pagi itu cuaca di luar rumah hujan dan petir yang menakutkan, membuat raffi tidak bisa keluar rumah. Raffi mendengus, sudah beberapa kali ponselnya berdering "ngga mau angkat a ?" kata nisya yang mulai terusik dengan dering ponsel raffi
raffi menggeleng, dia enggan mengangkat telfon yang raffi tau dari para produser tv "biarin aja, pada ngga tau apa di luar ujan petir gitu. pada ngga tenang kalo aku libur" cerca raffi sewot
"yee resiko aa lah, semua pekerjaan diambil. ya begini jadinya" kata nisya beranjak pergi
gigi yang baru bangun dan keluar dari kamarnya, tersenyum melihat raffi yang sedang tiduran di sofa depan tv. pemandangan ini sangat langka, kapan lagi gigi bangun tidur dan melihat suaminya di rumah.
Gigi mendekat ke raffi, duduk di samping kepala raffi berbaring, mengangkat kepala raffi dan memindahkannya ke pangkuannya "are you ok ?" tanya gigi tersenyum manis. tangannya mengusap lembut puncak kepala raffi
"aku ijin ngga kerja hari ini, ujannya nakutin" kata raffi, ia semakin nyaman dengan belaian gigi
"ah senengnya"
raffi memiringkan tubuhnya sehingga kini kepalanya menghadap perut gigi "yank, mau kasih adik buat rafathar ga ? mumpung aku ngga kerja nih" kata raffi sesekali menciumi perut gigi yang terhalang pakaian
"mau lah, tapi terserah Allah ajah kasihnya kapan" kata gigi
"mau ? ayuk bikin adik buat rafathar" kata raffi meringis. gigi menatap tajam ke raffi
di tatap dengan tajam oleh gigi, raffi berdalih "rafathar masih tidur ?"
"masih"
"ngga berasa ya, rafathar udah besar" raffi mengubah topik bicaranya. ini masih pagi, sayang kalau berdebat di pagi yang dingin begini
"iyah, perasaan waktu cepet banget"
gigi menatap ponsel raffi di meja, mengambil ponsel lalu menekan tombol off "berisik ya?" tanya raffi
"kamu kalau ngga mau ngangkat telfon, mending hp kamu di matiin" raffi mengangguk-angguk
"sye besok film rafathar tayang, aku deg-degan deh"
"kenapa ?"
"pendapat orang"
"setiap orang punya hak untuk berpendapat, berspekulasi. jadi biarin aja, toh niat kita menghibur kan" raffi tersenyum, dia sangat senang mendengar ucapan gigi jika sedang bijak begini
"uhhh istri akoh" kata raffi memeluk perut gigi
"haduh salah tempat" keluhan itu berasal dari syanas yang berbalik meuju kamar. niatnya dia ingin menonton tv, tapi melihat raffi dan gigi, syanas memutar tubuhnya kembali ke kamar.
"sirik aja lo, makanya tanya ke jeje kapan nanas di nikahin" kata raffi sedikit berteriak, karna syanas menuup kedua telinga dengan tangannya.
14.37
hujan sudah reda, ponsel raffi sudah dinyalakan kembali tapi sang pemilik tertidur nyenyak di kasur bersama anak dan istrinya. mamah amy yang tadinya ingin membangunkan raffi karna mas eko terus menghubingi mamah amy, mengurungkan niatnya setelah melihat raffi tidur pulas dengan gigi dan rafathar
mamah amy menghubungi mas eko "hallo, mas eko raffinya hari ini ijin ga masuk. raffi lagi istirahat"
"......."
"iya mas, makasih ya mas eko"
mamah amy menutup sambungan telefon lalu pergi menuju kamarnya
raffi mengedipkan matanya berulang "jam berapa nih" katanya melihat jam yang ada di dinding "jam 3, aduh harus ke pesbukers lagi" katanya dengan nada malas lalu raffi pergi ke kamar mandi sekedar untuk mencuci muka
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...