Entah ini perasaanku saja atau bagaimana yg jelas aku merasa nyaman berada di dekatnya. Ingat ya hanya nyaman bukan berarti aku masih menyukainya aku menyukai Mars.
Ups.. hehe iya entah mengapa aku menyukainya saat pertama bertemu mungkin saat itu aku hanya sekedar mengaguminya.
Namun saat kita di biarkan bersama rasa itu muncul begitu saja dan menjadi rasa entah apa. Aku tidak berharap untuk menjadi pendamping hidupnya. selain aku bukanlah seperti tipe cewek yang berada di sekeliling Mars aku juga bukanlah orang kaya.
Jadi bagaimanapun aku hanya pasrah kepada tuhan bagaimana selanjutnya aja kisah tentangku dan Mars.
"Ini udh sore lho Ven gamau balik?" Tanya Dean.
Oh iya aku belum bilang bahwa yang sejak tadi aku bilang aku nyaman berada di dekatnya itu adalah Dean. Yang tadi kita masih di rumah pohon duduk berdua dan aku yang menyender di bahu Dean.
Aku berharap aku tidak punya perasaan apa-apa pada Dean. Aku hanya ingin dia seperti sahabatku saja tidak lebih dari itu. Aku takut bila aku mempunyai perasaan pada Dean.
Aku takut aku menyukai 2 orang sekaligus dalam hubungan tertentu apalagi Dean dan Mars adalah sahabat. Aku takut akan persahabatan mereka hacur karna aku. Hhhh~ Venus Venus geer sekali dirimu. Belum tentu mereka juga merasakan apa yg kau rasakan.
"Venus?" tanyanya dan membuat aku tersadar dari lamunanku.
"Eh? I-iya maaf." kataku gugup. Dan dia hanya tersenyum seraya menggeleng kecil.
"Ini udah sore pasti sekolah udh pulang ini udah jam setengah 4." ucapnya dan membuat aku berdiri mebelalakan mataku dan juga mulut yang ternganga.
"Serius? Oh my god gue pasti di cariin bunda ini," ucapku dan cepat cepat aku ingin turun.
"Jangan panik gitu tar malah lo celaka. Ini kita di atas pohon. Santai aja ya gausah panik. Gue yg turun duluan biar gue bisa bantu lo," ucapnya dan langsung turun duluan dari rumah pohon dan ia mengulurkan tanganya membantuku. Aku pun turun dan kita sudah sampai dasar.
"Mau gue anter pulang atau gimana?" Tanyanya. Lihat saja dia perhatian sekali bagaimana bisa aku tak jatuh cinta. mungkin kalian bisa mendeskripsikan aku bagaimana. Ya aku mudah sekali jatuh cinta. Tapi bukan berarti aku banyak pacar atau playgirl. Aku cuma punya mantan satu tapi dia telah meninggalkan aku dan pergi ke sisi tuhan. Untuk mengingatnya lagi aku hanya tersenyum tipis. Aku kangen sama kamu aku pengen ke kampung buat jenguk kamu di gundukan tanah yg berisi kamu di dalamnya ya makam. Tapi di sini aku bersekolah dan bekerja. Suatu saat aku akan kesana menjenguk kamu di tempat peristirahatan.
"Gausah deh gue bawa sepeda kok oh iya. Gue ga pulang ke rumah bunda deh kayaknya gue mau ke panti asuhan aja" ucapku.
Ya aku kangen sekali dengan anak-anak disana aku mencintai anak kecil. Disana adalah tempat anak yg tidak mempunyai orang tua atau di buang orang tua. Aku bisa merasakan bagaimana rasanya jadi mereka hidup tanpa orang tua.
Rasanya sangat sedih bila ada sepasang orang tua yg menginginkan salah satu anak dari panti asuhan. Yg berarti dia ingin mengasuh anak itu dan menjadikanya anak. Aku sedih bila salah satu saja anak di panti itu diadopsi oleh orang tua angkatnya.
Itu sama saja meraka menggambil salah satu organ tubuhku. Namun bagaimana lagi mereka juga butuh anak mungkin mereka tak bisa mempunyai anak hingga ia mengadopsi anak.
"Gue antar aja deh bete gue disini. Panti asuhannya Mars kan? Boleh kali gue main kesana main sama mereka." ucap Dean.
"Boleh ayok." ucapku dan menggaguk.
"Oh iya btw gue gabawa kendaraan nebeng di elo aja ya. Gue bonceng." ucapnya seraya mengambil sepeda yg tergeletak tak jauh dari kita berdiri.
"Tapi ga ada boncengan atau jalu De" ucapku sambil memandangi sepedaku. Yg memang tidak ada boncengan untuk duduk atau jalu yg hanya untuk sekedar berdiri.
Dean hanya tersenyum. "Lo disini depan gue." ucapnya sambil menepuk tempat di depanya.
"Serius?" Ucapku tak percaya.
"Duarius. Lo duduknya nyamping ayo cepetan keburu malam." ucapnya dan akupun menghampirinya lalu duduk di depanya menyamping tau kan? Gatau yaudah ga urus.
Di perjalanan aku hanya memandang wajah Dean yg serius menggowes sepeda dan menatap kedepan sambil tersenyum. Aih ini gila aku sedikit demi sedikit mempunyai perasaan pada Dean oh my god jangan sampai aku punya rasa padanya jangan.
Tak lama setelah itu kita pun telah sampai di depan gerbang panti asuhan. Aku pun membuka gerbang dan anak-anak menyambutku dengan ceria. Ya aku sangat dekat sekali dengan anak-anak disini. Dean pun hanya tersenyum kecil dan menaruh sepeda di tempat yg disediakan di panti.
"Oke anak-anak kenalin ini bang Dean kamu panggil dia bang ya. Dia temen kakak ayo kenalan." ucapku pada anak-anak dan mereka menatap ke arah dean dengan senyum yg merekah.
Sedangnkan Dean hanya tersenyum dan menampilkan gigi putihnya juga menumpu kedua tanganya di dengkul agar menyamakan tinggi anak panti.
"Hai.. nama abang Dean salam kenal semua." ucap Dean dengan ramah.
"Salam kenal juga bang Dean." ucap mereka bersamaan.
"Yaudah kalo gitu kalian main sama bang Dean aja ya kakak mau ke dalem buat minum. Dean jaga mereka ya." ucapku pada mereka juga Dean.
Dan mereka semua hanya mengucapkan kata 'siap' aku pun ke dalam membuat minuman untukku juga untuk yang lain. Anak-anak yg sedang bermain tdi tidak terlalu banyak hanya sepuluh anak saja sebab yang lainnya masih di kamar entah tidur atau apa.
Aku hanya membuat minuman biasa hanya susu putih saja. Untuk semua karna aku biasa memberi mereka susu putih agar tetap sehat. Ku rasa Dean suka dengan susu putih tidak seperti Mars yang tidak menyukainya.
Aku pun membawa nampan berisi minuman di tanganku ke halaman depan dimana mereka sedang bermain. Aku melihat anak-anak tertawa dengan bahagia sama halnya dengan Dean yg tertawa atau tersenyum aih buset manis banget.
Aku pun ikut tersenyum sambil menghampiri mereka yang sedang duduk di atas rumput sambil serius mendengarkan ucapan yg diceritakan Dean. Sesekali mereka tertawa kurasa Dean bercerita tentang lelucon atau melawak.
Saat aku sudah sampai di sana aku pun duduk di samping Dean yg sedang memasang wajah sejelek mungkin dan aku pun ikut tertawa. Dia kaget dan langsung menengok ke arahku namun masih dengan muka yang di jelek-jelekin itu hingga aku tertawa semakin keras. Dia yg merasa pun akhirnya merubah mukanya kembali seperti semula.
"Anjir De lo kocak banget asli!" ucapku masih dengan sedikit kekehan dan menaruh minuman di depanku. Di pun hanya menggaruk tengkuk malu
"Lo suka susu putih kan?" Tanyaku.
"Bukan suka lagi kali Ven favorite gue itu." ucapnya dan mengambil susu putih itu dan dia meminumnya langsung habis. Aku lega karna dia menyukai susu putih jadi aku buatnya gak sia-sia.
"Lo haus atau doyan?" Kataku padanya sambil mengasih susu putih itu satu persatu pada anak-anak juga di bantu oleh Dean.
"Dua-duanya." ucapnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum sambil melihatnya yg sedang mengasih susu putih pada anak-anak.
Aku rasa aku menyukai Dean
Tapi aku juga menyukai Mars.
Entahlah!😳😳😳
Sekian lama gue ga update karna gue males mikir dan akhirnya imajinasi gue muncul begitu saja.
Dan lahirlah cerita gue ini.Thanks dah baca 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dan Mars
Teen Fiction[Attention : Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD, untuk mengedit ulang adalah sebuah kemalasan saya :v] [COMPLETE] #60 in Teenfiction [6 Februari 2017] "Senyum...