Saat ini Mars tengah menatap Venus sang pacar yang sedang tidur di ranjang rumah sakit dengan nyenyaknya, entah siapa yang mengungkapkan cinta atau diungkapkan cintanya yang jelas mereka sudah berpacaran, Mars menatap gadis itu sambil tersenyum kecil seraya menggenggam tangannya.
Mars berfikir, hanya Venus lah yang bisa mengisi kekosongan hatinya dari dulu hingga sekarang, hanya Venus lah dia bisa tersenyum, hanya Venus lah yang bisa membuat kebekuan hati es Mars mencair, hanya Venus dan tetap Venus, Yang pasti Mars tidak ingin kehilangan sosok gadis di depannya ini.
"Udah ngelamunnya?" Suara parau Venus dan juga tangan lembut Venus membelai pipi Mars membuat Mars terkesiap dan segera sadar dari lamunannya.
Mars hanya tersenyum kecil serta menikmati sentuhan tangan lembut dan hangat Venus di pipinya.
"Nge-Lamunin apa sih?" Tanya Venus,
"Engga" ucap Mars seraya mengambil tangan Venus di pipinya dan menggenggamnya.
"Ohh, gimana sekolahnya?" Tanya Venus pada Mars, ya Venus tidak sekolah setelah kelumpuhannya, karena Venus tengah terapi untuk penyembuhannya.
"Baik" ucap Mars singkat, membuat Venus mendengus karena dari dulu hingga sekarang sikap dinginnya itu tidak berubah, namun berbeda di nada bicara aja, dulu nada bicaranya sangatlah dingin tapi sekarang nada bicaranya lembut --terutama pada Venus--
"Ven" panggil Mars.
"Apa?" Ucap Venus.
"Izin," ucap Mars membuat Venus mengerenyitkan dahi.
"Izin apa?" Tanya Venus
"Nanti aku balapan" ucap Mars membuat Venus memasang wajah datar dan Venus melepaskan genggaman Mars,
"Ish, kamu ya. balap, kelahi, bolos, balap, kelahi, bolos blablabla. Kapan berubah Mars" ucap Venus dengan kesal dan Mars hanya menahan tawa melihat Venus-nya yang lucu bila sedang kesal.
"Kenapa ketawa?" Ucap Venus ketus.
"Kamu lucu" ucap Mars sambil tersenyum. Venus pun mengerucutkan bibir membuat Mars mengecup bibirnya itu, Venus hanya memukul Mars dengan kesal, dan Mars hanya tertawa.
"Nyebelin banget sih jadi orang" ucap Venus kesal namun dia menahan tawa sembari mengatupkan bibirnya membuat rona merah menjalar di pipinya.
"Ven, itu pipinya merah" ucap Mars sambil menoel pipi Venus membuat Venus menutup mukanya malu.
"Ihhh, nyebelin, seneng banget sih godain aku" ucap Venus masih menutup mukanya dan Mars hanya terkekeh, karena ia sangat suka menggoda Venus, menurutnya lucu aja.
"Izinin ya" bujuk Mars tak gentar agar ia di berikan izin untuk balap nanti malam.
"Gak" ucap Venus tetap dari pendiriannya.
"Venus lucu deh" rayu Mars pada Venus.
"Emang" ucap Venus sambil memeletkan lidahnya.
"Cium nih kalo ga di izinin" ancam Mars membuat Venus memelototkan matanya.
"Yaudah sana" ucap Venus.
"Ikhlas ga?" Tanya Mars.
"Ikhlas"
"Bener?"
"Iya"
"Oke, bye" ucap Mars seraya bangkit dari tempat duduk.
"Mau kemana?" Tanya Venus.
"Balap," ucap Mars singkat.
"Emangnya mulai jam berapa?" Tanya Venus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dan Mars
Teen Fiction[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum...