"Hm, Dias..." Panggil Suri pada anak lelaki yang sedang duduk sambil mengayunkan kakinya dipinggiran rumah pohon
Sementara anak lelaki itu hanya memandang tak peduli dan menggigit eskrimnya
"Aku duduk disini ya?"
Diasnya benar-benar tidak peduli walaupun Suri mau terjun bebas juga sepertinya dia tetap akan menonton pertunjukan terbang tinggi dari atas pohon itu.
"Tadi Jesara bilang sesuatu sama aku"
Hanya lirikan mata kecil yang anak lelaki itu berikan, tapi beberapa detik kemudian dia menggigit eskrimnya lagi
"Dallas mau pergi ya?"
Sekali lagi, anak laki-laki itu hanya melirik tak peduli.
Suri mengadahkan kepalanya, memandang pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sepertinya Dias dan Dallas tidak begitu dekat. Menurutnya, entahlah. "Kenapa Dallas pergi?"
Bukan urusan anak lelaki itu jika Dallas pergi, bukan urusannya karena orang tua mereka yang membawa pergi Dallas. Juga bukan keinginan Dallas untuk ikut pergi.
"Kamu gak deket sama Dallas ya, Yas?"
Hembusan angin dan kicauan burung memenuhi sekitar mereka. Tak ada jawaban hingga anak lelaki itu menatap Suri.
Suri masih mengedarkan pandangannya pada pohon-pohon tinggi disekitar mereka. "Aku juga, jauh sama adik-adik aku"
"Kamu punya adik?"
"Ssshhhh. Ini rahasia kita ya Dias" Suri tersenyum dengan jari telunjuk di depan bibirnya
Manis sekali. Suri terlihat manis dan imut disaat bersamaan. Untuk sesaat, ada rasa berbeda yang anak lelaki itu rasakan. Kenyamanan. Suri membuatnya nyaman, setidaknya ada satu orang yang membuatnya nyaman dan duduk dengan tenang.
"Adikku perempuan, laki juga ada. Yang perempuan itu cantik banget tapi galak, kayak Dallas. Hihihi mungkin aku ramah mirip kamu kali ya"
Anak lelaki itu mengernyit. Sejak kapan mereka berdua jadi mirip? Lucu. Tapi anak lelaki itu memilih untuk mendengar kelanjutan cerita Suri yang tampak memilin-milin jarinya
"Yang laki itu pendiem, baru masuk SD juga. Tapi kita jarang ketemu. Kalau Ayah bikin acara, cuma aku yang dibawa"
"Kenapa?"
"Gak tau. Mungkin karena tinggalnya jauh"
Anak lelaki itu terdiam. "Kamu punya mama lain?"
Suri terkejut, mata kecilnya mengunci anak lelaki disampingnya ini. "Kamu tau?" Bagaimana mungkin ada anak lain yang tahu mengenai seluk-beluk keluarganya yang rumit.
Anak lelaki itu tersenyum penuh arti, "Aku juga"
Suri memandang tak percaya. Mamanya hanya mengenalkan Clarin Hugo sebagai ibu dari sikembar. Tidak mungkin kan kalau ada Mama Dias dan Dallas yang lain.
"Mama Clarisa"
Suri menautkan alisnya, ah, kembaran Tante Clarin. "Oh, tapi itu kan mamanya Jesara"
"Mamanya Jesara, mamaku juga. Mamaku, mamanya Jesara juga"
"He?"
Anak lelaki itu tersenyum, "Mereka kan kembar, Kita juga punya kakak laki"

KAMU SEDANG MEMBACA
FLURRY
General Fiction5 deadly sins of relationship: Level 2 DOUBT Warning, mature content. 21+++ allowed. Cerita untuk 18+++ mengandung unsur dewasa dan bahasa tidak senonoh. please be patient for the update