Mentari pagi telah memasuki celah-celah ruang kamarku dan membangunkanku dari mimpi indahku. Begitu juga suara-suara burung merdu.
Aku bangun dari tidurku dan melihat jam di atas nakas, setelah aku melihatnya jam menunjukan pukul 5:00. Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu, segera saja aku ke kamar mandi untuk menjalani rutinitasku setelah selesai aku pun wudhu untuk sholat.
Karena aku disini hanya menumpang, aku pun tau diri. Aku tidak hanya berleha-leha layaknya yang punya rumah. Maka dari itu aku ingin kebawah untuk ngapain saja asal aku disini membantu bunda. entah itu masak nge-pel atau apapun. Walau aku tau disini ada pembantu namun aku juga harus membantu.
Saat aku keluar kamar dan biasanya aku mengintip sedikit kamar mars entah mungkin ini akan menjadi rutinitasku tiap hari hihi, habisnya si Mars kalo nutup pintu engga rapat kan ada celah dikit aku buka saja sedikit.
Saat aku mengintip namun ga ada orang. Aku buka saja pintunya dan ku tongolkan kepalaku. Eh aku melihat Mars sedang membenahi sejadah yg artinya ia habis sholat. Huastaga orang ganteng sholat tambang ganteng dah."Ngapain disitu?" Tanyanya dan membuat aku tersadar dari lamunanku. Hey entah mengapa jika dia ngomong yang sedikit panjang aku selalu seneng bukan main. Kau tau sendiri bukan dia sangat irit bicara?
"E- engga cuma liat doang yaudah kalo gitu gue kebawah daah," ucapku dan langsung kabur ke bawah. Entah mukaku tadi bagaimana saat kepergok ngintip.
Itu memalukan.
Untung saja aku ngintipnya pas dia habis sholat bukan habis mandi. Bisa-bisa aku pingsan di tempat. Bagaimana tidak? bayangkan saja dia habis mandi. handuk dililitkan dipinggangnya dia shirtless trus rambutnya basah dan acak-acakan apalagi air yg menetes dari rambutnya, oh my god sudah jangan di bayangkan bisa-bisa air liur ku menetes.
Saat aku ke bawah aku melihat bunda sedang memasak juga di bantu Bi Iyun. Aku pun ke dapur dan menghampiri mereka yg sedang memasak sepertinya banyak sekali? Ada apa memangnya? Bukankan disini yg tinggal tidak terlalu banyak? Entahlah aku bantu saja.
"Bun ada yg bisa aku bantu?" Tanyaku pada bunda .
"Eh Venus udah bangun, gausah, kamu siap-siap kesekolah aja," Ucapnya.
"Tapi bun waktu sekolah masih beberapa menit lagi kok. Memangnya ada apa bun? Kok bunda banyak banget masaknya. Aku juga kan disini numpang jadi aku gamau asik-asikan kaya yang punya rumah tapi malah yg punya rumah kerepotan. Aku bantu yah bun," ucapku sambil menatap bunda dengan puppy eyes ku.
"Jangan bilang kamu ini numpang, anggap aja rumah sendiri. Iya, bunda masak banyak soalnya sahabat-sahabat bunda mau dateng. Yaudah kalau gitu kamu bantu bunda potongin ini," ucap bunda seraya menyerahkan beberapa bahan dan langsung aku membantu.
Saat aku sedang membantu bunda aku merasa ada yang memperhatikan ku. Aku pun melihat kearah yg membuat aku risih di perhatikan dan aku melihat ternyata itu Mars. Saat pandangan mata ku dan Mars bertemu, Mars langsung mengalihkan pandanganya dan ia berjalan santai ke arah halaman belakang. Aku pun menyunggingkan sedikit senyum. Mars itu adalah candu bagiku untuk terus menatapnya.
"Venus, kamu anterin ini ke taman belakang ya. Disitu ada Mars dia biasanya duduk disitu, kalau gak main game ya main bola. Ini sekalian buat kamu, belom makan kan?" Ucap bunda sambil memberi satu nampan berisi nasi goreng dua, roti selai coklat dua, susu putih satu dan susu coklat satu.
Kurasa susu coklat untuk Mars sebab yang aku tau dari bunda ia tak suka susu putih. Padahal susu putih lebih sehat bagiku.
Aku pun membawanya ke halaman belakang, saat aku sudah berada di taman belakang aku melihat Mars duduk di salah satu bangku sambil memegang game di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dan Mars
Teen Fiction[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum...