Pagi ini Gigi sedang membuat kue untuk konten YouTube nya. Gigi begitu telaten dalam mengolah adonan kue, keterampilannya dalam memasak tidak di ragukan lagi. Raffi masih tidur di kamar, tadi pagi pukul 4 Raffi baru pulang kerja dan nanti jam 10 Raffi harus pergi bekerja lagi.
Selesai membuat kue, Gigi beralih membuat sarapan untuk Raffi. Berhubung jam sudah menunjukkan pukul 9, Raffi pasti sudah bangun jadi Gigi harus menyiapkan semua keperluan Raffi.
Setiap pagi, Raffi tidak sarapan nasi, hanya Alpukat, susu, dan roti tawar. Itu bukan menu diet, kata Raffi jika di pagi hari sarapan nasi maka saat bekerja Raffi akan mengantuk. jadi setiap pagi Raffi hanya akan sarapan itu.
Gigi masuk ke dalam kamarnya, kasurnya sudah kosong namun ada suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Gigi berjalan menuju lemari, mengambil pakaian yang akan Raffi kenakan untuk kerja.
Setelah memilih pakaian untuk Raffi, Gigi membereskan tempat tidur lalu duduk di pinggir kasur menunggu Raffi keluar dari kamar mandi.
Raffi keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang, dan tangannya sibuk mengusap rambut yang masih basah. Gigi berdiri mendekat ke Raffi, mengambil handuk kecil dan mengusapnya ke rambut Raffi.
"Hari ini sampai jam berapa ?" tanya Gigi, bertanya sampai jam berapa Raffi bekerja.
"Malem kayanya sayang"
Gigi mengangguk-angguk, berjalan ke kasur untuk mengambil baju yang akan dipakai Raffi.
"Eh iya, Gempi ngga jadi ke sini"
"Why ?"
"Ke rumah neneknya kata Gisel"
"Ahh padahal kangen aku sama Gempi"
Gigi menautkan kedua alisnya saat melihat senyum aneh dari bibir Raffi. "Kamu kenapa senyum begitu ?"
"Sayang kita program buat adiknya Rafathar yuk"
Raffi berjalan pelan ke arah Gigi, dan saat itu juga bergeser ke sisi kiri karena dia berdiri di depan Raffi dan belakang kasur jadi tidak mungkin dia maju atau mundur.
"Kena!" Satu tangan Raffi berhasil melingkar di pinggang Gigi dan menghentikan langkah Gigi.
"kamu pakai baju dulu, nanti masuk angin" ucap Gigi.
Raffi menggeleng.
"Rambut kamu masih basah tuh" ucap Gigi menunjuk ke arah rambut Raffi.
Raffi kembali menggeleng, senyumnya semakin lebar menggoda.
"Aku harus bangunin Rafathar dulu" Gigi terus mencari alasan agar Raffi melepaskannya.
Raffi tetap menggeleng, dia ingin sesuatu dari istrinya.
Gigi menghela, mendongak menatap mata Raffi dengan hangat. Tangan Gigi melingkar di leher Raffi dan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Raffi.
"Sa yang" wajah Raffi bergerak mundur. Niatnya tadi hanya menggoda Gigi.
"Apa ?"
Gigi mendekatkan wajahnya lagi.
"Aku harus pake baju, nanti masuk angin" ucap Raffi.
Gigi menggeleng.
"Rambut aku masih basah sayang" Raffi menyentuh rambutnya dan menunjukkan ke Gigi dimana tangannya basah.
Gigi menggeleng, senyumnya mengembang.
"Kamu harus bangunin Rafathar kan sayang" Raffi terus mengulangi ucapan Gigi.
Gigi kembali menggeleng, namun senyumnya berubah seperti sedang menahan tawa.
"Aku harus kerja" Raffi menutup matanya begitu hidung Gigi menempel dengan hidungnya. Raffi menyerah, dia tidak ada alasan lagi.
Gigi tersenyum menang, wajahnya bergerak ke samping dan mengecup pipi kanan lalu ke pipi kiri Raffi.
"Makanya jangan nakal" Gigi melepaskan tangan Raffi dari pinggangnya. Gigi tahu jika Raffi hanya menggodanya, jadi Gigi membalas godaan Rafi.
Raffi menghela, padahal jika Gigi melakukannya pun (?) Raffi senang.
"Terbaik emang kamumah" Raffi mencubit pelan pipi Gigi gemas.
Gigi berbalik, mengambil baju di atas kasur dan memberikannya ke Raffi.
"Makasih sayang" ucap Raffi menerima bajunya dan memakainya.
Gigi beralih ke meja riasnya, mengambil jam tangan milik Raffi.
"Jangan pulang pulang pagi" ucap Gigi melingkarkan jam tangan ke tangan Raffi.
Raffi mengangguk.
"Engga, aku janji. Kita mau ke rumah mama rieta juga kan ntar malem"
"Yakin bisa ?"
Gigi tidak bisa berharap Raffi pulang tepat waktu, karena terkadang mendadak pekerjaan Raffi.
"Bisa sayang, janji"
Tangan Raffi menangkup wajah Gigi, ditariknya ke arahnya lalu mencium kening Gigi.
Gigi memeluk Raffi erat "uhhhh suamiku sayang" katanya gemas.
"Yang engap" keluh Raffi karena Gigi memeluknya dengan erat.
Gigi melepaskan pelukannya, merapikan pakaian Raffi yang sedikit kusut karena pelukannya.
"Aku tunggu di ruang makan" ucap Gigi tersenyum lalu keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...