Danger 2

372 50 7
                                    

Hari ini Hoseok mengajakku ke Taman bermain. Dia terlihat sangat bersinar dengan senyumannya dan 'lumayan tampan juga' bagiku. Dengan pakaiannya yang memakai kemeja putih polos dan celana pendek selutut berwarna hitam.

Dia menyapaku dengan senyum manisnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu" ucapnya sembari tersenyum miring.

"Aniya...aku-...."

Tanpa menyelesaikan omonganku Hoseok menarik tanganku untuk menelusuri wahana-wahana yang terlihat seru.

Pertama kita bermain tembak sasaran dimana saat kita melempar sesuatu dengan bola dan kena sasaran kita bisa mendapat hadiah. (Author nya gatau itu permainan namanya apa 😂🔫)

Hoseok membayar permainan itu. Aku hanya mengikuti nya. Tingkahnya seperti anak lelaki kecil yang sangat manis dan bersemangat. Aku menyunggingkan sedikit sudut bibirku melihat tingkahnya itu.

Dia mengenai sasaran telak beberapa kali dan mendaptkan boneka beruang warna pink.

"Ini untuk mu.." dia tersenyum lagi. Aku pun menerimanya walaupun warna pink bukan warna kesukaanku.

"Kenapa? gak suka?"

"A-aniya...kau sudah susah payah mendapatkan nya untukku.. aku suka.." aku mengambil boneka dari tangannya dan memeluk boneka itu gemas.

Aku melihatnya tersenyum lagi.

"Bagaimana kalau sekarang kita beli permen kapas... kau mau?" Ucapku. Hoseok mengangguk.

Kami membeli 2 permen kapas. Kami menikmatinya sambil jalan-jalan keliling.

Sampai aku baru menyadari wahana yang paling aku suka.

Roller coaster.

"Hoseok.... ayo kita naik ituu..." ucapku menunjuk wahana ekstrim itu semangat.

Wajahnya terlihat sangat tegang dan tidak enak.

"Gwenchana? Kau sakit?"

"Andwe.." dia menggeleng.

Aku tersenyum.

"Kau takut yakan...." ucapku menggodanya.

Wajahnya berubah menjadi sangat jelek. Aku berusaha menahan tawaku.

"Ng...Gak...aku gak takut. Ayo kita naik"

.
.

"Huuekkk....."

Aku menepuk-nepuk punggungnya.

"Seharusnya kau gak usah memaksakan diri"

"Habisnya kau mengejekku"

Aku tertawa kecil.

"Tuh kan..."

"Enggak...bukan begitu maksudku.. Ya Tuhan kau manis sekali..." ucapku tanpa sadar dan masih tertawa.

Hoseok melihat ku dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Aku memalingkan wajahku agar tidak melihatnya.

"Ayoo kita beli es krim.." ucapku pergi.

"Yak...tunggu.."

.
.
.
.
[Hoseok Pov]

Hari ini hari yang menyenangkan. Perasaan yang sudah lama tidak kurasakan datang kembali. Aku tidak ingin itu hilang lagi. Aku menggenggam tangan kecilnya. Dia terkejut dan melihat kearahku bingung. Entah ada apa dengan ekspresi bingungnya itu.

"Hei (y/n) , aku ingin mengatakan sesuatu padamu..."

Aku melihat (y/n) yang diam melihatku.

"Hoseok-ah sebenarnya ak-"

"..terima Kasih karna telah berani mengajakku kencan.. seharusnya aku yang begitu.."

"...aku yang mengajakmu kencan, aku yang menyatakannya.. bukan kau..."

(Y/n) mengernyit kan dahinya.

"Wae? Apa ada sesuatu diwajahku? Apa aku salah bicara?"

"Hoseok ak-"

"Dengan (y/n) lain kali biar aku yang katakan... ayo kita berkencan lagi dan..."

"..kurasa aku........ mencintaimu"

.
.
[Normal Pov]

(Y/n) membulatkan matanya. Perasaan aneh, deg-degan dan segala macam perasaan tercampur aduk di hati dan pikirannya.

Dia ingin menjelaskan nya daru awal. Dia ingin jujur dari awal sebelum semua nya terlambat. Sebelum yang dia prediksikan itu terjadi. Dan terjadilah.

Apa dia bisa menyalahkan Hoseok karna setiap dia ingin jujur dan menjelaskan hal sebenarnya Hoseok selalu memotongnya? Bagaimana dengan menyalahkan dirinya sendiri yang tidak seharusnya mengikuti permainan dan tantangan konyol yang berakhir dengan memainkan perasaan orang lain.

Hoseok mencintainya setelah kencan 2 hari ini. Kencan yang seharusnya berakhir hari ini. Sesekali pertanyaan muncul dipikirannya.

'Bagaimana denganmu? Apa kau juga mencintainya?'

Tapi mencintai dalam waktu 2 hari. Kau yakin dia benar-benar mencintaimu?

Pikiran (y/n) sedang terhambur sekarang.

Bukankah lebih baik sekarang dia menjelaskan semuanya?

"Yak? Gwenchana?" Ucap Hoseok menghambur lamunan (y/n).

(Y/n) menatap kedua manik Hoseok yang tidak terlihat sedikit kebohongan dan hanya melihat ketulusan dan kekhawatiran didalamnya.

'Kau harus jujur (y/n) sebelum semua terlambat dan akan lebih menyakitinya..'

Satu-satunya namja yang pernah (y/n) kencani. Satu-satunya namja yang membuat 2 harinya menjadi menyenangkan. Seumur hidupnya.

"Hoseok tolong dengarkan aku.."

Hoseok menatap (y/n) serius sekarang. Tatapan yang (y/n) sedikit takut.

"..aku mengikuti permainan bodoh yang membuatku harus mengajakmu kencan selama dua hari.. sebelumnya aku benar-benar minta maaf..aku berusaha menjelaskan padamu dari awal tap-"

Hoseok yang tadi menggenggam tangan (y/n) pun melepaskan genggaman nya.

Hoseok tersenyum miring.

"Sudah kuduga...sebenarnya apa yang selama ini kuharapkan dari kalian para wanita yang ingin berkencan dan menjadi kekasihku?...."

"...Ternyata kau sama seperti yang lainnya (y/n)"

"Apa? Bukan...maksud ku...aku bahkan gak bermaksud... Hoseok-ah...."

Hoseok pergi meninggalkan (y/n) sendiri.

(Y/n) merasa sedikit ngilu didadanya. Entah mengapa.

Apa hubungan mereka hanya sampai disini?

Siapa yang sebenarnya harus disalahkan dalam semua ini?

.

Tbc

Hai i'm back :"
Maaf ya nunggu lama ..
Author nya sudah mulai kuliah dan banyak tugas, tapi janji tetep update kok cuman ya kalo updatenya agak lama sorry ya :"
Tetep stay yah ..
Sayang kalian unch 😘

Short Story With J-HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang