Setelah semuanya telah menjenguk Venus, dan teman-teman Mars dan juga teman-teman Venus pulang karna hari sudah semakin gelap dan matahari siang pun sudah tidak menampakan sinarnya.
Mars pun masuk ke dalam ruangan Venus yg sudah di pindahkan beberapa jam yg lalu dan Venus yg masih tidak sadarkan diri. Mars menatap Venus dengan sendu, ia duduk di bangku sebelah ranjang Venus dan menggenggam tangan Venua lembut.
"Maaf" ucapan yg pertama kali Mars ucapkan setelah sedari tadi ia seperti patung, diam dan tak bersuara.
"Maaf karna gue lu jadi kaya gini" ucap Mars panjang.
"Bangun Ven, gue kangen lo" ucap Mars lagi.
Tiba-tiba tangan Venus bergerak sedikit dan membuat Mars menyunggingkan sedikit senyumannya,ia memanggil orang tuanya yg berada di ruang tunggu depan, dan juga ia memencet tombol pemanggil dokter.
Tak berapa lama Farensa dan Elang masuk beserta Dokter dan suster lainnya,
Venus pun membuka matanya perlahan dan mengerjap menyesuaikan sinar lampu yg menyorot padanya.
Dokter pun memeriksa Venus dengan teliti dan suster-suster sibuk berkutat dengan alat tulisnya juga peralatan yg di pakai Venus seperti infusan dan oksigen.
"Apa yg anda rasa?" Ucap Dokter pada Venus.
"Bagian tubuh belakang saya sangat sakit sekali dok, dan begitu saya ingin menggerakan badan saya untuk mencari posisi nyaman, malah saya tidak bisa bergerak sekalipun hanya bisa kepala dan tangan saja, selainnya tidak bisa, kenapa ya dok?" Jelas Venus, dan Mars hanya menatap Venus dengan tatapan bersalahnya namun tetap terlihat datar.
"Maaf sebelumnya, anda mengalami lumpuh sementara--" ucap Dokter terhenti.
"APA?!" Teriak Venus sambil menutup mulutnya dengan tanganya dan air mata di pelupuk matanya sudah menggenang
"Anda mengalami lumpuh sementara akibat pukulan di bagian tubuh belakang anda yg membuat syaraf pergerakan terhambat, namun tenang saja ini hanya sementara kok entah sampai kapan, anda hanya harus melakukan terapi berjalan selama 1 minggu 3 kali, agar proses pemulihan lebih cepat," jelas dokter dan Venus tanpa sadar mengeluarkan air matanya yg sudah ia tahan sejak tadi.
"Baik saya permisi dulu" pamit dokter dan segera beranjak dari ruangan Venus.
Venus menangis dan Mars pun mendekati Venus, Elang hanya memeluk Farensa yg menangis merasakan bagaimana ia berada posisi Venus.
"Gue Lumpuh Mars" ucap Venus sambil menggelengkan kepalanya lemah.
"Gue ga bisa apa-apa" ucap Venus masih menangis deras.
"Gue ga berguna Mars" ucap Venus dan Mars pun mendekap Venus di pelukannya menyandarkan kepala Venus di dadanya.
"GUE GA BERGUNA" teriak Venus sambil memukul dada Mars.
Mars pun memejamkan matanya, ia merasa sedikit sedih melihat Venus terluka dan menangis seperti ini.
Farensa pun menghampiri Venus seraya membelai punggung Venus memberi kekuatan untuk Venus yg sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
"Venus ga boleh putus asa" ucap Farensa.
"Tapi Venus ga bisa apa-apa bund" ucap Venus masih dengan tangisnya.
"Venus pernah bilang sama bunda, apapun keadannya walau dalam kondisi tidak memungkinkan sekalipun kita harus tetap bersyukur, entah kita diatas, ataupun kita di bawah, kita harus selalu semangat dan tidak boleh putus asa, karna tuhan akan memberikan jalan kepada hambanya, bila hambanya selalu bersyukur atas pemberiannya," ucap Farensa dan seketika tangis Venus mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dan Mars
Teen Fiction[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum...