Part 33

1.4K 48 10
                                    

"Raffi tunggu !"

"Hubungan kita selesai di sini"

"Kenapa ?"

"Hubungan ini terlarang Sel"

"Bukankah kita udah tau sebelum kita memulainya ?"

"Iya, maka dari itu, aku ingin kita mengakhirinya"

"Lalu apa berarti kamu lebih memilih Gigi di banding aku ?"

"Sel"

"Jawab Fi !, apa ini akhir dari semua yang telah kita lewati ?"

"Sel"

"Aku hamil Fi"

"Sel"

"Tidak bisakah kamu mengerti keadaanku Fi"

"Sel, beri aku waktu"

"Aku atau istrimu"

"Aku pilih........"

"Sayang, sayang" sayup-sayup suara Raffi menusuk telinga Gigi di iringi gerakan tangan yang mengguncang tubuh Gigi membuat Gigi mengerjapkan matanya.

Gigi menguap begitu matanya terbuka dan tepat menatap Raffi yang berbaring dan memeluknya dari samping.

"Kamu ih, kan aku belum denger jawabannya" kata Gigi memukul dada Raffi.

"jawaban apa ?"

"Kamu pilih aku apa cewe itu"

"Cewe itu ?" Raffi menyerngit bingung, siapa yang dimaksud oleh Gigi dengan cewe itu.

"iya cewe itu"

"Siapa"

"Ya mana aku tau, kamu manggilnya cuma Sel doang. Mungkin Gisel atau Sela apa seli"

"Lah siapa mereka ?"

"ya aku ga tau"

Raffi mencium kening, kedua pipi lalu bibir Gigi sambil menyebutkan nama cewe yang tadi Gigi sebutkan.

"Itu maksudnya" kata Raffi mendekap Gigi. Raffi sendiri bingung dengan arah bicara Gigi, dia hanya membuat suasana lebih nyaman dibanding dengan obrolan yang membuat Raffi bingung.

"Ihhh bukan itu Raffi" kata Gigi mendorong tubuh Raffi.

"Terus apa sayang, kamu lagi bahas apa sih ?"

Gigi meringis dan semakin membuat Raffi bingung. "Tadi aku mimpi kamu lagi bedebat sama cewe, terus dia suruh kamu milih aku apa dia"

Raffi terbahak mendengar ucapan Gigi yang ternyata bahasan tadi adalah mimpi Gigi, nama cewe yang Gugi sebutkan hanya cewe yang berada dalam mimpinya.

"Jadi omongan kamu bahas mimpi, siang-siang mimpinya begituan" Raffi menggeleng tak menyangka jika itu hanya mimpi bukan nyata.

"Tapi, kalau kamu ditanya milih aku apa Sel sel sela misalnya. kamu pilih siapa ?" tanya Gigi, dia masih penasaran dengan jawaban Raffi dalam mimpinya, walau sebenarnya Gigi yakin jika Raffi pasti akan memilihnya.

Raffi diam sebentar sepertinya sedang berpikir dna itu membuat Gigi kesal, dia ingin Raffi langsung menjawab memilih dia tanpa harus berpikir terlebih dahulu, kesannya seperti Raffi bingung padahal jelas-jelas Raffi harus memilih istrinya.

"Sela ajadeh"

Gigi menganga mendengar jawaban Raffi, Gigi memukul lengan, dada bahkan wajah Raffi karena kesal.

"Becanda sayang, aduhh"

telak, Gigi marah. Gigi pergi keluar kamar dan menutup pintu kamar dengan keras, bahkan Nisya yang di ruang keluarga kaget mendengar suara pintu kamar Raffi.

"Mba Gigi kenapa ?" tanya Nisya. Gigi tidak menjawab, dia berjalan menuju kamar Rafathaf. "A Raffi nih pasti, seneg banget kayanya bikin kesel mba Gigi"

tak lama Raffi keluar dari kamarnya dan mejuju kamar Rafathar. Nisya yang melihat Raffi berjalan ke arah kamar Rafathar, lalu Nisya mengahadang Raffi.

"A Raffi nyapain mba Gigi ?" tanya Nisya.

"Ngga diapa-apain"

"Kok mba Gigi nyelonong aja ga jawab ucapan Nisya"

"Mba Giginya dimana ?"

"Jawab dulu, mba Gigi kenapa"

"Cuma becanda doang, Giginya baper"

"Kebiasaan kan aa begitu"

"udah-udah aa mau bujukin Gigi dulu"

Raffi masuk ke dalam kamar Rafathar, dilihatnya Gigi yang sedang berbaring di kasur. Raffi tertawa kecil, istrinya itu sangat cemburian hanya saja dia sangat pandai menyembunyikannya.

"Kamu ngapain pindah sayang" Raffi ikut berbaring disebelah Gigi.

"Ngga papa"

"Bohong, cemburu ya"

"enggak"

"Yang bener"

"Engga Raffi, lagian ngapain aku cemburu toh aku yang jadi istri kamu bukan cewe itu" kata Gigi dengan nada kesal.

Raffi menarik tubuh Gigi yang tadinya berbaring agak jauh menjadi lebih dekat dengannya, melingkarkan tangannya di pinggang Gigi lalu mengecup kening Gigi.

"Kamu lucu banget sih, masa cuma mimpi aja kamu cemburu"

"Aku ngga cemburu Raffi"

"Iya-iya ga cemburu"

"Cumaaa"

"Cuma apa ?"

"Kesel"

"Why ?"

"Kamu milih dia dibanding aku"

Raffi tertawa renyah, benar dugaannya jika Gigi cemburu. "Cuma becanda sayang, mana mungkin aku milih cewe lain di banding kamu. Ya pasti aku milih istri dan ibu dari anak akulah, masa milih yang lain"

"Gitu ya ?"

Raffi semakin mengeratkan pelukannya, istrinya itu sangat menggemaskan.

"Perlu bukti ?"

"Apa buktinya"

Raffi melepaskan pelukannya lalu berdiri dan pergi meuju pintu.

"Kok pintunya di kunci ?" tanya Gigi

"Katanya mau bukti"

"Maksudnya ?"

Raffi kembali berbaring di sebelah Gigi, menarik selimut hingga menutupi semua tubuh mereka.

"Kasih adik buat Rafathar" kata Raffi nyengir.

"Raffi....."

teriakan Gigi meredup ketika bibir Raffi menabrak paksa bibirnya, tangan Raffi menjelajah entah kemana dan membuat suasana menjadi hening, hanya suara kecil yang tak terdengar dari luar kamar.

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang