Apa dia akan tau perasaanku?
.
.
[Hoseok Pov]"Ingin ku antar pulang?" Ucapku. Chanyoung sedang sibuk menghitung angka-angka menyebalkan itu dan mengabaikanku. Chanyoung sedang berada di apartemenku sekarang. Ya. Sebenarnya aku tinggal di Gwangju dan sekolah di Seoul. Itu sebabnya aku tinggal di apartemen sendirian. Kami mengerjakan tugas yang diberikan guru bersama. "Kau bilang apa tadi??" Balas Chanyoung. "Kau mau kuantar pulang..??" Ulangku. "Tidak usah.." jawab Chanyoung.
"Tinggallah bersamaku.." ucapku tanpa aba-aba. Apa yang mulutku katakan eoh?!. Chanyoung menatapku lalu tertawa. "Really Hoseok? Perkataanmu seperti kau mau melamarku saja.." tawa lepasnya membuatku tersenyum. Baguslah dia menganggap hal yang tadi itu sebagai bahan lelucon. Tawa itu yang menutupi semua kepahitan hidupnya. kenapa anak baik dan manis sepertinya mengalami hal-hal buruk. Tawa yang tapinya selalu aku rindukan dan sukai. Bahkan berharap tawa itu takkan pernah luntur dari wajah manisnya. "Haha..kau berpikir seperti itu...Nee...ayo kita menikah.." balasku tertawa begitu pula Chanyoung. Wajahnya sedikit memerah. Sangat lucu. Aku tau jelas itu bukan karna beberapa memar di sekitar wajahnya. Tapi karna dia tersipu malu. Aku tersenyum melihatnya yang seperti itu. "Lihat itu.. wajahmu memerah..." aku mengoloknya."A..ani..aniya..ini karna memar !" Dia terbata-bata. Sangat lucu.
"Hahaha...kalau kau benar-benar mau menikah denganku..ayo aku siap.." Perkataan ku yang sekali lagi tidak ada rencana melontarkannya.
"Aww..!" Chanyoung memukul lenganku keras.
"Hoseokki Paboo..!" Ucapnya mempout.
"Ini sudah jam 22.03.. Kau yakin tidak mau aku antar ? Berbahaya jika perempuan sepertimu pulang malam-malam" Ucapku serius sekarang.
"Aku takut Hoseok.. aku juga.. tidak ingin pulang kerumah malam ini.. "
"Kenapa???" Aku menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.
[Normal Pov]
Chanyoung menggenggam tangan Hoseok berharap bisa membuat takut dan sedihnya itu hilang. Genggaman itu pun membuat Hoseok untuk tidak mau melanjutkan perbincangan konyolnya itu. "Kalau begitu menginap saja disini. Besok libur eoh.." lanjut Hoseok yang punya perasaan khawatir pada Chanyoung.
"ta..tapi.."
"Gak papa..lagi pula kita kan akan menikah.." Hoseok menggoda Chanyoung lagi agar melihat senyum Chanyoung kembali. Sayangnya kepada Chanyoung melebihi seorang sahabat. Hoseok sangat mencintai Chanyoung. Tapi dia belum mengutarakan perasaannya kepada Chanyoung. Hoseok menunggu waktu yang tepat.
.
.
.
Tbc.Maafkan daku yg telat update (ಥ_ಥ) baru sempet buka watt dan liat-liat notifikasi yg hampir jebol (ಥ_ಥ) terimakasih kalian yg suka vot dan comment. Dan tentu untuk menunggu author yg sibuk ini (ಥ_ಥ). Baiklah...nikmati. maaf klo keliatan gaje. Soalnya hp author kereset (yg artinya semua work author hilang terutama yg Hero 😭) belum lagi Urusan author beneran belum selesai jdi gk ada waktu buat bikin dan ingat ulang jalan ceritanya (langsung lupa abis bikin cerita). Mungkin minggu depan author udah bebas. Pastinya author tetep update kok. Jadi mohon ditunggu ya (ಥ_ಥ)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story With J-Hope
Fiksi PenggemarAyo istri-istrinya J-Hope mampir. No plagiat please. Asli buatan author. Mohon maaf jika ada kesamaan cerita mungkin author terinspirasi dari ff yang pernah author baca sebelumnya.