Bagian Sembilan

70.7K 2.4K 4
                                    

"ASTAGA VANI ZYAN APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!"

Zyan melepaskan pagutan bibirnya karna mendengar terikan dari arah pintu. ternyata Rani yang berteriak.

"lupa kunci pintu yang"
Ucap Zyan lirih masih dengan Zyan berada diatas Vani dengan tumpuan kedua tangan.

"Kalian ikut Bunda!"

Mereka mengikuti Rani sampai di ruang keluarga yang ternyata disana sudah ada Bela (mommy) dan Ferdi (daddy) Zyan juga Hendra dan Devan. Rani menceritakan kejadian tadi kepada seluruh orang yang ada diruangan tersebut.

Mereka memberikan tatapan tajam pada kedua sejoli ini. Vani dan Zyan berfikir mereka seperti sedang ada di ruanh sidang.

"Kita percepat tanggal pernikahan"
Ucap Hendra

"Aku setuju Hen"
Ferdi menyetujui ucapan Hendra

"Kita juga setuju ya gk Ran?"
Ucap Bela meminta persetujuan Rani.

"iyaa dong"

"1minggu lagi kalian nikah titik gk ada penolakan!"
Ucap Hendra tegas tak terbantahkan.

"Kalian tenang aja para orang tua yang akan mengurusinya"
Ucap Ferdi.

Sedangkan Vani dibuat kaget akan rencana dadakan ini. harusnya sesuai rencana mereka menikah setelah Vani lulus bukan sekarang.
sedangkan Zyan hanya tersenyum mendengar rencana para orang tuanya.

"yah, bun, om, tante kan seharusnya Vani nikahnya setelah lulus kenapa malah jadi 1minggu lagi sih?!"
Ucap Vani

"Untuk jaga jaga aja Van"
Ucap Bela

"Jaga jaga?"
Tanya Vani bingung

"iyah kami takut bakal punya cucu sebelum waktunya"
Ucap Rani

"Hah! terserah kalian lah Vani keatas dulu"
Ucap Vani sambil beranjak dari tempat duduknya. Sedangkan Zyan hanya senyum senyum saja melihat Vani.

Vani Point of View

Aku hempaskan tubuhku ke kasur kesayangan ku sambil mendengarkan musik lewat earphone. memikirkan bahwa 1minggu lagi aku menikah bisa gila aku.

Aku memang ingin menikah denan Ka Zyan tapi gk saat aku masih kelas XI SMA juga kali. Rasanya aku belum siap untuk menjadi istri yang benar. bayangin aja aku aja masih manja sama Ayah Bunda dan juga Bang Devan. Makan tinggal Makan ga perlu nyiapin. apa apa masih tergantung sama Ayah dan Bunda.

Bedanya ntar kalau udah nikah aku harus siapin makanan apa lah, Bangun pagi aku aja masih dibangunin kalau pagi pagi. akhhhhh!!! tau ah.

saat aku asik dengan pikiran ku sendiri tiba tiba pintu kamar terbuka. Masuklah Ka Zyan ke kamar ku. Aku langsung duduk di kasur sambil meyandarkan tubuhku ke kepala ranjang.

"Kaka gk nyangka kamu bakal jadi istri kaka dalam satu minggu ini"
Ucap Ka Zyan setelah duduk di depan ku.

"aku juga gk nyangka bakal nikah padahal aku masih kelas XI SMA"
Ucapku Lesu

"kamu gk mau yah nikah sama Kaka?"
Ucap Ka Zyan menatapku

"Bukan gitu Ka tapi.."

"Tapi apa?"

"ya.. aku belum siap aja aku takut nantinya bakal gk bisa jadi istri yang baik buat kaka, aku takut kecewain kaka, aku takut bikin kaka marah terus, aku takut-"
Ucapku terpotong karna Ka Zyan menempelkan jari telunjuknya ke bibirku.

"shuut.. heei dengerin Kaka"
Ucap Ka Zyan.

"apa yang kamu takutin gk bakal terjadi karna kamu yang terbaik buat kaka gk ada perempuan lain sebaik kamu cuma kamu yang kaka cinta, dan kamu gk bakal kecewain kaka walaupun itu terjadi kaka akan selalu maafin kamu, dan kaka gk bakal marah sama kamu yahh kecuali kamu emang bandel bangt hehehe. Pokoknya sekarang jangan pikirin yang macem macem.. kita jalanin ini bareng bareng okeh"
Ucap Ka Zyan yang membuatku rasanya lega mendengarnya.

My Little Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang