Danger 7

511 53 3
                                    

Tinggal beberapa menit lagi. Suasana malam yang sangat sepi dirumah sakit. Khususnya diruanganku.

Aku sengaja menunyuruh semua teman-teman yang ingin menemaniku disini pergi menikmati malam yang hanya dirasakan sekali dalam setahun ini.

Ya. Malam tahun baru. Siapa yang ingin melewatkan nya.

Aku.

Aku hanya sedang tidak mood, dan tentu saja aku tidak ingin membuat teman-teman ku berdiam diri saja disini menemaniku diruangan yang membosankan ini.

Aku hanya melihat keluar jendela dari tempat tidur. Menunggu kembang api dinyalakan.

'Klek'

Aku mendengar sesuatu. Ada yang membuka pintu. Aku menoleh untuk melihat siapa yang datang.

Nihil.

Aku tidak bisa melihat siapapun karna ruanganku sekarang sangat gelap. Hanya satu cahaya lampu yang menerangiku saja saat ini.

"Hana-ah? Hae In-ah?" Panggilku.

Tidak ada yang menjawab.

"Jiminnie?" Ucap ku sekali lagi.

Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Aku berusaha meraih tombol bell untuk memanggil perawat jika ada sesuatu yang terjadi.

Aku sangat terkejut dengan siapa yang ada didepanku saat ini.

"Jung.....Ho..seok?!" Ucapku beku.

Dia tersenyum miring. Jantung berdegub sangat kencang. Apa yang dia lakukan disini?

Tatapannya berubah dingin tajam menusukku. Terlihat dia membawa sesuatu dibelakangnya.

"Bagaimana keadaanmu.." ucapnya.

Aku diam. Tidak percaya bahwa dia melontarkan pertanyaan semacam itu.

Aku pun juga tidak percaya dengan cerita Hana dan Jimin saat dia benar-benar membopongku secepat mungkin membawaku kerumah sakit waktu itu. Bukannya aku tidak percaya . Hanya saja itu sangat-sangat susah dipercaya. Mengingat dia sangat terluka karna ku dan sangat membenciku.

Aku terkejut dari lamunanku saat dia melemparkan sesuatu.

Sebuket bunga. Dia memberi ku sebuket bungan Mawar, lebih tepatnya dia melempar kan sebuket bunga Mawar tepat ke wajahku.

Dia menarik kursi secara kasar dan duduk disamping tempat tidurku.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku.."

Yaampun sebenarnya ada apa dengannya. Dia mabuk atau apa?

"Kenapa kau diam saja..?"

"Apapun yang ingin kau lakukan padaku. Tolong tunggu sampai aku benar-benar membaik atau keluar dari rumah sakit.."

Kulihat Hoseok tertawa kecil. "Sekejam itu kah aku.."

Iya. Kau kejam Tuan Juan dan kau masih bertanya. Dia berdiri kasar membuatku terkejut. Dia menatapku lebih tajam dari sebelumnya dan membuatku takut tentu saja.

Tiba-tiba Hoseok menunduk dan mengangkat tubuhku.

"Yak! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!! " ucapku lumayan keras. Beruntung aku sudah tidak menggunakan infus lagi atau tidak tanganku sudah berdarahan karnanya.

"Diam saja, kalau kau tidak bisa diam akan ku banting tubuhmu kelantai dengan kuat biar remuk.."

Lihatkan...... dia kejam.... aku takut. Tentu saja. Dengan kondisiku yang seperti ini. Jika aku sehat mungkin aku sudah memukul wajahnya.

Short Story With J-HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang