Hari ini hari paling bahagia dan hari paling istimewa untuk Syanas. kenapa ? karena tepat hari ini, Syanah akan resmi menjadi istri dari Jeje.
Semalaman Raffi berlatih untuk menjadi wali nikah, karena ayah Raffi sudah tidak ada, maka Raffi lah yang bertugas menjadi wali nikah Syanas.
"Kamu ngapain sih ?" Tanya Gigi ke Raffi yang sedari tadi bolak-balik di depannya. "Duduk ih, pusing aku liatnya" kata Gigi menepuk sofa di sebelahnya agar Raffi duduk.
Raffi dudukdi sebelah Gigi, tangannya memegang kertas yang berisikan tulisan kata-kata yang harus diucapkan oleh seorang wali nikah. Gigi menggeleng heran melihat Raffi yang teramat gugup. Ponsel Gigi berdering, mamah Rieta menelponnya.
"Duh kamu ga tau apa yank, ini pertama kalinya aku jadi wali nikah"
"Terus ?"
"Aku gugup, takut salah"
"Terus ?"
"Aku ngga mau bikin Syanas malu"
"Ya ngga gitu juga latihannya"
"Terus aku harus gimana, belum hapal semua. Duh gimana dong yank"
"Kurangin porsi makan sama pola tidur harus teratur"
"Emang ngaruh yank ?"
"Aduh, nih ya aku kasih tau, cewek berisi itu cantik dari pada cewek krempeng"
Raffi yang dari tadi berbicara dengan fokus ke kertasnya, lalumenoleh ke Gigi begitu mendengar jawaban Gigi yang tak sejalan dengan ucapannya.
Raffi yang tidak memperhatikan jika Gigi sedari tadi tidak berbicara dengannya melainkan berbicara dengan seseorang lewat telepon. Raffi menarik tubuh Gigi agar menghadpnya "Kamu dari tadi ngga dengerin aku yank"
Gigi menjauhkan ponselnya, menunjukka wajah bingung "Kenapa ?"
"Astaga kamu ngga dengerin aku dari tadi"
"Hah maksudnya ? aku lagi teleponan sama Caca"
"Ahhh bt....." Raffi merengek. Gigi semakin bingung, karena Gigi tidak mengerti yang dimaksud oleh Raffi.
Gigi memeluk Raffi, mengusap keningnya penuh kasih lalu mengecup sesekali sambil berkata "Maaf" walau sebenarnya Gigi tidak tau apa salahnya sehingga membuat Raffi bt.
"Salah aku apa sampai bikin kamu bt ?" tanya Gigi.
"Pas kamu suruh aku duduk, aku bilang aku gugup dan belum hapal kata yang harus diucapin wali nikah. kamunya cuma jawab terus, gitu doang. kirain nanggepin ucapan aku, taunya kamu lagi telepon Caca" kata Raffi menjelaskan.
Gigi tertawa renyah "Sorry, aku ga tau kalau kamu lagi ngajak aku ngobrol. Ya udah sini, aku bantuin hapalin" Gigi merebut kertas yang di pegang Raffi.
______________
siangnya sekitar pukul 10, Raffi dan Gigi serta Rafathar sudah siap di tempat acara pernikahan Syanas. acara ijab qobul dilangsungkan hanya dengan para kerabat, kata Syanas dia ingin ijab qobul nya berlangsung hikmat.
Raffi terlihat tampan, bahkan jika diperhatikan bapak satu anak itu terlihat lebih muda dibanding saat belum menikah *eh. Gigi pun tak kalah cantik dengan si pengantin, Gigi begitu cantik dan anggun dengan kebaya dengan warna yang sangat cocok dengan kulitnya. Dan Rafathar, dia selalu menjadi pusat diantara banyaknya tamu dan anak-anak, si calon superstar.
Raffi duduk dengan gugup, dia melirik sesekali melirik Gigi yang duduk bersama Nisya. Dan saat Raffi melirik Gigi, Gigi merespon dengan senyum manis yang mampu membuat Raffi tenang.
Acara ijab qobul Syanas dan Jeje akhirnya selesai, Raffi bernafas lega karena dirinya berhasil menjalankan tugasnya sebagai wali nikah. Gigi memeluk Raffi, mengekpresikan bangganya kepada Raffi.
Kini sesi Fhoto keluarga, Raffi harus pergi ke tempat makeup terlebih dahulu karena makeup nya luntur akibat dia menangis setelah para saksi pernikahan mengatakan 'Sah' dengan artian Syanas mulai saat itu sudah bukan tanggung jawabnya, melainkan menjadi tanggung jawab Jeje.
Semalam, saat orang sudah terlelap tidur, Raffi bangun sendiri dan mengurung dirinya di kamar Rafathar. Raffi menangis di sana sambil memegang fhoto ayahnya, meminta maaf jika dirinya harus mengganti ayahnya menjadi wali nikah Syanas dan meminta maaf jika selama ini Raffi kurang dalam memberi perhatian kepada adiknya.
Semua orang tau, jika seorang Raffi ahmad akan menangis saat membahas ayahnya yang sudah tiada, dan saat mengungkapkan rasa sayangnya untuk keluarga.
___________
Setelah dari acara ijab qobul Syanas, Raffi dan Gigi pulang. Bersiap untuk nanti malam, acara resepsi pernikahan Syanas dan Jeje.
Raffi diam, berdiri di dekat jendela. Memandang keluar, dia masih belum percaya jika kini adik kecilnya sudah menjadi milik orang lain. Gigi yang baru keluar dari kamar mandi setelah mandi, lalu berjalan menuju ke Raffi.
"Kamu kenapa sayang ?" Tangan Gigi menyentuh bahu Raffi. "Mau aku buatkan teh ?" Raffi menggeleng, tangannya menelusup ke pinggang Gigi.
"Ngga nyangka Syanas udah jadi milik orang lain" kata Raffi sendu.
"Syanas tetep adik kamu"
"Iya, tapi sekarang dia menjadi tanggung jawab Jeje"
"Kamu tidak suka ?"
"Engga gitu, cuma, mungkin aku akan sedikit merindukan kekanakkannya"
"Aku juga"
Mereka diam, sama-sama menatap krluar jendela. Memikirkan siapa yang anan merengek pada mereka setelah Syanah pindah ke rumah Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...