Hari ini Raffi meeting dengan artis-artis yang akan bermain di filmnya. Gigi hanya duduk diam di sebelah Raffi, mendengarkan Raffi menjelaskan alur cerita yang dia inginkan.
Gigi mengangguk ringan saat perempuan yang selalu di gosipkan dengan Raffi menyapanya. Hati Gigi menghangat melihat betapa seriusnya Raffi mengerjakan Film barunya. Raffi memang belum begitu paham dengan dunia perfilman, maklum saja selama ini Raffi hanya bergerak sebagai pemain bukan produser ataupun sutradara, jadi wajar jika Raffi belum menguasai.
"Ok, meeting sampai sini dulu. Besok kita bahas lagi" Tutup Raffi, semua yang berada di ruangan meeting mengangguk mengerti.
"Kami permisi dulu" pamit Gigi sopan lalu mengikuti Raffi keluar dari ruangan.
Kini mereka berada dalam mobil untuk menuju program Rumah mamah amy. Raffi bersandar pada bahu Gigi, badannya terasa lemas. "Kamu ngga enak badan ya ?" tanya Gigi, Raffi mengangguk tubuhnya memang sangat lemas dan kepalanya pusing.
Gigi menempelkan kepalanya ke kepala Raffi, tangannya mengelus pipi Raffi. "Tidur dulu kamunya, nanti kalo udah sampe aku bangunin" kata Gigi.
"Kamu ga mau tanya ke aku tentang artis yang bakal main di film kita ?" Gigi tersentak mendengar ucapan Raffi.
"Maksudnya ?"
"Aneh aja kamunya ga nanya apapun gituh"
"Emang boleh ?"
"Ya boleh lah sayang, kan film itu film kamu juga"
"emmmm Kenapa kamu pilih artis-artis itu ?"
"Sebagian karena mereka temen aku, sebagian karena menurut aku mereka punya daya tarik untuk menarik penonton"
"Ohhhh" Gigi mengangguk, walau sebenarnya dia ingin bertanya lagi.
"Aku ngga harus kan jelasin mana yang temen dan mana yang punya daya tarik ?"
"Emmmm"
Raffi menghembuskan nafasnya "Yang teman, ya yang selama ini kerja bareng sama aku. sisanya ya itulah kamu tau, mereka artis muda yang penuh bakat yang harus kita dukung" kata Raffi menyipit, matanya semakin berat.
"Iya iya tau kok"
"Aku tidur ya, ngantuk banget"
_____________________
selesai acara Rumah mamah Amy, Raffi pergi ke acara pesbukers dan Gigi menemani, Rafathar tidak ikut karena sedang di rumah mamah rieta.
"Sayang, aku laper deh" kata Raffi di sela-sela briefing nya.
"Laper ya makan woy" celetuk Ruben
Gigi hanya tersenyum lalu mengambil kotak makan yang sudah dia siapkan "Aaaa" Raffi membuka mulutnya begitu Gigi menyodorkan sesendok salad.
"Kamu ga bawa ayam ?'' tanya Raffi, makanan kesukaan Raffi adalah ayam goreng. Akan terasa aneh jika dia makan tanpa ada ayam goreng.
"Kan aku bawanya salad, ya masa makan salad buah sama ayam goreng" ucap Gigi kembali menyendokkan salad.
"Tapikan"
"ahh Makan ini aja"
Ruben mendekat ke Raffi dan Gigi dengan membawa grepek bensu. "Nih mau ayam bensu ?" Ruben meletakkan grepek bensu di atas meja.
"Ayammmmm" wajah Raffi berbinar senang melihat Ayam "Makasih ben" Raffi langsung menyudahi makan salad buah dan beralih makan ayam yang ruben beri.
"Maniak ayam ya lo fi"
"Anggap aja begitu"
Gigi terkekeh melihat Raffi yang makan ayam dengan lahap, terlihat seperti bukan orang lapar tapi tepatnya orang rakus.
Selesai dari acara pesbukers, Raffi dan gigi menuju acara Republik sosmed. "Aaaaa ga ada" teriak Gigi
"Apaan sayang" panik Raffi, niatnya untuk tidur menjadi panik mendengar teriakan Gigi.
"Pensil alis aku ketinggalaan"
Raffi merengut, dia pikir terjadi sesuatu pada Gigi ternyata hanya karena pensil alis. "Kirain kenapa, ituh alis kamu ga pake pensil juga udah bagus"
"Tapikan"
"udah, itu udah bagus"
Acara taping republik sosmed pun dimulai, Gigi dan Raffi akting dengan profesional. Walaupun sangat lelah, namun mereka tetap harus terlihat semangat agar penonton senang.
Selesai dari acara republik sosmed, Raffi dan Gigi pergi ke rumah mamah rieta untuk menjemput Rafathar. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan mereka baru sampai di rumah mamah rieta jam 10 malam.
"Makasih yah mah udah jagain Rafathar" kata Gigi, mamah Rieta mengangguk.
"Mamah malah seneng kalau Rafathar di titipin sama mamah" ucap mamah rieta. Sejak Rafathar pindah ke andara, mamah rieta memang jarang bertemu Rafathar. Kesibukan mamah rieta dan kesibukan Rafathar yang mengikuti orang tuanya syuting membuat mereka jarang bertemu.
Raffi berjalan menuju dapur dan kembali dengan membawa sepiring makan lalu duduk di sebelah mamah rieta. "Kamu kelaperan Fi ?" tanya mamah rieta, Raffi hanya menganguk, dia memang lapar.
"Tadi mau mampir buat makan, kata Raffi ngga usah mau makan di rumah mamah aja" ucap Gigi.
"Masakan mamah ngangenin" kata Raffi asik makan.
"Kamu ga makan Gi ?" tanya mamah rieta.
"Gigi tadi makan salad mah, masih kenyang"
Mereka bertiga mengobrol mengenai liburan bersama mereka. Mamah rieta sibuk membicarakan Rafathar, sementara Raffi sibuk membahas tempat-tempat yang akan di kunjungi. Gigi, dia menjadi pendengar yang baik, mendengarkan setiap kata mamah dan suaminya.
"Mah nanti di sana, nitip Rafathar ya. Kita mau pacaran dulu" kata Raffi menaik-turunkan alisnya ke arah mamah Rieta.
"Iya deh iya, terserah kalian aja" serah mamah rieta, beliau senang saat berlibur bersama. keagrapan yang tidak perlu dipertontonkan, mamah rieta lebih suka itu.
"Kita nginep di sini aja sayang, udah malem kasian Rafathar" kata Raffi, Gigi mengangguk setuju.
____________
Raffi dan gigi duduk di kursi ruang makan, mamah rieta sedang menyiapkan sarapan. "Taraaaa makanan kesukaan menantu petakilan" kata mamah rieta meletakkan nasi goreng, tempe goreng tepung, ayam goreng dan segelas susu.
"Duh mamah emang paling ngerti Raffi"
"Iyah, berasa istrinya Raffi mah" Gigi tertawa sendiri, mamahnya memang sangat perhatian ke Raffi jika mengenai makanan.
"Lah kan kalo mamah dulu mau, Raffi nikahin mamah Gi bukan kamu"
"Uhuk uhuk" Raffi mengambil minuman, tenggorokannya tersedak karena ucapan mamah rieta "Lah iya yah mah, Raffi kan lebih suka yang lebih tua" mamah Rieta tertawa mendengar Raffi menanggapi candaannya. Gigi tertawa renyah, candaan seperti ini yang selalu di rindukannya jika lama tak berkumpul bertiga.
__________________
hai maaf ya, harusnya next kemaren tapi aku lupa hehe. maaf ya ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...