Bagian Satu

206K 5.4K 34
                                    

Langkah kaki seorang CHIEF EXECUTIVE OFFICIER memasuki ruang meeting dengan gagahnya. Siapa kah sang cassanova tersebut ? dia adalah Zyan Albert Milliano salah satu pengusaha muda sukses dunia.

Dia memang memiliki sejuta pesona. Bagaimana tidak Zyan adalah laki laki yang sempurna karna semua keindahan sudah melekat di dirinya.

Ketampanan, Kekayaan, Kepintaran, semua dimilikinya. Tapi sayang dia sudah mempunyai tunangan yang sangat dia cintai.

°°°°°°°°°°°
Setelah meeting Zyan memasuki ruangannya dengan langkah cepat karna sudah ada seseorang yang menunggunya disana.

Siapa ? dia adalah Stevani Eylis Demian
gadis cantik berumur 17 tahun yang mampu menaklukan seorang Zyan Albert Milliano.

Mereka memang bertunangan karna di jodohkan oleh orang tua mereka tapi seiring berjalannya waktu keduanya saling mencintai satu sama lain.

Umur tidak menjadikan mereka masalah. Berbedaan yang cukup di bilang jauh. Bagaimana tidak Zyan yang berumur 25 tahun dan Stevani yang berumur 17 tahun dan masih menduduki bangku kelas 2 SMA.

Tapi sejauh ini hubungan mereka masih cukup aman.

"hai, sudah lama yah kamu nungguin aku?"
Sapa Zyan saat dia melihat gadisnya sedang duduk di sofa yang ada diruangannya dengan memainkan iPhone miliknya.

"aku tau kamu marah, maaf tadi ada meeting sayang, maafin yah?"
Zyan mencoba membujuk gadisnya yan
g sedari tadi mengabaikannya. Dia memang tau kalau gadisnya itu tidak suka bila menunggu.

Zyan duduk di sebalah Stevani sambil memeluknya tapi justru yang dipeluk malah diam tidak merespon dan terus memainkan iPhone.

"yang, udah dong main Handphonenya masa aku di cuekin sih?"
Ucap Zyan dengan nada merajuk dan kekanakannya. Zyan hanya akan menunjukan sifat manjanya kepada Stevani dan Bundanya selain itu Zyan akan bersifat tegas, dan dingin layaknya seorang pemimpin.

"apaan sih, minggir deh risih tau ga!"
Jawab Stevani dengan ketus. Karna dia masih sebal kepada Zyan karna tidak memberi tahu dia kalau dia akan ada meeting.

Stevani mencoba melepas pelukan Zyan tapi hasilnya nihil karna Zyan malah mengeratkan pelukannya.

"Kak Zyan minggir, Vani risih tau ga!"

"Tidak!!"
Bukannya minggir Zyan malah menelusupkan kepalanya kedalam leher Vani.

"Tau ahh.. Sebel aku sama Kak Zyan!"

"sebel kok bilang bilang."
Jawab Zyan seenaknya. Masih dengan kepala Zyan yang menelusup ke leher Vani. Karna bagi Zyan posisi seperti ini lah yang dia suka.

"Awas aku mau pulang aja, Percuma di sini!"
Ucap Vani sambil berdiri dan hendak pulang tapi semuanya gagal karna sebelum Vani melangkah Zyan sudah menarik Vani hingga duduk di pangkuannya.

"Udah ga usah ngambek, aku tadi lupa ga ngasih kabar ke kamu kalau aku ada rapat hari ini, maafin kaka yah ?"
Jelas Zyan sambil mengelus rambut Vani yang ada di dekapannya.

"hmmm"
Vani menjawab hanya dengan gumaman. sebenarnya dia tidak kesal kesal amat tapi boleh lah mengerjai tunangan sendiri sekali kali.

"Cuma hmmm gitu yang?"

"kanapa emang? masalah buat kamu."

"yah udah kalau kamu masih marah?"
Jawab Zyan sambil melepaskan pelukannya dan mendudukan Vani di sebelahnya. sambil pura pura ngambek.

"kok jadi kaka yang marah sih, ga asik ahh!"
Ucap Vani dengan kesal. sebab sekarang Zyan yang ngambek padahal dia tadi cuma bercanda.

Sekarang Zyan asik dengan iPhone miliknya. Dia pura pura menghiraukan ucapan Vani

"Kak Zyan!!!"
Ucap Vani dengan nada merajuk. sedangkan Zyan masih asik dengan iPhonenya.

"Kak Zyannn!!!"
Nada Vani telah naik satu oktav dan masih dengan nada merajuk.

"Apa?"
Jawab Zyan tanpa mengalihkan pandangannya dari iPhone miliknya.

"Kaka jangan marah dong, tadika. Vani yang marah ke kaka."
Jawab Vani dengan nada merajuk

"ya udah lanjutin aja marahnya, Kaka tungguin."
Jawab Zyan dengan nada datar dan tanpa mengalihkan pandanganya dari iPhone.

"okeh Vani maafin Kaka tapi Kaka jangan marah lagi yah ?"
Ucap Vani sambil menggoyangkan tangan Zyan.

"hmmm"

"kok cuman hmmm sih?"
Jawab Vani dengan Kesel.

"cium Kaka dulu baru Kaka ga marah lagi, gimana?"
Pinta Zyan. Zyan memang sengaja menggoda Vani. Karna baginya itu adalah sebuah hiburan tersendiri.

"Okeh, Vani cium tapi cuma pipi."

Cupp..

Niat Vani mencium pipi tapi dengan sengaja Zyan memalingkan muka maka terjadilah Vani mencium bibir Zyan.

Vani berusaha melepas ciuman tersebut tapi Zyan menahannya dengan menekan tengkuk Vani untuk memperdalam Ciuman tersebut.

Zyan terus melumat bibir Vani dengan lembut Vani pun akhirnya mulai bisa membalas ciuman Zyan. Vani mengalungkan tangannya di leher Zyan.

Setelah kehabisan oksigen akhirnya mereka melepaskan Ciuman mereka.

"makasih sayang."
Ucap Zyan sambil sesekali mengecup bibir Vani. memang Zyan sangat tergila gila dengan bibir ranum milik Vani seakan itu adalah candu baginya.

"Ka Zyan curang tadikan janjinya di pipi!"
jawab Vani Sebal.

"Kaka tidak janji kaya gitu, tapi tadi kamu suka kan hayuh ngaku?"
ledek Zyan yang menimbulkan semburat merah di pipi Vani.

Karna malu Vani mebelusupkan kepalanya ke dada bidang milik Zyan.

"Tidak usah malu kaya gitu, kaya sama siapa hehe"
ledek Zyan dengan kekehannya.

"udah dong kak ihhh"
Rajuk Vani.

kruyuk... kruyuk.. kruyuk..

"Vani laper?"
Tanya Zyan dengan senyumannya. Karna memdengar suara perut sang tunangan tercinta.

Vani yang mendengar itupun sangat malu dan semakin memeluk Zyan dengan erat

"iyah, Vani kan niatnya mau ngajakin Kaka makan tapi malah kaya gini."
jawab Vani sambil mendongakkan kepalanya menatap Zyan.

"ya udah sekarang kita makan okeh."
Usul Zyan yang diangguki oleh Vani.

Zyan memeluk pinggang Vani possesife saat mereka keluar dari ruangan Zyan menuju Pintu lifh.

My Little Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang