"papa papa papa" gigi tersenyum melihat rafathar yang sedang duduk di sampingnya, berteriak menyemangati Raffi yang sedang bermain futsal. sore tadi Raffi di ajak gading untuk bermain futsal di lapangan komplek , dengan senang dan bersemangat. karna sudah lama Raffi tidak bermain futsal, lalu raffi menyetujui ajakan gading. lagipula hari ini raffi libur kerja
dengan memakai baju bola yang sama, rafathar sangat senang. sesekali rafathar melompat-lompat kecil ketika melihat raffi memasukkan bola ke gawang, sambil berteriak 'gol' tangannya bertepuk tangan, bahkan rafathar berlari menghampiri Raffi untuk sekedar memeluk dan mencium papahnya.
tidak bisa di pungkiri perkembangan rafathar terasa sangat cepat, bahkan gigi terkadang susah percaya jika rafathar sudah berusia dua tahun. putra kesayangannya, putra yang selalu dimanja dan menjadi kebanggaannya kini sudah besar. tingkah lucu rafathar sudah berubah menjadi kepintaran, hanya saja manjanya belum berubah apalagi jika dengan raffi, rafathar akan sangat manja terlebih kata Raffi rafathar adalah segalanya dan gigi yang ke dua.
Gigi terkekeh melihat rafathar yang pindah posisi duduknya dari di dekat gigi menjadi dekat gempi yang baru datang dengan susternya.
"hai gempi" sapa gigi tersenyum
"tante gigi" gempi berdiri dan berlarian kecil menghampiri gigi lalu duduk di sebelah gigi. rafathar yang melihat gempi pindah tempat duduk lalu ikut pindah ke sebelah gigi
melihat rafathar yang pindah lagi ke dekatnya, gigi tertawa renyah. putranya sangat mirip dengan raffi, sikap, manja, ngerengek semua mirip raffi, rafathar adalah kembaran raffi. "gempi, mamah mana ?" tanya gigi mengelus lembut pipi gempi. gigi sudah menganggap gempi seperti anaknya, kedekatan mereka juga intens karna hampir setiap hari gempi main ke rumahnya jika tidak maka gigi dan rafathar yang main ke rumah gempi.
"di rumah" kata gempi dengan nada lucu
"emmmm lucunya"
gempi memukul pelan ke perut gigi "tante, ada dede" katanya dengan wajah yang teramat lucu membuat gigi gemas lalu memeluk gempi dan membuat rafathar merengek
"uhhh tayang" tangan kiri gigi memeluk tubuh rafathar sementara tangan kanannya memeluk tubuh gempi.
________
pagi ini gigi sudah bangun, gigi sibuk menyiapkan sarapan untuk Raffi. sementara Raffi masih terlelap tidur.
gigi membuka pintu kamarnya pelan, mendekat ke raffi yang masih terbaring di kasur. tangan gigi membelai puncak kepala Raffi penuh sayang lalu mengecup pipi Raffi "bangun sayang, kamu ada kerja pagi kan"
raffi menggeliat mendengar suara hangat gigi serta usapan lembut di puncak kepalanya "pagi sesye" kata raffi saat matanya terbuka dan tepat menatap wajah gigi "cantik banget sih istri akoh" puji raffi mengerjapkan matanya, nyawanya belum full
gigi hanya tersenyum "ayo bangun, nanti kamu telat loh sayang"
bukannya bangun, raffi malah mendekap dan menarik gigi sehingga membuat setengah badan gigi berbaring di atas tubuh raffi "aku masih mau liat istri akoh" kata raffi mendusel ke tengkuk gigi
"raffi geliiii" gigi menjauhkan wajah raffi dari tengkuknya
"cantik banget sih kamu sayang"
"iya iya aku cantik, sekarang kamu mandi ya. nanti kamu telat" kata gigi mengalah, jika ucapan raffi diladeni maka akan tambah panjang pujian yang raffi keluarkan dan itu akan mengulur waktu untuk raffi kerja.
"pengen liburrr" rengek Raffi seperti anak kecil
"bener ? aku sih malah seneng kalau kamu libur"
Raffi meringis "hehe engga deh" raffi bangun lalu berjalan ke kamar mandi, sementara gigi kembali ke dapur.
________
'klening' ponsel gigi berbunyi, tanda pesan masuk. Gigi meraih ponselnya yang berada di samping dia duduk. bibirnya tertarik tersenyum saat membaca pesan romantis dari Raffi
_from : cintanya aku
'sayang lagi apa ? taukah kamu, siang ini pada bikin kesel. aku ingin cepat pulang dan menatap mata teduhmu. oh iya, cuacanya hujan dan aku ingin cepat pulang untuk memeluk kamu sumber dari kehangatan. sesye untuk kesekian kalinya, raffi suami mu jatuh cinta ke kamu. i love you sesye'
gigi menghela setelah membaca pesan dari Raffi, dia tidak pernah bosan walau setiap hari Raffi mengirimkan pesan rayuan bahkah pujian jika mereka tidak bersama. mungkin akan terdengar lebay, tapi gigi menyukainya dan Raffi, dia suka.
tangan gigi bergerak lincah menekan-nekan tombol di ponselnya, berniat untuk membalas pesan Raffi. setelah pesan terkirim, gigi kembali menonton tv tepatnya menonton acara Raffi
_____
Raffi melangkah mondar-mandir di ruang makeup, matanya fokus melihat ke layar ponsel, sesekali jarinya menekan tombol di ponselnya dan mulutnya berkomat-kamit tidak jelas.
kang Deni cagur yang baru masuk ke ruang makeup, melirik sebentar ke arah raffi. "lo kenapa fi ?" tanya kang Deni sambil menyeruput kopi yang di bawanya
"nunggu sms dari gigi" kata raffi singkat
"ohhh" kata kang Deni hanya meng_oh kan saja
'klening' ponsel Raffi berbunyi, dengan cepat raffi membuka pesan yang raffi tau pasti dari gigi
from : Asalnya Rindu ❤
'aku lagi nonton acara kamu sayang. taukah kamu ? mataku menunggu musuhnya, musuh yang jahat yang tidak mau membiarkan sedetikpun tidak menatap mataku. di sini juga hujan, tubuhku sendirian tanpa teman yang terbiasa memeluk dengan kenyamanan. pepsye, untuk kesekian kalinya, Gigi istri kamu jatuh cinta ke kamu. cepat pulang, jangan biarin asal rindumu sendirian.'
raffi tersenyum jumawa, meloncat loncat kecil, kesenangan membaca pesan balasan dari gigi. baru pertama kalinya gigi membalas pesannya dengan kata romantis. biasanya jika di sms raffi, gigi hanya akan menjawab seperlunya dan seadanya
"lo kenapa fi ?" tanya kang Deni heran. raffi berjalan ke arah kang deni lalu memeluknya "lo apaan sih fi"
"gue seneng banget ahaha"
"seneng sih seneng, tapi gue engap"
"eh maaf-maaf" kata raffi
_____
gigi melirik jam yang terpajang di dinding kamarnya, sudah jam 11 malam tapi Raffi belum juga pulang. gihi mengecup pipi rafathar yang sudah pulas tertidur.
gigi menguap untuk kesekian kalinya, matanya sudah berat. mengantuk. tapi gigi memaksa matanya agar tidak mengantuk karna takut jika raffi pulang dan belum makan, nanti siapa yang akan menyiapkan makanan dan menemani raffi.
pintu kamar gigi terbuka dengan pelan, muncul raffi dengan pakaian kusut serta wajah yang kecapaian. gigi yang sedang duduk bersandar di tempat tidur lalu berdiri dan menghampiri raffi
"cape ya, mau teh ?" tanya gigi mengajak raffi duduk di sofa kamarnya
"cape sye, mau tidur aja" kata raffi beralih tiduran dengan kepalanya di pangkuan gigi
"kasian suami aku" gigi memijati pundak dan lengan raffi, walau sebenarnya dia juga sangat lelah karna hari ini gigi banyak memeriksa dokumen penting bisnisnya serta rumah produksi keluarganya
gigi memiringkan wajahnya untuk melihat raffi karna posisi tidur raffi semakin nyaman dan nafas raffi teratur "ini tidur di sini ?" kata gigi yang melihat raffi sudah pulas tertidur.
karna tidak tega membangunkan raffi, gigi meraih tisue basah yang ada di meja depannya lalu mengusapkannya ke wajah raffi "kotornya" kata gigi melihat tisue basah yang di penuhi makeup "gimana ga jerawatan coba, abis aktifitas begini langsung tidur ngga cuci muka dulu"
gigi diam sebentar menatap wajah damai raffi "kamu kalem banget sih kalo lagi tidur gini" gigi bersandar pada bantalan sofa, tangannya mengelus-elus lengan raffi dan membiarkan matanya mulai terpejam.
________
hai semua, maaf ya baru next ceritanya 😊 maaf kalo ada salah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
kamulah takdirku
Random'dimana salahnya suamiku ? menghibur adalah pekerjaannya, lalu dimana letak kesalahannya ? kalian memujiku, mendoakan yang terbaik buatku, tapi kalian memojokkan suamiku. apa menurut kalian itu tidak menyakitiku ? jika kalian menyayangiku, harusnya...