Bagian Tiga

86.4K 3.3K 3
                                    

Setelah pulang sekolah Vani cs. pergi ke sebuah mall yang terletak di jakarta.

"Kita ke Starbuck aja yah?"
Ajak Vani pada sahabat sahabatnya itu.

"hayuk!"
Jawab Samuel, Alvaro, dan Diandra secara bersamaan.

Mereka adalah sahabat Vani sejak smp sampai sekarang.
setelah mereka sampai di starbuck, Vani cs. langsung memesan minuman dan memilih duduk di dekat jendela kaca.

"Van, tuh bibir lo ada apanya. sini gue bersihin"
Samuel membersihkan bibir Vani dengan tisu

"Makasih muel"
Vani berterimakasih dengan bergelayut manja di lengan Samuel. Mereka memang sudah dekat dari dulu.Karna Vani menganggap Samuel sebagai Kakanya Sendiri.

Mereka bercanda dan tertawa bersama tapi mereka tidak menyadari adanya seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan amarah yang di tahan. Bagaimana tidak marah Zyan melihat Vani yang sedang bercanda dengan Samuel.

Zyan geram akan kemesraan Vani dan Samuel.
Zyan berniat mendekati namun dia urungkan karna adanya sesuatu yang harus dia lakukan.

"Udah yuk pulang, gue dicariin nyokap nih"
Ujar Diandra.

"yuk gue juga mau pulang"
Vani menyetujui ajakan Diandra

"Van lo gue anter yah?"
Tawar Zamuel pada Vani

"boleh deh irit ongkos hehe"
Jawab Vani dengan kekehannya

"lo pulang bareng gue yah Di?"
Tawar Alvaro pada Diandra.

"okeh ayuk"
Jawab Diandra.

Berbeda halnya dengan Zyan, laki laki itu sedari tadi sedang uring uringan memikirkan Vani. Seperti saat ini Zyan sedang mengadakan rapat penting tetepi pikirannya entah kemana untung ada sekertarisnya yang akan mencatat hasil rapat itu.

Vani Point of View

Samuel mengantarkan aku pulang sampai depan rumah. Samuel mengantarkan aku menggunakan motor gede kesayangan miliknya.

"muel makasih lo udah nganterin gue"
Aku berterima kasih sambil mengembalikan helm milik Samuel.

"iya sama sama. Van, sini deh"
Aku mendekatkan diri pada Samuel. Tiba tiba Samuel mencium kening ku. aku kaget tidak seperti biasanya Samuel mencium keningku

"Gue pulang dulu yah"

"aa..oh iyah"
Aku tersentak dari lamunan ku.

Saat Samuel hendak berbalik aku melihat ada mobil di depan rumah ku. Ka Zyan ? iyah itu mobil Ka Zyan. Aduhh gawat bisa marah besar nih.

Samuel sudah pergi dari pekarangan rumahku. Mobil Ka Zyan memasuki pekarangan rumah ku.

"Kaka dari tadi disini?"
Saat Ka Zyan keluar dari mobil langsung aku todong dengan pertanyaan. mencoba peruntungan semoga saja dia tidak lihat.

"Ayah ada?"
Dingin. Ka Zyan bicara dengan ku nada dingin menandakan kalau dia sedang marah.

"aku tanya kok ga di jawab, Kaka dari tadi disini?"
Ucapku dengan nada manja mencoba untuk membuat Ka Zyan tidak marah lagi.

"iyah, dari acara selingkuhan kamu cium kening kamu."
Jawab Ka Zyan dengan nada dingin dan menuduhku selingkuh dengan Samuel.

"Samuel bukan selingkuhan aku, lagian tadi juga aku ga tau kalau Muel mau cium aku."
Jelas Ku pada Ka Zyan.

"Ayah ada?"
Bukannya jawab malah nanyain Ayah. Ngomongnya dingin pula

"ga tau, kan aku baru pulang. Ka Zyan maafin yah?"
Ujar ku meminta maaf. tapi Ka Zyan malah masuk ke dalam rumah mencari Ayah.

"ihhhh nyebelin banget sih, bukannya didengerin dulu penjelasan aku"
gerutu ku dalam hati sambil masuk ke dalam rumah.

Author Point of View

Zyan melangkah menuju ke dalam rumah calon mertuanya. Zyan di tunjukan oleh salah satu maid bila Hendra ada di ruang kerjanya. Zyan menemui Hendra karna adanya urusan pekerjaan.

Saat Zyan dan Hendra sedang berbincang di dalam ruangan kerja Hendra tiba tiba pintu terbuka menunjukan siapa yang membukanya. Dia adalah Vani.

"Kak Zyan?"
panggil Vani manja ke Zyan sambil melangkahkan kakinya menuju sofa yang di duduki Zyan dan duduk di sampingnya.

"Vani tidak sopan banget kamu. masuk tanpa ketuk pintu dulu"
marah Hendra pada putrinya karna kelakuannya.

Vani mengerucutkan bibirnya saat terkena omelan dari sang ayah.

"maaf yah"
Ucap Vani lesu sambil memegang tangan Zyan.
Sedangkan Zyan dia tetap diam.

"Kalau begitu saya permisi, kita bisa bicarakan ini nanti lagi om"
Zyan berniat pamit karna perbincangannya di ganggu oleh kedatangan Vani.

"oh iyah nak Zyan"
Jawab Hendra.

Zyan hendak berdiri namun Vani menahannya dengan bergelayut manja di lengan Zyan.
Hendra yang melihat sikap putrinya paham akan adanya masalah di antara Zyan dan Vani.

"Kalian selesaikan dulu masalah kalian, biar ayah yang keluar"
Hendra memberi ruang untuk Zyan dan Vani.

Zyan Point of View

Vani masih memeluk lengan ku. Aku masih sangat kesal dengan kejadian tadi.

"Ka maafin aku yah. sumpah tadi aku ga tau kalau Muel bakal cium aku"
Jelas Vani. tapi aku hiraukan walaupun dia tidak tahu setidaknya dia menghindar saat akan dicium.

Cupp..

Vani tiba tiba mencium bibirku dan dia melumatnya. tapi aku tetap diam tidak merespon. namun Vani tetap melumatnya. aku tidak bisa tahan kalau seperti ini.

Vani mencoba menjauhkan bibirnya tapi aku tahan dan aku lumat bibirnya dengan kasar menyalurkan amarah ku. Vani mulai membalas ciuman ku.

aku tetap melumat bibir ranum Vani. menyadari kalau Vani kehabisan nafas aku lepaskan pagutan bibir ku.

Aku mencium keningnya.
"cuman Kaka yang boleh cium kening kamu"

Aku mencium matanya
"mata ini cuman boleh buat lihat Kaka"

dan aku mencium bibirnya
"Dan ini milik Kaka, jangan pernah ulangi kesalahan kamu lagi"
Ucapku memaafkan Vani karna kalian tahu kalau aku tidak bisa marahan lama lama dengan Vani.

Aku bawa Vani kedalam dekapan ku. Dengan posisi aku memeluk Vani seperti ini aku bisa merasakan Aroma rambut Vani.

"makasih kaka udah mau maafin aku"
Ucap Vani sambil menelusupkan kepalanya di dada bidang ku.

My Little Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang