1 minggu yang lalu
"Kalau mau cerai, pulang ke Indonesia dulu"
Dallas menghela nafas kemudian terdiam, tidak menanggapi ucapan gadis di seberang sana yang sedang menunggu ucapannya, mengenai keputusan perceraian mereka
"Iya, nanti pengacara aku yang urus semua. Gimana sama Kay?"
Gantian Inge yang menghela nafas dengan gusar, "Gitu. Kamu gimana? Dias disini sudah mulai kayak yang kamu bilang. Mungkin aku bisa diem tapi ini... Aku takut sih, kalau kamu kenapa-napa"
Dallas melirik kamar disebelahnya yang sedang mengeluarkan cahaya temaram, "It's okay. Aku bisa handle semuanya"
"Kamu pasti berat ngadepin ini sendirian. Ada aku, kamu bisa cerita sama aku"
"Inge..." Dallas menghela nafas kemudian memejamkan matanya, "Perjanjiannya sampai kamu nemuin right mannya kan? Udah ada Kay"
Inge hanya terdiam, benar kata Dallas. Mereka hanya menikah diatas kertas, bukan berarti mereka harus menikah selamanya. "Tapi kita masih bisa jadi temen"
"Aku sayang kamu"
Inge terdiam
"Keadaan aku emang gak gampang. Papa sama Mama gak kenal sama aku. Tapi kamu tau siapa aku"
Inge menyadari nada getar yang menyembunyikan kesedihan mendalam yang dipendam lelaki itu. Ingin sekali Inge memeluknya, hanya saja jarak yang memisahkan mereka membuat Inge hanya dapat menghela nafasnya
"Cuma kamu, yang tau aku gimana selama ini"
Inge mencoba tersenyum, walaupun sadar lelaki itu tidak bisa melihatnya, "Makanya kamu pulang ya? Aku temenin kamu disini... Kamu kesini, supaya Dias tau kalau kamu ada disini"
"Minggu depan, mungkin aku disana. Tapi aku gak bisa jamin keadaan bakal baik-baik aja"
"Jangan gitu. Kamu berhasil selama ini, sebentar lagi ya? Kalo kamu mau perceraian kita lancar, kamu harus pulang. Atau kamu mau tahan-tahan aku ya?"
Dallas terkekeh pelan ketika Inge berusaha melontarkan candaannya, "Kalau aku bisa tahan kamu, aku juga mau. Tapi kamu udah punya orang. Aku bisa apa?"
Inge menghela nafas, "Kamu sadar gak sih? Kamu sendiri sebenernya bisa bikin aku jatuh cinta sama kamu. Tapi kamu selalu menjauh, kamu bikin aku deket sama Kay. Aku heran sama kamu"
"Karena aku gak bisa jamin, Inge..."
Mereka terdiam. Bahkan Inge tidak berusaha menenangkan Dallas yang sudah mulai frustasi
"Aku gak bisa jamin kapan kegilaan ini berakhir. Kamu tau kan? Kalau dia mati, aku mati. Mama berusaha bunuh aku. Mama berusaha nyingkirin aku padahal aku anaknya. Sementara Papa? Dia lebih milih ngirim jauh anaknya, bahkan gak pernah nengokin. Sekalinya aku balik, cuma bikin salah satu diantara kami gak baik-baik aja"
Inge semakin menunduk, menghela nafas dan tentu saja merasa iba pada apa yang dialami Dallas
"Makanya aku gak bisa buat memiliki kamu, Inge. Aku cuma bisa jaga kamu dengan cara ini sementara Kay dengan caranya"
"Aku tau. Aku dulu pernah sayang sama kamu. Tapi kamu pergi. Kamu yang pilih buat lari. Bukan keadaan yang bikin begitu..."
Dallas terdiam, melirik sekali lagi ruangan sunyi di dekatnya yang menampakan cahaya lampu berbentuk bintang-bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
FLURRY
Ficción General5 deadly sins of relationship: Level 2 DOUBT Warning, mature content. 21+++ allowed. Cerita untuk 18+++ mengandung unsur dewasa dan bahasa tidak senonoh. please be patient for the update