part 15

1.7K 62 18
                                    

Meri sedari tadi mondar-mandir di depan kamar Raffi, sementara ponsel Meri tak hentinya berdering. Mamah Amy yang baru pulang dari bandung terheran melihat Meri yang bolak-balik di depan kamar Raffi "Meri lagi ngapain ?" tanya mamah Amy, Meri menoleh

"si aa ga mau keluar kamar mah, pekerjaannya pada nunggu aa" kata Meri frustasi, sudah dari 5 jam yang lalu Meri di depan kamar Raffi

"emang aa kenapa ? sakit ?"

"ngga tau mah, si aa ngga mau  keluar di kamar"

"mba Gigi nya mana ?"

"di kamar Rafathar" kata Meri menunjuk ke kamar Rafathar

_____

Gigi sibuk mengubah posisinya di tempat tidur, hatinya gusar, pikirannya tertuju pada Raffi "samperin ngga yaa" pikir Gigi. Dari luar kamar terdengar suara mamah amy dan ketukan pintu yang semakin kencang, Gigi bangkit untuk membuka pintu

"mamah kapan pulangnya ?" tanya Gigi saat membuka pintu dan berhadapan dengan mamah amy

"mamah baru pulang, si aa kenapa ngga keluar dari kamar ?"

Gigi terdiam sejenak "ngga tau mah" kata Gigi menunduk

mamah Amy menghela, beliau tau pasti putra dan menantunya sedang berselisih "boleh mamah ngomong sebentar ?" tanya mamah Amy, Gigi mengangguk lalu mereka masuk ke dalam kamar Rafathar

mamah Amy menggenggam tangan gigi, manatap lekat menantunya "kalian lagi ada masalah ya" tanya mamah Amy, Gigi diam tidak mengelak ataupun membenarkan "Gi, Raffi sayang banget sama kamu bahkan kalau menjadi ukuran , mungkin Raffi lebih sayang ke kamu di banding ke mamah"

"mah"

"tapi ngga papa, mamah seneng aa sayang banget sama istrinya melebihi sayang ke mamah"

"tapi mah"

"kamu liat sekarang, aa ngurung di kamar. Mery dari tadi bujukin aa tapi ngga di gubris sama aa, bahkan mamah pun berusaha bikin aa keluar dari kamar tapi ngga berhasil. itu membuktikan sayangnya aa ke mamah ngga sebesar sayangnya aa ke Gigi"

mata Gigi berkaca, ada perasaan tidak enak dengan mamah Amy "mah"

"sekarang Gigi bujuk aa, mamah ga suka anak mamah ngga bertanggung jawab sama pekerjaannya" kata mamah amy dan setelah itu mamah Amy langsung keluar dari kamar rafathar

Gigi menarik nafas, mengatur emosinya yang belum stabil dari kemarin. Dengan langkah ragu, gigi berjalan menuju kamarnya. Gigi mengetuk pintu, namun tidak mendapat respon dari Raffi. Gigi ingin memanggil nama Raffi tapi bibirnya keluh, seolah enggan untuk menyebut nama suaminya itu. Mery yang berada di sebelah gigi menggeleng heran "aa ini ada mba Gigi, buka pintunya a" ucap Mery sedikit berteriak, namun raffi masih belum merespon "mba Gigi panggil aa dong, biar aa mau keluar"

"Raffi" ucap gigi pelan "mer, biarin ajalah. mungkin lagi pengen istirahat" kata gigi berbalik, hendak kembali ke kamar Rafathar

langkah gigi terhenti begitu lengan kuat menelusup ke pinggangnya, Gigi sudah tau itu lengan Raffi jadi Gigi membiarkannya. Gigi memejamkan matanya, mengontrol emosi yang ingin keluar. tanpa berbicara apapun, raffi menarik tubuh Gigi dan membawanya masuk ke dalam kamar

Mereka duduk di sofa kamar, Gigi mempertahankan diamnya sementara  Raffi terlihat gusar "kamu belum mau ngomong sama aku ? kata pak ustadz mendiamkan suami dosa loh sayaang"

Gigi diam, bahkan sekarang Gigi memalingkan wajahnya "kalo aku punya salah, kamu bilang tapi jangan bikin aku pusing. pliS" pinta Raffi "sayang" Raffi menarik wajah Gigi agar menatapnya "salah apa aku, sampai bikin kamu begini ?" gigi diam tidak menjawab

Raffi mengalah, tidak tau harus berbuat apa lagi agar istrinya buka suara "ya udah kalau kamu tetep ngga mau ngomong. nanti malam aku ngga pulang, aku nginep di apartemn nanas" kata Raffi lalu keluar dari kamarnya

selepas kepergian Raffi, Gigi menangis "maaf" lirih Gigi sesenggukan

_____

sudah 3 hari lamanya Raffi tidak pulang ke rumah, Rafathar terus saja menangis menanyakan Raffi. Bahkan Gigi kehabisan akal untuk menenangkan Rafathar. Raffi seperti di telan bumi, hilang. di berbagai acara tv Raffi tidak ada, ponsel Raffi pun mati. Gigi hanya mendapat kabar dari Mery jika Raffi di apartemen nanas

"ka gigi..." panggilan itu berasal dari nanas

"nanas"

dengan wajah cemberut nanas menarik gigi duduk di sofa "kenapa ?" tanya gigi

"ka Gigi, aa suruh pulang ke. nanas keganggu sama aa"

"emangnya kenapa ?"

"aa nyebelin, masa aa ga mau keluar dari kamar. udah gitu nyalain musik keras banget kan nanas ngga bisa istirahat"

"nas"

"kalian ada masalah ya ?"

"sebenarnya"

"ayolah ka Gigi, kalian tuh udah pada gedhe. harusnya kalian selesaiin masalah berdua, jangan kaya anak kecil diem-dieman" kata syanas

"ya udah nanti kamu suruh raffi pulang, bilang aku nunggu dia di rumah"

"siap, ya udah nanas pulang ya ka Gigi"

____

Gigi kaget melihat penampilan Raffi yang masuk ke dalam rumah. hanya 3 hari tidak bertemu, Raffi sangat berantakan. kumis dan jenggot tumbuh di wajahnya, mata Raffi menyipit sepertinya Raffi abis begadang bahkan lingkar hitam sangat jelas di mata Raffi.

dengan memakai kaos dan celana pendek Raffi mendekat ke Gigi. langkah raffi sempoyongan seperti orang mabuk

'brug' Raffi tersungkur jatuh di lantai, dengan cepat Gigi menghampiri Raffi "sayang" butiran bening meluncur dari mata Gigi begitu saja. bersalah, itulah yang Gigi rasakan.

"Raffi bangun" Gigi menepuk-nepuk pipi Raffi pelan. dengan kesadaran yang tersisa, Raffi tersenyum begitu matanya menangkap wajah sejuk istrinya

"maafin aku ya sayang, udah bikin kamu kaya gini" ucap Raffi dan setelah itu pingsan

"lala.... lala....." teriak Gigi, mba lala yang sedang di lantai atas dengan cepat menuruni tangga

"iya bu"

"lala tolong telfon ambulans" suruh gigi panik, mba lala mengangguk lalu menelfon ambulans

____

Gigi masih menangis, matanya sembab "udah sayang udah" mamah rieta menenangkan Gigi

sudah dua hari Raffi belum sadar "kata dokter Raffi cuma butuh istirahat mah, tapi kenapa sampai sekarang Raffi belum bangun juga ?" lirih Gigi, ketakutannya akan hal fatal mengusai pikirannya

"udah jangan nangis, nanti Raffi pasti sadar"

"ini semua karna Gigi mah, kalau Gigi ngga diemin Raffi mungkin Raffi ngga akan kaya gini" ucap gigi, mamah rieta mengusap puncak kepala Gigi. mamah rieta juga merasa bersalah ke Raffi "sayang bangun, kamu ga kangen sama aku, rafathar  nangis terus nyariin babanya" gigi menggenggam tangan raffi, menempelkannya di pipi "aku udah maafin kamu, aku janji kalau kamu bangun aku ga akan diemin kamu lagi. aku lupain masalah kemarin, tapi kamu bangun"

Mamah rieta menangis, terharu. putrinya sangat menyayangi suaminya, jika saja waktu itu tidak memberikan video ke gigi mungkin Raffi tidak akan seperti ini.

_____

makasih ya, untuk yang setia baca cerita ini 😊
konflik video nya di bahas part selanjutnya ok 😀 ingat ini hanya cerita jadi jangan baper.

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang