VenArs#35

166K 7.6K 566
                                    

Author PoV

Setelah sampai sekolah Venus dan Dean pun berjalan beriringan untuk masuk kekelas, namun saat berjalan di tengah koridor, Dean dan Venus melihat Mars yang sepertinya jalan tergesa-gesa menuju arah...

"Venus kita puter balik," ucap Dean seraya menarik tangan Venus dan membawanya lari memutari lapangan, jauh sih kalau harus muter untuk kekelas, tapi kan yaa demi kesehatan jantung aja, padahal mah di kelas juga bakal ketemu.

"Capek... tau..." ucap Venus sambil terengah-engah, ya bagaimana tidak? Dia harus memutari lapangan sekolah yang luas banget, lari pula!

"Sorry," ucap Dean sambil melempar tasnya di bangkunya. Sedangkan Venus ia masih membungkuk dengan tangan yang bertumpu di lutut dan masih terengah-engah.

"Hhh~ yaudahlah capek banget gue," ucap Venus sambil duduk di tempat duduknya dan menelengkupkan wajahnya di lengannya yang bertumpu pada meja.

"Yaudah, gue mau ke kantin nih, lo ikut ga?" Tanya Dean yang di balas dengan gelengan kepala oleh Venus.

"Kalau gitu gue pergi dulu yak," ucap Dean seraya berjalan keluar kelas, sedangkan Venus, baru saja ia mengeluarkan Hp kesayanganya (dari kekasihnya dulu yang sempat di rusakin putri tapi sekarang udah bener) di ambil seseorang membuat Venus mendengus kesal dan segera menoleh ke orang tersebut dan Venus seketika membelalakan matanya kaget karena orang tersebut adalah...

"MARS?" Pekik Venus dan sesegera mungkin ia mengambil hp nya namun apalah daya karena Mars lebih tinggi Venus tidak bisa mengambilnya karena Mars mengangkat tinggi-tinggi handphone Venus.

"Balikik kek," ucap Venus yang masih berusaha untuk mengambil handphone nya.

"Gak, Venus dengerin ak--"

"Stop! Mending lo diem daripada mulut lo gue garuk pakai penggarap tanah di kebun belakang sekolah,"

"Tap--"

"Gue bilang stop! Untuk denger lo bicara aja gue udah muak! Jangan lo kira selama ini gue diem gue bakalan selalu tunduk sama lo kaya budak!" Venus menunjuk dada Mars dengan jari telunjuknya "sorry gue gak selemah itu, jadi... jangan pernah lo bermain-main sama gue!"

"Lo berhutang budi banyak banget sama orang tua gue Ven, lo gak tau diri ya!"

"IYA! GUE EMANG GAK TAU DIRI! Tapi gue masih punya sopan santun atau patuh untuk orang tua lo, yang bisa ngasih apapun demi kebahagiaan gue, tapi gak untuk lo, cowo brengsek yang gue gak tau kenapa gue bisa sayang sama lo, jangankan kasih apapun, bahagia aja gak pernah," ucap Venus kesal.

"Ven--"

"Udahlah, ambil aja sana handphone gue! Gak butuh," ucap Venus sambil beranjak pergi dari kelas menuju taman belakang sekolah, setidaknya untuk menenangkan diri.

Tapi saat sampa taman belakang, Venus malah meruruki dirinya sendiri, kenapa Venus bilang dia gak butuh handphone itu, padahal mah butuh banget, bukan hanya gak butuh saja, handphone itu sangat berarti dan samgat penting baginya.

Bukan! Bukan berarti ia masih mencintai kekasihnya dulu yang kini sudah berbeda alam, hatinya masih terasa bersama dengan Mars, hanya saja itu adalah salah satu kenangan yang sangat ia lindungi selain teddy bear yang dari mantan kekasihnya juga.

Tapi kan di dalam handphone itu, masih banyak sekali kenangan, entah itu foto-foto, tulisan karya mantan kekasihnya, suaranya bahkan chatannya pun masih ada. (ps : Venus punya handphone dua, yang satu handphone pemberian mantan kekasihnya yang kedua handphone pemberian ibunya tempo lalu.)

Venus pun kembali ke kelas, untuk mengambil handphonenya, saat ia berjalan di koridor, ia melihat Dean sedang membawa beberapa tumpuk buku.

Aha, Minta ambilin aja sama Dean. Batin Venus dalam hati.

Venus Dan MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang