Part 1

4.3K 121 6
                                    

raffi diam berbaring di sebelah rafatar yang masih tertidur nyenyak lalu pandangannya beralih menatap gigi, sosok istri yang sempurna untuknya "terimakasih sayang, selalu percaya sama aku" ucap raffi penuh haru. raffi sangat bangga pada gigi. bagaimanapun pemberitaan di luar sama tentang raffi, gigi tidak pernah percaya "raffi suami ku jadi aku lebih tau tentang dia, dibanding orang diluar sana yang menilai hanya karna perilaku raffi di tv" begitu katanya, jika seorang wartawan atau siapapun yang bertanya padanya tentang raffi

raffi kembali menatap rafatar, putra kebanggaannya. kian hari rafatar makin lucu, usianya sekarang sudah 1 tahun perkembangnnya sanagat cepat berkat gigi yang menjaga rafatar. airmata jatuh dari mata raffi, sedih. raffi jarang berada di rumah, kadang perkembangan rafatar raffi pantau melalui vidio yang gigi kirimkan ke ponselnya

"anak papa, jadi kebanggaan papa mama ya" bisik raffi di telinga rafatar, tiba-tiba rafatar tersenyum seolah menjawab ucapan raffi

orang di luar sana selalu menganggap raffi suami yang buruk untuk gigi, karna raffi jarang punya waktu bersama gigi dan kesedihan raffi bertambah saat orang juga menyebut kalau raffi orangtua yang buruk untuk rafatar

gigi menggeliat lalu membuka matanya "pagi memsye" sapa raffi tersenyum saat gigi menatapnya, gigi membalas senyum raffi "pagi pepsye" balas gigi

gigi menyangga tubuhnya dengan tangannya, menatap raffi "kamu nangis ?" tanya gigi selidik karna mata raffi merah,  raffi menggeleng "engga, aku tadi kelilipan sayang" jawab raffi beralasan, raffi tidak ingin gigi tau jika dirinya tadi menangis karna gigi akan ikut sedih saat melihat atau mengetahui raffi sedih

tangan raffi terjulur ingin memeluk gigi, namun terhenti karna gerakan rafatar yang mengubah posisi tidurnya "papa lupa sayang" ucap raffi, lupa jika di tengah mereka ada rafatar

hati gigi menghangat, melihat raffi memeluk rafatar. walaupun raffi jarang berada di rumah tapi rafatar begitu dekat dengan raffi, terkadang rafatar lebih menurut pada raffi dibanding pada gigi "kamu ga kerja ?" tanya gigi, raffi menggeleng "aku udah ijin, hari ini aku pengen kita bertiga aja" ucap raffi

gigi tersenyum, raffi sangat bertanggung jawab dengan keluarga walau diluar sana banyak orang yang berfikir jelek tentang raffi dan mereka selalu mencari celah untuk membuat raffi jelek dimata orang "kamu kenapa sayang ?" tanya raffi

"ngga papa, aku bikin sarapan dulu ya" ucap gigi bangun lalu keluar dari kamar 'jaga selalu suamiku ya Allah'

gigi mengoleskan selai coklat pada roti, setelah selesai menyiapkan sarapan untuk raffi kini gigi menyiapkan sarapan untuk rafatar "wortel wortel" gigi membuka kulkas untuk mengambil wortel

dengan telaten gigi memotong wortel dan brokoli lalu memasukkanya ke dalam belnder agar halus dan mudah di telan oleh rafatar. gigi tersentak saat sepasang tangan melingkar di pinggangnya "raffi aku kaget" ucap gigi sedikit menoleh agar bisa menatap wajah raffi yang bersandar pada bahunya

"kenapa ?" tanya gigi, dia merasa kalau raffi sedang memikirkan sesuatu

"kamu udah denger berita tentang aku dengan ayu ?" tanya raffi melepaskan tangannya dari pinggang gigi

gigi mematikan blender lalu berbalik menatap raffi "udah" raffi menunduk, ada raut sedih yang tergambar pada wajah raffi

gigi mengangkat wajah raffi agar menatapnya"aku udah tau berita itu dan aku lebih percaya dengan suamiku dari pada asumsi masyarakat yang hanya memandang kamu dari layar saja" ucap gigi lembut. raffi tersenyum, bangga dengan istrinya.raffi memeluk gigi erat "makasih" bisik raffi, gigi mengangguk 'terimakasih ya Allah Kau berikan istri yang sempurna untukku'

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang