Xav Company

29.9K 1.2K 3
                                    

Sinar mentari pagi membangunkan aku dari tidur ku. Aku bergegas mandi dan bersiap, memoles make up tipis di wajahku dan menyemprotkan parfume favoritku

Aku segera keluar dari kamar dan hendak pergi ke kantor

"Mau kemana" suara bariton Ares bergema di sepanjang lorong. Dia bertanya dengan nada yang flat seperti tripleks, bahkan tripleks saja masih bisa melengkung naik

"Gue tanya lo mau kemana!" Ares tiba-tiba sudah berada di depanku

"Ke kantor lah, emang kemana lagi?" Jawabku santai

"Ke kantor... You're insane" ucapan Ares membuatku serasa di timpa batu kali yang sangat besar

"What?!" Aku menaikkan sedikit nada bicaraku

"Lo gak boleh ke kantor" titahnya

"Kenapa gak boleh?!"

"Karna kalo lo ke kantor mereka bakal bertanya-tanya kenapa lo gak honeymoon" dia berucap sambil menarik tanganku kasar menuju tangga

Aku pikir gak ada tangga disini, enggak deh bercanda. Aku tau kok ada tangga di rumah ini cuma lift itu sering dipake kalo pagi dan malem doang, itu juga cuma pas hari kerja aja. Oke back to real world

Ares menarik tanganku menuruni tangga dan berjalan ke garasi rumahnya. Ia berhenti dan menyalakan lampu garasi

"Pilih" katanya

"Huh? Pilih apa?"

"Pilih mobil mana yang mau lo pake" dia menyuruhku memilih salah satu dari sekitar 30 mobil dengan berbagai merek dan jenis, udah gila nih orang

"Jangan mobil sport, karna lo pake mobil itu dengan dianter supir dan seorang pengawal"

Dia menyuruhku memilih dan dia sendiri sibuk memeriksa mobil sport miliknya. Aku berputar-putar mencari mobil mana yang tidak terlalu mencolok. Gotcha... Sebuah mobil sedan hitam menarik perhatianku, warna sebenarnya biru tua tapi jika keadaan gelap warnanya berubah jadi hitam

"Yang ini boleh gak?" Tanyaku pada Ares

Dia menoleh, menimbang-nimbang "ya udah ntar gue minta supir buat anterin lo" Ares beranjak dari garasi, aku pun mengikuti dia

Kami berpisah di persimpangan tangga, aku lebih memilih ke taman dan dia memilih kembali ke kamarnya. Tak lama dia kembali dengan baju kantor lengkap

"Kamu mau kemana?" Tanyaku

"Kantor, penting" jawabnya singkat padat. Bahkan sebelum aku sempat protes dia sudah menghilang dari hadapanku. Hanya suara deru mobilnya yang masih terdengar

"What the hell... dia bilang gue gila tapi dia sendiri minggat ke kantor gitu aja" aku mulai menggerutu

Tiba-tiba ponselku berdering panggilan dari manager kantor memanggilku. Mereka menyuruhku keperusahaan Xav, katanya ada rapat penting dan direktur gak bisa dateng

Aku segera berganti pakaian dan turun kebawah

"Nyonya mau kemana?" Tanya seorang pelayan

"Bilang sama bapak saya ke kantor penting banget..." Ucapku lalu secepat kilat pergi keluar dari rumah itu

Aku berlari sampai ke jalan raya dan memanggil taksi. Dan kalian tau jarak dari rumah itu ke pintu gerbang saja sekitar setengah kilo, sedang jarak dari luar pagar rumah itu ke jalan raya yang ramai sekitar hampir satu kilo

"Xav Company pak, cepet ya" ucap ku pada supir taksi

Sesampainya di Xav company manager sudah menungguku di depan receptionist

"Sorry, lama" ucapku

"Gak apa yang penting lo dateng, sorry juga kemaren gak dateng ke acara pernikahan lo. Jauh banget sih" Mika selaku manager perusahaan kami berucap yang hanya ku jawab dengan ok

Receptionist mengantarku ke ruang rapat. Aku menarik napas sekilas dan membuka pintu ruangan itu

"Maaf untuk keterlambatan kami" ucapku saat memasuk ruang rapat

Sedetik berikutnya tubuhku membeku seketika

"Selamat pagi, ibu..." Wakil direktur menyapaku

"Kanaya..."jawabku singkat sambil menelan bulat-bulat ketakutanku

"Jadi bisa kita mulai rapatnya?" Tanya sang direktur

Kami memulai rapat, dan aku dapat merasakan sepanjang rapat kedua bola mata sang direktur terus menatapku seperti ingin menelanku hidup-hidup

"Jadi begini dulu saja, nanti untuk keputusan selanjutnya akan saya tanyakan pada mr. Jack selaku pemilik perusahaan. Terimakasih atas kerjasamanya, dan sekali lagi kami mohon maaf atas keterlambatan kami tadi" aku menutup rapat itu dan segera keluar

"Syukurlah ada ibu Kanaya, coba gak ada aduh gak tau deh saya mau jadi apaan..." Corocos Mika sepanjang perjalan keluar dari Xav company

Ketika aku sedang mendengarkan dia, sebuah tangan membekap mulutku dan menyeretku menjauh dari Mika. Dia membawaku ke ruangan terdekat tanpa peduli aku yang sedang meronta minta di lepaskan

"Hah..." Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya ketika orang itu melepaskan tangannya dan memperlihatkan wajahnya

"Kamu gila..." Ucapku masih mencoba bernapas

"Kenapa lo disini" tanya Ares... Iya, Ares, Xavierro Malvares D , suamiku

"Kenapa juga kamu gak bilang kalo Xav company itu punya kamu?" Ucapku

"Gak penting"

"Ya udah kalo gitu, jangan tanya aku kenapa aku disini. Udah ah aku mau pulang" ucapku sambil berjalan menuju pintu

Dan sialnya, saat aku mau membuka pintu seseorang justru berjalan mendekari ruangan tempatku berada. Aku sontak kembali menutup pintu dan berbalik menghadap Ares

"Apa" tanyanya

"Itu..." Belum selesai aku menjawab Ares sudah menarikku masuk ke sebuah ruangan di dalam ruangan itu. Sepertinya dia tau ada yang mendekat

"Kenapa kesini?" Bisikku padanya

"Ssttt, nanti ada yang dengar"

Ingin rasanya aku menjitak kepalanya itu, bagaimana tidak dari sekian banyak tempat kenapa harus ruangan yang gelap dan sempit....

Setelah mereka keluar, Ares menarikku keluar juga. Ares membuka pintu ruangan memastikan keadaan aman dan menarik tanganku keluar dari ruangan itu menyusuri lorong sampai ke area parkir

"Masuk" Ares melemparku ke kursi penumpang di mobil sedannya. Dia menyuruh supirnya pulang dan mengambil kunci mobil itu

"Kita mau kemana?" Tanyaku, saat ini Ares sedang mengemudi mobilnya di jalanan kota

Merasa tak ada jawaban aku bertanya kembali "Ares, kita mau kemana?"

Dia tidak menjawab hanya mengehentikan mobilnya di lobi hotel berbintang, yang jelas bukan hotel milik ayah. Dia memberikan kunci mobil itunpada petugas valley dan menggandeng tanganku masuk ke dalam resto di hotel itu

"Ares, ngapain kita disini?" Tanyaku

"Menurut lo..." Dia malah balik bertanya

"Kita mau makan?" Ucapku setengah bertanya sementara dia hanya diam

[KDS #1] We're Married aren't We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang