part 20

1.6K 55 30
                                    

raffi meloncat-loncat kecil di tempatnya berdiri. setelah seharian full raffi menjalani rutinitasnya (syuting) di tambah promo film, toko kue dan persiapan ulangtahun rafathar. jam 4 pagi raffi baru pulang dan jam 6 raffi sudah siap karna harus pergi untuk menonton bersama anak yatim-piatu film rafathar

Gigi yang baru keluar dari dapur dengan membawa sepiring roti bakar, terlihat heran melihat Raffi

"kamu lagi ngapain ?" tanya Gigi meletakan piring yang di bawanya ke atas meja makan

Raffi menoleh ke Gigi sebentar, lalu melanjutkan lagi meloncat-loncat "biar ngga ngantuk sye"

"kamu baru pulang ya ?" Raffi mengangguk

Gigi menggeleng pelan, suaminya selalu melalaikan nasehatnya untuk menjaga pola hidupnya

"aku udah buatin roti bakar, sarapan dulu sayang"

Raffi berhenti lalu berjalan mendekat ke gigi. sebelum duduk, raffi membelai puncak kepala gigi dan mengecup kening gigi, menahannya sebentar lalu setelah itu duduk "makasih sayang" kata Raffi tersenyum

Gigi duduk di sebelah raffi, menatap suaminya yang lahap makan roti buatannya "kamu ga cape ?"

"kenapa ?"

"kalo kamu cape, aku aja yang dateng sama rafathar. kamu istirahat aja di rumah"

Raffi meletakkan roti yang dia gigit setengah "cape sih, ngantuk juga. tapi masa aku ngga dateng. ini kan acara rafathar, masa aku ngga ada. mamah rieta juga dateng kan hari ini"

Gigi menghela, jika sudah seperti ini Raffi akan tetep pada pendiriannya. hari ini adalah kejutan untuk rafathar, dengan menyelenggarakan nonton bersama film rafathar dengan anak yatim dan juga keluarga. semua ini adalah rencana Raffi, dia ingin rafathar mengerti arti kebersamaan dan berbagi kepada sesama.

"udah, ngga usah kagum gitu" kata Raffi dengan nada pd nya

"kamu makin ganteng deh sekarang"

"lah emang dulu aku ngga ganteng ?"

"dulu ganteng sih, tapi setelah nikah dan punya rafathar kamu makin ganteng. kan aku jadi takut"

"takut kenapa ?"

"kan sekarang pelakor, bukan hanya di dunia film, sinetron, fvt ataupun iklan. mereka mulai merambah ke dunia nyata" kata gigi dengan nada datar namun terdengar geli di telinga raffi

"yaaaa sesyeeee" raffi melonjat ke Gigi, memeluknya gemas

"Raffi, engap"

"biarin, siapa suruh kamu ngegemesin"

"ekhem" deheman itu berasal dari syanas yang keluar dari kamarnya "duh pagi-pagi dapet pemandangan ngelilipin mata"

"sirik aja lo nas"

"bodo, mba gigi nanti jadi ikut nanas ngga ?"

Raffi melirik ke Gigi tajam "mau kemana ?"

"biasa aja kali" kata syanas mendengus

"aku mau ke acara adikmu sayang" suara Gigi pelan dan lembut, membuat raffi tersenyum seketika

syanas berdiri, dia tidak mau berlama di sana karna sudah tau apa yang akan raffi lakukan "stop" kata syanas, raffi dan gigi menoleh ke syanas

"kenapa ?"

"tunggu sampe nanas masuk kamar" kata syanas berlari ke kamarnya

setelah syanas masuk ke dalam kamar, raffi mendekatkan wajahnya ke gigi "kamu mau ngapain ?" tanya gigi mejauhkan wajahnya dari wajah raffi

"ngapain yah" jawaban raffi terdengar nakal

"sayang"

"kenapa ? kitakan udah sah"

"ekhem" raffi menjauhkan wajahnya begitu melihat orang yang bedehem

"pagi mah" sapa Raffi pada mamah amy

"pagi, mamah cuma mau ambil kopi doang kok" kata mamah amy tersenyum menggoda

Gigi tersipu malu, entah kenapa sifat dan sikap gigi tidak berubah meskipun dia sudah menikah dengan raffi. dia tetap pemalu.

"mamah paling ngerti deh" kata raffi mengedipkan matanya ke arah mamah amy

setelah mamah amy masuk kembali ke kamarnya, raffi kembali mendekatkan wajahnya ke wajah gigi. kini jarak diantara wajah gigi dan raffi sangat dekat

"permisi" suara itu berasal dari meri yang masuk ke dalam rumah dengan membawa baju raffi

raffi mendengus "gagal lagi" keluhnya kesal "ngapain sih ?"

"ini a, meri mau naroh baju aa yang kotor" kata meri bergegas ke dapur, takut melihat tatapan tajam raffi. sementara gigi hanya terkekeh pelan

setelah kepergian meri, raffi kembali medekatkan wajahnya ke wajah gigi "hitung ya sayang"

"untuk ?"

"hitung aja" gigi mengangguk lalu mereka mulai menghitung

"1..2..3"

"aa" raffi tersenyum miring, dugaannya benar.

"bener kan gagal lagi" kata raffi menjauhkan wajahnya dari gigi "kenapa nis ?"

nisya mendekat ke raffi "a nisya boleh pinjem mobil ga ? mobil nisya di bengkel"

"pakai aja"

"makasih a" nisya mencium pipi raffi lalu mengambil kunci mobil di laci dan pergi

"masih mau berusaha ?" kata gigi dengan nada menantang. raffi memicingkan matanya

"aku ngga gampang menyerah sayang" dengan cepat raffi mendekatkan wajahnya bahkan kini bibirnya menempel pada bibir gigi

"astaga!" pekikan itu berasal dari mba lala yang datang dengan menggendong rafathar "maaf pak, maaf bu. lala ngga tau" kata lala merasa bersalah

Raffi mengangguk pelan "la temenin rafathar dulu ya"

"iya pak"

raffi mengangkat tubuh gigi "raffi ! mau ngapain. turunin"

"disini banyak pengganggu, kita ke kamar aja"

dengan cepat raffi berjalan ke kamarnya, menutup dan mengunci pintu setelah meletakkan gigi di kasur. setelah itu raffi ikut berbaring di kasur, manarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan tubuh Gigi

______

jangan tanya apa yang mereka lakukan,  saya pun tidak tau. anggap saja mereka sedang mencoba menjemput adik rafathar 😁 makasih ya kalian yg setia baca 😘

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang