"YA!!" Pekikku dan memukul keras tangan orang itu.

"Kau benar-benar ingin membuat ku mati karna serangan jantung eoh?! Jinjja anak ini!!" Omelku. Orang itu nama Jung Hoseok. Pacarku. Yah seperti itulah.

Dia memakaikanku jaketnya. Jujur saja kepalaku sudah muali sedikit pusing. Mungkin efek karna aku belum makan dari seharian ini. Aku jadi merasa seperti gembel. Hoseok duduk disebelahku sambil menangkup pipiku.

"Yah..(y/n)-ah... nan chagiiya... jangan ngambek seperti ini eoh.. kau membuat semuanya khawatir.." ucapnya.

"Kau tidak tau apa-apa Jung Hoseok.."

"Ya aku tau. Aku tau kau sedang marah sama keluargamu eohh... tapi jangan seperti ini.. kalau kau ingin pergi setidaknya beri tau aku...aku kan bisa menemanimu.." jelasnya.

"Hoseok-ah..... aku tau kau khawatir. Tapi aku benar-benar ingin sendiri.."

"Baiklah-baiklah...jadi apa kau sudah mulai merasa baikan?" Tanya yang tersenyum manis padaku.

" ya... lumayan~"

Hoseok masih tersenyum manis. Dia tau benar kalau aku benar-benar bisa luluh karna senyumannya. Dia mendekatkan dirinya padaku dan memelukku. Obat yang paling baik adalah melihat senyum manis dan merasakan hangat pelukannya.

"Bagaimana sekarang?" Ucapnya. Masih memelukku.

"Lebih baik..." aku tersenyum. Langin yang serdari mendung mulai berbintang.

"Kajja....kita pulang... "

Aku tidak mau. Tapi aku bisa apa. Kalau aku menginap tempat Hoseok besok aku kan sekolah. Aku mempout.

"Kenapa bibirmu eoh? Mau aku cium?"

"Andweee!!~" ucapku fast respon. Dia hanya tertawa geli.

"Kajjaa.."

"Eung.."

Kami berjalan sambil berpegangan tangan. Hatiku berdetak kencang tapi aku menyukainya.

"Ngomong-ngomong bagaimana bisa kau menemukanku?"

"Ahh untunglahh aku bisa menemukanmu. Aku mutar-mutar komplek untuk mencarimu. Ini juga sudah larut malam. Apa kau tidak takut ada orang jahat eoh?!" Kini gantian dia yang mengomeliku.

"Aku tau jalan-jalan aman yang harus kulewati.."

"Sudahlah... tidak usah dibahas lagi..kalau kau mengulangi hal ini lagi aku akan benar-benar mencincangmu.."

"Aish...galak sekali!"

"Mwo?"

"Sudah-sudah.... aku lelah. Ayo gendong aku.."

Hoseok mengeluh. Tapi dia bersedia mengorbankan punggungnya untukku. Aku menaikinya dengan semangat.

"Kajjaaa kita go home.....Hihiiii..." ucapku.

"Setidaknya kau sudah merasa lebih baik..."

Kami tertawa. Hoseok.. dia yang terbaik. Obat terbaik. Hoseok ku. Namjachingu ku. Harapanku. Malaikat ku ❤

The end.

Enjoy 😁 typonya tolong dimaafkan..🙏

Short Story With J-HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang