.
.
'BRUKK..'"APA ALASAN KALI INI?!! ADA KERJA KELOMPOK?!..APA SETIAP HARI KAU KERJA KELOMPOK..!!!"
Terdengar berkali-kali suara hantaman yang keras dan tangisan seorang yeoja yang tersudut dalam kegelapan.Tiinn...Tinn../ suara klakson mobil terdengar dari luar. Menghentikan penganiayaan yang sedang terjadi.
"Kau akan selamat malam ini anak bodoh..!!"
Yeoja paruh baya yang berdandan cantik itu keluar dari rumahnya meninggalkan seorang yeoja lain yang meringis kesakitan. Dan kali ini dia tertawa.
"Dasar Jalang.. alasan lainnya adalah aku tidak mau menjadi anak dari seorang jalang sepertimu.."Chanyoung naik kekamarnya. Membersihkan dirinya untuk bersiap-siap tidur dan sekolah besok. Iya. Chanyoung. Yeoja yang selalu menjadi mangsa empuk untuk disiksa setiap Ibunya melihat wajahnya. Bahkan tanpa alasan pun Ibunya akan tetap memukul dan menendangnya. Itulah kenapa Chanyoung selalu pulang larut. Berharap Ibunya sedang tertidur karna pengaruh alkohol atau sedang diclub malam dan berbuat nista seperti biasanya. Bagaimana dengan seorang Ayah? Mungkin dia sudah lupa. Tapi dia merindukan sosok itu. Sosok itu pasti sedang mengurusi berbagai macam kasus yang melanggar hukum sekarang. Ya. Ayahnya seorang polisi. Sosok yang dirindukan Chanyoung. Haruskah?. Bahkan sosok yang dirindukannya itu lebih mengerikan dari Ibunya.
.
.
.
"Chanyoung..!!" Hoseok terengah-engah. Mungkin karna menaiki tangga yang cukup tinggi untuk keatap sekolah. Yang dipanggil hanya fokus kebuku gambarnya. Melukiskan pemandangan indah yang nampak dari atas sekolah. Hoseok duduk disebelah Chanyoung."Chanyoung!!!...Chanyoungie...!!! Lihat aku..!!"
"Pergilah Jung Hoseok aku sedang ingin sendiri.." ucap Chanyoung yang selalu lembut dengan Hoseok. Walau kali ini nadanya sedikit dingin. Bahkan dia tidak menatap Hoseok sekali pun. Akhirnya Hoseok pun merampas buku gambarnya kasar. Dan tebakan Hoseok benar. Akhirnya Chanyoung melihat kearahnya.
"Kenapa wajahmu? Dan tanganmu? Dan..apa masih banyak lagi memar ditubuhmu?!" Hoseok memegang bahu Chanyoung kasar dan Chanyoung pun meringis menahan sakit.
Alasan kenapa Chanyoung menghindari Hoseok hari ini adalah karna dia tidak ingin Hoseok cemas seperti ini. Bukan hanya hari ini, tapi juga hari-hari yang sudah berlalu.
"Siapa yang melakukannya padamu Chanyoungie? Jawab aku!!" Gertak Hoseok kasar. Hoseok selalu mendengar alasan tak masuk akal setiap Chanyoung memiliki memar ditubuhnya. Tentu Hoseok tidak percaya. Chanyoung terkejut karna kemarahan Hoseok, Chanyoung mengalirkan air matanya dan segera menghapus kasar air matanya. "Aku tidak apa Hoseok..kemaren hanya....""Jatuh dari kamar mandi?! Dari sepeda?! Dari tangga?! Itu tidak mungkin!!"
Chanyoung terdiam."Memar-memar diwajahmu ini saja seperti bekas pukulan..! Jawab aku dengan jujur Chanyoung-ah!!" Hoseok tambah menaikkan nada bicaranya. Seperti menghakimi Chanyoung yang bahkan sudah terpuruk. Yah. Andai Chanyoung hidup didunia fiksi yang dia buat sendiri. Bebas dari siksaan batin maupun fisik yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya.
"Kau sama sekali tidak mengerti Hoseok. Dan kau tidak akan pernah mengerti.." Chanyoung masih berusaha untuk lembut sembari menahan air mata. Kali ini Hoseok yang terdiam. Menatap Chanyoung yang menunduk. Hoseok berpikir tidak seharusnya dia memarah-marahi Chanyoung tadi. Tapi dia sangat khawatir. Hoseok mengusap surai Chanyoung lembut. Chanyoung pun meringis pelan. Hoseok yang menyadarinya melepaskan tangannya dari kepala Chanyoung. Lemparan sebuah vas bunga berbahan porselin tadi malam menyisakan sakit yang teramat dalam dibagian puncak kepala Chanyoung. "Mianhae Chanyoungie.." Hoseok memeluk Chanyoung dengan lembut berharap dia tidak menyakiti Chanyoung lagi setiap sentuhannya.
"Aku berjanji akan terus menjaga dan melindungimu sebisaku.. aku janji.."Chanyoung sudah mendengar itu beberapa kali dari Hoseok saat melihat dirinya seperti ini. Berharap bahwa Hoseok adalah pahlawan yang selalu dia impikan. Tapi kenyataannya dia juga tidak bisa menyalahkan Hoseok kalau Hoseok tidak menepati omongannya itu. Hoseok juga manusia biasa.
Hoseok melepaskan pelukannya lembut kemudian menangkup kedua pipi Chanyoung yang basah. Menatap kedua manik Chanyoung lembut dan mengecup keningnya. Hal itu membuat Chanyoung sedikit terkejut karna selama ini Hoseok tidak pernah melakukan hal itu.
.
.
.
TbcMaaf banget telat update. Author nya lagi sibuk banget ngurusin masuk kuliah. Enjoy 😌

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story With J-Hope
Hayran KurguAyo istri-istrinya J-Hope mampir. No plagiat please. Asli buatan author. Mohon maaf jika ada kesamaan cerita mungkin author terinspirasi dari ff yang pernah author baca sebelumnya.