Maaf Lama, soalnya baru ada waktu sekarang eheh ^^
Gak pernah nyangka banget kalau banyak yang bilang 'YA' di chapter sebelumnya.
Maaf cuma segini imajinasi ku wkwk kalau kecewa maafkeun diriku, namanya juga manusia.
Happy reading~
☆☆☆
"MAMAAA PITER NAKAL DIA UMPETIN MAINAN AKU!" Teriak seorang anak perempuan tengah berlarian untuk menghampiri sang Ibu yang sedang memasak.
"Piter, jangan mengganggu kakakmu terus," tegur sang Ibu sambil mengusap kepala anak perempuannya yang sedang memeluk kakinya itu.
"Piter gak ganggu Aries kok, dia aja yang pengaduan, dasar manja," ucap seorang lelaki yang baru saja turun.
Sedangkan sang Ibu hanya dapat menghela nafas lelah, karena kedua anaknya ini tak pernah bisa akur dan selalu saja bertengkar.
"Assalamualaikum," ucap seorang lelaki dengan penampilan yang kusut, jas yang tersampir di bahunya, dasi yang ia longgarkan dan juga kancing kemeja yang ia lepas satu.
"PAPAAA!" teriak Aries sambil menghampiri Papanya, sedangkan lelaki itu segera mensejajarkan tubuhnya dan mengangkat Aries dalam gendongannya.
"Kamu kayaknya kacau banget Mars," tanya Venus seraya menghampiri Mars dan mengambil alih jas suaminya itu.
"Seperti biasa," hanya itu yang di ucapkan Mars pada Venus. Sikap Mars masih seperti dulu dingin dan singkat.
Setelah mereka menikah 5 tahun yang lalu, mereka dikaruniai dua anak kembar, lelaki dan perempuan.
Selisih mereka hanya terpaut 7 menit saja duluan anaknya yang perempuan.
Nama anaknya yang perempuan adalah Ariesa Vynan Azmi.
Sedangkan anaknya yang lelaki bernama Jupiter Vemalazam.
Percayalah bahwa umur mereka masih 25 tahun tetapi sudah mempunyai anak.
Mereka menikah di umur 20 tahun dan anaknya sudah berumur 4 tahun lebih.
Selama mereka menikah memang tidak berjalan mulus dan selalu saja ada rintangan, bahkan mereka hampir saja bercerai hanya karena Venus salah sangka pada Mars yang saat itu Mars tengah menunggu klien di caffe.
Namun Venus hanya melihat Mars dengan sekertarisnya (perempuan) sedang berdua saja, padahal bukan itu.
Sejak saat itu Mars mengganti sekertarisnya dengan lelaki, susah memang mencari sekertaris laki-laki namun apapun agar hubunganya tidak rentan dengan istrinya itu.
Dan ternyata Venus sedang sensitif saat itu karena ia sedang mengandung anaknya.
"Kamu mandi dulu gih, abis itu langsung kebawah ya kita makan," ucap Venus pada Mars dan Mars segera mematuhi ucapan istrinya itu dan menurunkan anak perempuannya dari gendongannya.
"Papa mandi dulu ya sayang, kamu main gih sama Piter," ucap Venus pada Aries.
"Gamau main sama Piter, aku mau mainnya sama Rena aja wlee," ucap Aries pada Piter dan langsung berlari keluar rumah.
"Jangan lari sayang, bilang aunty Yuvi ya mainnya jangan di jalan raya, di daerah lingkungab rumah aja," ucap Venus dan Aries pun mengacungkan jempolnya.
"Kamu gak mau main sama Rena sayang?" Tanya Venus pada Piter yang sedari tadi diam saja.
"Gak," respon Piter singkat, oh ingatkan Venus lain kali, sifat Piter sangat mirip sekali dengan Mars, ayahnya itu, namun kelakuannya mirip dengan Venus yang pemalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dan Mars
Teen Fiction[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum...