part 2

2.4K 84 3
                                    

gigi mengusap puncak kepala raffi. setelah mengisi salah satu acara di tv sore tadi, raffi langsung pulang. Dan di sinilah raffi, berbaring memeluk gigi.

"kamu pasti kepikiran ya ?" gigi mencium kening raffi. saat pulang tadi, raffi tampak cemas mungkin karna berita yang semakin memanah

entah dari mana asal berita itu, sampai menyebar begini bahkan berita yang tidak ada kebenarannya itu semakin luas dan menjadi asumsi publik 'dimana salahnya saat seorang artis harus beradu akting dengan lawan mainnya ? apa itu menjadi sebuah alasan adanya hubungan ? dan dimana letak kesalahan suami ku ? pekerjaannya adalah menghibur masyarakat dengan aktingnya, lalu dimana kesalahannya ? ya, aku akui perilaku raffi di layar kaca memang terlihat seakan raffi seorang laki-laki nakal dan palyboi. tapi itu yang menjadi tuntutannya dalam bekerja. atas dasar apa dan atas hak apa kalian memojokan suamiku' batin gigi

"raffi bangun, kamu ada kerjaan kan malam ini" ucap gigi berbisik, raffi memeluk gigi semakin erat "kenapa ?"

"5 menit aja" ucap raffi, gigi mengusap lengan raffi membiarkan raffi terlelap memeluknya

"ratata kemana ?" tanya raffi karna tidak melihat rafatar di kamarnya

"rafatar sama mamah"

raffi menatap gigi, matanya berkaca-kaca "gosip itu, semakin__"rafi memeluk gigi, tidak sanggup melanjutkan ucapannya

"udah udah, aku udah tau semuanya" gigi mendekap raffi, airmatanya turun begitu saja

"mereka memujimu tapi menyudutkan aku" keluh raffi semakin menangis, gigi mengusap pundak raffi mencoba menenangkannya

"aku juga tidak tau kenapa mereka begitu, mereka selalu bilang aku baik dan mereka menyayangi aku bahkan mereka selalu berkata mendoakan yang terbaik buat aku. tapi mereka lupa, dengan menyudutkan mu, memfitnahmu secara tidak langsung mereka juga menyakiti aku. sangat"

"apa aku ini jahat  ?" tanya raffi, tubuhnya gemetar. gigi menggeleng tegas

"kalau kamu jahat, tidak mungkin aku mau nikah sama kamu" hibur gigi lalu mencium puncak kepala raffi

"aku beruntung punya kamu di hidup aku" raffi semakin erat memeluk gigi

"belajarlah bersikap cuek sayang, biarkan orang diluar sana berkata apapun tentang kamu. yang terpenting kita, aku sepenuhnya percaya sama kamu" raffi mengangguk '' jangan nangis masa playboi nangis gini" ledek gigi

raffi melepaskan dekapannya lalu menatap gigi "terimakasih" ucap raffi, gigi mengangguk pelan

"ayo keluar, rafatar pasti kangen sama papahnya " ajak gigi, raffi tersenyum lalu mengikuti gigi keluar dari kamarnya

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang