[Normal Pov]Seorang gadis sedang berputar-putar sambil tersenyum riang. Pipinya memerah dan dia tersenyum. Hatinya sedang berbunga-bunga sekarang. Hatinya sedang bahagia. Sampai dia sadar bahwa kebahagian itu tidak akan lama. Tapi dia tak peduli. Dia hanya merasakan kesenangan sekarang. Mengingat beberapa waktu yang lalu.
.
"Aku mencintaimu.. "Gadis itu terdiam.
"..jadi apa kau mau jadi milikku?"
Dia mengangguk senang. Jantungnya terasa ingin menembus dadanya.
"..kalau begitu kita langsung menikah saja..."
.
.
Mengingat itu semua membuat seorang Chanyoung tidak bisa berhenti tersenyum. Ini untuk yang pertama kalinya dia merasakan semua ini."Ingat pulang juga ya kau anak bodoh!" Ucap dingin seseorang yang dalam sesaat mengubah perasaan bahagianya. Seseorang yang Chanyoung ingin hindari, seseorang yang Chanyoung tidak ingin kan, seseorang yang Chanyoung harapkan tidak pernah ada. Ibunya, Nyonya Kim.
Plakk!
Satu tamparan kasar mendarat dipipi kiri Chanyoung sampai jatuh tersungkur.
"DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG! AKU SAMPAI HARUS MEMBELI MAKAN DILUAR DAN MEMBERSIHKAN RUMAH SIALAN INI !! KALAU KAU MAU PERGI DARI SINI SETIDAKNYA URUSI IBUMU INI DULU SAMPAI MATI DASAR ANAK DURHAKA!!!" Ucap Ibunya penuh amarah sambil menendang-nendang tubuh Chanyoung kuat berkali-kali.
'SRETT'
Nyonya Kim menarik rambut Chanyoung kuat. Chanyoung menangis tak kuasa menahan sakit. Sudut-sudut bibirnya berdarah. Bahkan dia terlihat benar-benar lemah sekarang. Tapi itu tidak menghentikan seorang Nyonya Kim yang kejam.
"Kau kira dengan menangis bisa membuatku kasihan dengan mu eoh? Kau pantas dihukum anak bodoh.."
'Hupp..
Sebuah cengkraman kuat menghentikan tangan Nyonya Kim yang ingin menyiksa Chanyoung lebih lanjut.
Mata besarnya melihat ke arah seorang pria tinggi yang sedang menatapnya tajam.
Jung Hoseok. Chanyoung melihat seorang Jung Hoseok.
Hoseok mendorong wanita paruh baya jahat itu sampai terjatuh. Dan saat Hoseok berpikir dan mulai ingin memberi pelajaran pada Nyonya Kim tangan kecil dan bergetar Chanyoung menahannya. Hoseok melihat wajah penuh lebam dan air mata gadisnya itu.
Hoseok sengaja mengikuti Chanyoung untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi setelah saat dia pulang sekolah, jaga-jaga jika ada preman atau hal-hal yang menyakitinya. Tapi tidak di sangka-sangka, hal yang menyakiti Chanyoung adalah Ibunya sendiri.
Hoseok melihat kembali kearah Nyonya Kim.
"BERANI KAU MENYENTUH NYA LAGI, AKU TIDAK AKAN MENGAMPUNI MU.. SIAPAPUN DIRIMU!!" ancam Hoseok.
Hoseok membantu Chanyoung berdiri dan membawanya pergi meninggalkan Nyonya Kim yang syok.
.
.
Hoseok membawa Chanyoung ke apartemen nya dan mendudukan Chanyoung di sofa. Hoseok berlari mencari kotak obat dan lekas kembali.Belum Hoseok mengobati luka-luka Chanyoung, Chanyoung menangis keras.
"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau melakukan itu?!... " ucapnya sambil menangis.
"Apa yang harus kulakukan sekarang, saat aku pulang lagi nanti dia akan benar-benar membunuhku!!"
"Tidak! Kau tidak akan pulang kesana lagi.. aku tidak akan membiarkanmu tersiksa lagi.. "
"Dasar kau bodoh!!" Pekik Chanyoung. Hoseok melihat wajah Chanyoung yang terlihat sedang kesakitan luar maupun dalam.
"..bagaimana dengan sekolahku?! Dimana aku akan tinggal? Dimana aku akan makan dan tidur?!!! Dia itu Ibuku Jung Hoseok! Ibu ku!! Dia satu-satunya yang kupunya seburuk apapun dirinya.." Chanyoung menutup wajahnya.
Ya. Dia memang ingin bebas dari Ibunya itu. Namun dia tidak bisa pergi begitu saja kan. Itu yang dipikirkannya.
"Aku akan menanggung semuanya"
Suara itu membuat Chanyoung melihat ke arah Hoseok. Dia tersenyum sinis.
"Berhenti lah menjadi bodoh Jung Hoseok.. kau pikir semua ini gampang eoh?!" Lanjut nya.
"Aku sudah berjanji akan terus menjaga dan melindungimu (Hero 2) apa kau lupa?"
"Apapun yang terjadi padamu Chanyoungie, aku akan menjadi pahlawanmu..aku akan berusaha untukmu.. "
Chanyoung menatap mata Hoseok.
"..sekarang jangan pikirkan apapun. ayo kita obati luka-lukamu, kalau perlu kita kerumah sakit. Aku akan mengurus semuanya.."
Chanyoung memeluk Hoseok erat. Hoseok yang awalnya terkejut membalas pelukan gadisnya itu hangat.
.
.
.
Sudah 1 tahun berlalu. Chanyoung tinggal bersama Hoseok. Mereka sudah lulus sekolah dengan prestasi yang sangat baik. Masa depan yang cerah sudah ada didepan mereka. Kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik karna kerja part time mereka. Bahkan sebenarnya melebihi kebutuhan mereka. Jadi mereka bisa menabung untuk biaya kuliah."Chanyoungie..jadi sekarang aku boleh melamarmu?"
"Tidak. Kita harus kuliah dulu.."
"Aihhh wae?! Teman-teman ku sudah banyak yang punya anak duluan.. "
"Pikiranmu itu jauh sekali ya!"
"Tentu saja, tinggal berdua dengan kekasihku yang cantik ini selama satu tahun gimana gak mikir yang jauh!"
Chanyoung memukul kepala Hoseok.
"Tunggu tiga tahun lagi saja ya.."
"APA?! ITU LAMA SEKALI!!"
Chanyoung tertawa kecil melihat Hoseok yang frustasi ingin cepat-cepat menikah itu.
Pahlawan. Siapa yang membutuhkan pahlawan. Chanyoung sudah memiliki Hoseok. Dia tidak memerlukan pahlawan lagi.
.
.
.
The endUdah. Habis. Hero selesai 👏👏👏
Akhirnya wkwk. Sorry for the typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story With J-Hope
FanfictionAyo istri-istrinya J-Hope mampir. No plagiat please. Asli buatan author. Mohon maaf jika ada kesamaan cerita mungkin author terinspirasi dari ff yang pernah author baca sebelumnya.