3 hari
"Dia bilang sama Om, permainan gak masuk akal itu..."
Dias termenung di kursinya. Semenjak apa yang dilihatnya beberapa hari lalu membuatnya cukup khawatir, "Bener kan dugaan aku, Om?"
"Om juga khawatir sama kondisi kamu, Dias"
Lelaki itu tak bergeming. Dia sibuk memikirkan semua obrolan dan kejadian akhir-akhir ini semenjak kembalinya dari London.
"Om rasa kamu juga harus mulai konsultasi penuh lagi. Selama ini kamu juga sudah hidup sebagai Dallas, dan Om sudah lihat kalau kepribadian kamu berubah mengikuti sifat Dallas yang sebenarnya...
"Kamu anak periang, Dias. Sekarang,,," pria hampir baya itu menghela nafas lalu memandang iba pada keponakannya, "Sekarang kalian seperti anak yang tertukar. Kembar pula. Tapi bedanya, saudara kamu itu parah sekali..."
"Dia inget semuanya, Om. Dia tau siapa dia. Aku takut dia memanfaatkan dengan baik situasi ini"
"Dias... Saudara kamu bukan ingat apa yang terjadi..."
Dias memandang menuntut penjelasan, "Maksud Om?"
"Alasan kenapa Inge menyuruh kamu cepat pulang bukan untuk mengurus perceraian. Sebenarnya, inge sudah menyadari gelagat Dias dari beberapa bulan belakangan ini. Dan Om juga sudah menyadarinya semenjak meneliti beberapa orang yang dekat dengan kembaran kamu..."
Dias menghela nafas, tidak ingin menyela ucapan dari pria dihadapannya
"Dallas membangun karakter kamu dihidupnya"
Seharusnya, Dias sudah menduga hal itu semenjak melihat gelagat kembarannya yang menyapanya sejak pertama kali mereka bertemu.
"Dallas bukan hilang ingatan tapi dia memang benar-benar membangun 'kamu' di dalam dirinya. 'Kamu' adalah pertahanan diri dari Dallas..."
Dias memandang dan menghela nafas kemudian
"Dallas membutuhkan kamu yang sebenarnya, bukan ilusi yang muncul dari otaknya"
...
1 hari
"Jadi kan ya, Pak Dias itu sering banget minta dipanggilin Zayn, Disandra, Tanya, Kirana, padahal ya pak saya bingung itu siapa" jelas Maudy dengan antusias kepada Dokter Jo yang sudah memanggilnya siang itu
Dias dan Suri juga Eva sedang duduk dibangku lain mendengarkan dengan seksama penuturan Maudy yang selama ini menjadi asisten 'Dias' atau mari kita sebut saja Dallas yang sebenarnya
"Maksud kamu, dia merasa memiliki asisten lain?"
Maudy mengangguk dengan cepat, "Awalnya saya kira dia mau panggil zainudin di pantri, karyawan ob itu. Pas saya bawa ke ruangan, Pak Dias marah, gini katanya
'Kamu ya Maudy?! Saya bilang tuh, Zayn. Saya maunya Zayn!'
Terus saya bingung, ya saya sautin aja Pak Dias, 'Pak! Sejak kapan bapak baik banget mau ngedatengin Zayn Malik ke kantor kita?! Oh, My Allah!'
Eh, terus Pak Dias nepok jidat. Dia bilang dia punya supir gitu namanya Zayn. Langsung aja saya bilang
'Pak Dias selama ini gak punya supir. Asisten bapak cuma dua. Bapak nih mabok lagi ya' soalnya kan biasanya Pak Dias juga suka cek-cek minuman gitu
Terus saya disuruh cuti seminggu sama Pak Dias. Alias skorsing" kemudian Maudy mengakhiri ceritanya dengan mendengus kesal mengingat betapa menyebalkannya bos yang dia miliki dan kepribadian Dallas yang menyebalkan dan merepotkan perempuan cantik ini
KAMU SEDANG MEMBACA
FLURRY
General Fiction5 deadly sins of relationship: Level 2 DOUBT Warning, mature content. 21+++ allowed. Cerita untuk 18+++ mengandung unsur dewasa dan bahasa tidak senonoh. please be patient for the update