Fibrils

3.7K 241 42
                                    

1 minggu

Eva menunduk dihadapan mantan mertuanya. Malu. Semua usaha yang dia lakukan berbalik melawannya. Baik Dias maupun Dallas sangat sulit ditaklukan. Eva tidak menyerah, hanya saja lelaki itu yang melepaskannya. Enggan menyeretnya lebih jauh dalam masalah keluarga mereka. Alasannya sederhana, Eva masih muda. Masih harus melanjutkan sekolahnya.

Wanita paruh baya itu tampak berpikir, tenang tapi ada badai di dalam pikirannya. Dia benar-benar tidak bisa mengendalikan anak-anaknya. Membuat Ibu itu merasa gagal menjadi orang tua untuk mereka. Sejak kapan dia menjadi orang tua si kembar?

Mantan menantunya juga sama saja. Tidak bisa merubah keputusan apa yang sudah ditetapkan pengadilan karena laki-laki itu bersikukuh untuk melepaskannya. Eva yang mulai mencintai Dallas, hanya bisa terdiam menatapi apa yang sudah terjadi.

"Mama minta maaf karena jadi begini..." ucap wanita itu tulus dan menggenggam tangan Eva

Eva tersenyum samar, "Gak apa-apa Ma, Dallas sudah bilang alasannya?"

Clarin menggelengkan kepalanya, "Dia pernah kasar sama kamu?"

Gadis itu tersenyum dengan lembut, "Dia laki-laki yang baik, Ma..."

Clarin meneguk salivanya lalu memandang cemas Eva.

Gadis ini tahu, Clarin masih takut kepada Dallas. Entah karena apa.

"Kamu pasti bingung ya?"

Eva mengangguk kemudian membalas menggenggam tangan Clarin, "Sebenarnya, Mama kenapa sama Dallas? Dari yang aku lihat, Mama juga sayang sama Dallas..."

Clarin menghela nafas, "Saya sudah bikin salah sama dia... Salah saya akhirnya dia harus mengalami semuanya..."

Mereka terdiam cukup lama. Eva yang mengusap bahu mantan mertuanya dan Clarin yang menerawang jauh. Mengingat apa yang mereka lakukan.

"Apa itu yang jadi pemicu Dallas suka kambuh?"

Clarin mengangguk dan tersenyum samar. "Saya takut. Mereka begitu mirip..."

"Mereka kan kembar, Ma..." kata Eva pelan berusaha mengingatkan satu fakta yang membuat Clarin semakin menyamarkan senyumnya

"Kalau kamu bisa membawa Dallas sembuh, Mama harap rahasia ini cukup membantu"

Eva mengernyitkan dahinya, "Apa Ma?"

"Dallas itu, bukan anak saya..."

...

Sophia mengetukkan jarinya dengan tenang ke atas meja. Dihadapannya ada laki-laki tampan dengan angkuhnya menatap dirinya kemudian tersenyum dengan penuh kemenangan.

Setelah beberapa kali meneliti pandangannya ternyata dia bisa juga membenarkan ucapan Julian mengenai sepupu lelaki itu yang sinting.

"Jadi? Tuan Hugo akhirnya kita ketemu juga..."

Dallas terkekeh pelan kemudian mendecak, menatap gadis yang dengan angkuhnya duduk dihadapannya tidak menyadari betapa memuakkannya gadis itu untuknya. "Gue tau semua rencana busuk lo itu"

FLURRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang