Gigi beranjak dari tempat tidur, untuk kesekian kalinya gigi beranjak untuk memastikan apakah Raffi sudah pulang atau belum. Pagi tadi, Raffi memang pamit akan pulang malam karena ada urusan dengan beberapa artis yang akan terlibat dalam proses film barunya.
"Udah jam 1 pagi kok Raffi belum pulang juga yaa" keluh Gigi khawatir.
Gigi kembali ke tempat tidur, duduk bersandar pada bantal. Matanya enggan terpejam, hatinya di hantui gelisah. Telfon Raffi tidak aktif, begitu juga dengan telfon meri.
"Awas aja kalo mereka pulang !"
jam sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi, mata Gigi semakin berat karena belum tidur sama sekali. Akhirnya Gigi terlelap tidur.
_05.10
Raffi masuk ke dalam kamar dengan keadaan yang sangat lelah, dia pulang telat waktu. Melihat Gigi yang tertidur dengan posisi bersandar paa bantalan tempat tidur, Raffi berjalan mendekati Gigi lalu membenarkan posisi tidur Gigi.
Raffi menuju lemari baju, niatnya pulang hanya untuk berganti pakaian karena Raffi harus segera ke dahsyat. Raffi mencium kening Gigi sebelum akhirnya pergi lagi.
_09.30
Gigi menggeliat meregangkan tubuhnya, tersentak saat tangannya mengenai sesuatu di belakangnya. "Raffi" kata Gigi kaget.
"Pagi sayang" sapa Raffi. Mulutnya menguap, karena dia hanya tidur 2 jam setelah pulang pagi tadi.
"Kamu ga ke dahsyat ?" tanya Gigi, jadwal Raffi hari ini mengisi acara dahsyat.
"Udah"
"Hah kapan ? udah selesai ?"
"iya udah selesai, aku ga sampai selesai di dahsyat. Kangen kamu"
Gigi mengubah posisi nya menjadi duduk, menarik tubuh Raffi dan mendekapnya. Gigi bisa tau berapa jam Raffi istirahat dari melihat kantung mata Raffi.
Raffi mencium leher jenjang Gigi, membiarkannya disana, menghirup dalam-dalam aroma tubuh gigi yang menenangkan. "Kamu mau tidur ?" tanya gigi yang mendapat anggukan Raffi.
Raffi berbaring di sebelah Gigi, tak berapa lama Raffi pun tertidur. Gigi menyangga kepala nya dengan tangan, menatap Raffi yang tertidur pulas. Wajahnya terlihat sangat lelah, karena aktivitas hari ini.
Gigi meraih berkas-berkas yang ada di meja dekat tempat tidurnya untuk mengecek pekerjaannya yang tertunda kemarin. Gigi bersandar pada sandaran tempat tidur, ada banyak berkas yang harus Gigi selesaikan hari ini, agar dia bisa membantu pekerjaan Raffi selagi Raffi istirahat.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, gigi beralih mengambil berkas pekerjaan Raffi. RA picture (maaf kalo salah), rumah produksi baru milik Raffi yang fokus membuat Film dengan kualitas bagus.
Gigi bisa merasakan setelah lahirnya Rafathar, Raff Sangat bersemangat berbisnis. Berbagai macam bisnis ingin Raffi coba, jika saja Gigi mengijinkan mungkin Raffi akan membuka banyak bisnis.
Bibir Gigi tertarik untuk tersenyum saat melihat deretan artis yang akan bekerja sama dengan rumah produksi Raffi. Gigi membalik lembar berkas dengan cepat, dia tidak mau benpikiran buruk tentang suaminya karena melihat nama seseorang di berkas kerja Raffi.
"Wah ada Al, asik ntar ikut ah proses syutingnya" kata gigi senang saat matanya menangkap nama Al di daftar film baru Raffi.
Gigi memang sangat menyukai Al Ghazali, bahkan dari sebelum mengenal Raffi, Gigi sudah mengidolakan Al. Satu lagi artis yang Gigi idolakan yaitu Adul, menurut Gigi, Adul sosok yang lucu dan bisa membuatnya tertawa berkelanjutan. Karena itulah, dulu, Raffi mendekati Gigi meminta bantuan Adul untuk memdekatkannya.
Gigi tersenyum sendiri ketika memori otaknya memutar kembali bagaimana dulu malunya Raffi saat di dekatnya dan jengkelnya Raffi saat bercerita dengan sahabat-sahabatnya. Sosok yang petakilan bisa diam dan patuh pada seorang Gigi, begitu kata Irwansyah.
"Karena aku jodoh kamu, makanya kamu cuma bisa luluh sama aku" kata Gigi menoleh ke Raffi.
"Huh ga kira-kira ya nih anak gaet artisnya" Gigi menggeleng melihat deretan artis yang akan bermain di film Raffi, yang menurut Gigi mereka artis yang punya bayaran mahal.
Raffi mengerjapkan matanya, sadar Raffi bangun, Gigi cepat-cepat menaruh berkas pekerjaan Raffi dan kembali berbaring. Mata Raffi terbuka tepat menatap wajah Gigi, lalu tersenyum. "Masih ngantuk ?" tanya Gigi, Raffi yang matanya mulai menyipit kembali hanya mengangguk ringan, membenarkan ucapan Gigi. Dirinya memang masih sangat mengantuk.
"Nanti bangunin aku ya sayang" pesan Raffi. Gigi mengangguk, tangannya mengusap bahu Raffi, membuat Raffi semakin mengantuk.
Setelah Raffi tertidur kembali, Gigi bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa kamarnya. Gigi berdiri berpindah ke dekat jendela, menatap keluar jendela. Munafik jika Gigi tidak memikirkannya, sebagai seorang istri, Gigi pasti akan khawatir.
"Harus aku tanya ?" ucap Gigi melihat Raffi. "Ah engga" Gigi kembali melihat keluar jendela. Padahal hal itu sudah menjadi hal biasa, tapi tetap saja Gigi selalu ingin mendengar alasan dari Raffi.
ponsel Gigi berdering, Gigi mengambil ponselnya dan menekan tombol hijau setelah melihat siapa yang menelfonya.
"Hallo..."
"____________"
"Raffinya masih tidur mah"
"_______________"
"Iya mah, nanti Gigi sampein ke Raffi"
Gigi menutup telefon dan meletakkan ponselnya ke atas meja. Tangannya ia lipat di depan dada, matanya enggan beralih dari luar jendela, pikirannya masih memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Mending, aku mikirin liburan nanti sama mamah" serahnya. 3 minggu lagi Gigi, Raffi, Rafathar dan mamah rieta akan berlibur bersama.
_________________
maaf ya baru next hehe, makasih yg setia baca dan nungguin nextnya. besok aku next lagi okeh, biar kalian ga penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
De Todo'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...