Ares dan Len beserta para pengawal yang masih sehat mengintai di gudang tua itu. Mereka juga menghubungi detektif dan polisi untuk membantu mereka menolong Kanaya. Motif yang masih abu-abu membuat mereka terus mengintai tempat itu
Kanaya membuka matanya karna siraman air dingin yang membasahi tubuhnya. Hal pertama yang ia lihat adalah Marissa kini tengah menatapnya dengan senyuman kejinya. Entah bagaimana gadis itu ada disini Kanya sendiri pun tidak tau
Marissa kini menatapnya dengan tatapan merendahkan, Kanaya bukan tidak tau kenapa wanita itu menatapnya seperti ini. Kanaya tau alasannya, wanita itu merendahkannya. Ingin rasanya Kanaya menampar wajah wanita di depannya ini tapi, tangan dan kaki yang terikat bukanlah hal yang mudah untuk disingkirkan bukan?
Kanaya menatap setiap gerak-gerik dari wanita itu, malam makin berlanjut udara dingin mulai menusuk kulit. Disaat Kanaya sibuk memandangi wanita itu, perutnya sama sekali tidak bisa berkompromi
'Oh come on... masa perut gak bisa kompromi amat... jangan yang aneh-aneh dulu kenapa?' Batin Kanaya pada dirinya sendiri
Kanaya melihat bayangan seseorang di luar sana. Matanya membulat melihat siapa yang ada di luar gudang
'Ares...'panggil Kanaya dalam hati. Ares kini menatapnya dengan tatapan menenangkan
"It's okey. I'm here, i'll save you" ucap Ares tanpa suara. Kanaya mengangguk hatinya merasa lega ketika melihat Ares
"Heh! Apa yang lo liat disana? Tatap gue, gue mau ngomong" perintah Marissa. Kanaya mengangkat kepalanya menatap wanita di depannya dengan tatapan sinis
"Apa sih yang lo kasih ke Xavierro? Kenapa dia sampe milih lo?" Tanya Marissa. Marissa melepas plester dari mulut Kanaya
"Kenapa anda bertanya kepada saya? Kenapa gak tanya pada dia langsung?" Jawab Kanaya sinis
"Lo! Dasar rendahan! Gue berani bertaruh kalo lo menyodorkan badan lo ke Xavierro kan?!" Marissa merendahkan Kanaya
"Anda bilang saya rendahan? Sebaiknya anda berkaca lebih dahulu. Saya rasa anda membutuhkan itu" Kanaya menjaga tata bahasanya
"Apa maksud lo?"
"Apa kurang jelas? Seharusnya anda berkaca sebelum menyebut saya rendahan. Anda mengatakan saya menyodorkan diri kepada suami saya? Lantas apakah yang anda lakukan di restoran tadi pantas untuk dilakukan nona Marissa? Menggoda suami orang lain di depan umum" Kanaya menatap datar Marissa, sementara Marissa merasa kesal atas ejekan dari Kanaya
'Plaaakkk' Marissa menampar Kanaya
Marissa berbalik dan melangkah menjauh
"Hey, Marissa... Bagaimana rasanya di angkat oleh seorang governor?" Tanya Kanaya penuh arti
Marissa terdiam, sejenak tubuhnya kaku dan tersentak
"Tak usah terkejut begitu. Kita pernah berada di tempat yang sama bukan? Memang kebiasan dan perilaku lama sulit untuk dihilangkan" ejek Kanaya
"Lo! Apa yang lo bilang?!"
"Jangan pura-pura bodoh" ucap Kanaya tenang "anda dan saya pernah berada disana di Zevall. Rumah kurungan untuk pengemis yang berwajah panti asuhan. Saya rasa harusnya anda masih ingat. Bahkan kalau tidak salah anda begitu suka menyiksa saya"
"Shut up! Hentikan omong kosong lo! Atau gue" Marissa menarik kerah kemeja Kanaya
"Anda akan melakukan apa?" Tanya Kanaya santai
"Anda selalu menyusahkan saya. Saya selalu dihukum karna anda"
'Bugghh' tas tangan milik Marissa melayang ke kepala Kanaya, membuat kepala Kanaya kini berdenyut nyeri
'Brraaakkk'
"Anda sudah dikepung angkat tangan!" Polisi menerobos masuk tanpa peringatan membuat Marissa dan anak buahnya tekejut
Salah seorang polisi membantu melepaskan tangan dan kaki Kanaya. Ares memasuki gudang dengan tatapan dingin dan merendahkan Marissa. Ares berjalan mendekati Kanaya
'Grrepp' 'cup'
Ares menarik Kanaya dalam pelukannya dan mencium bibir Kanaya dengan secepat kilat
"Thanks god, you're okey" gumam Ares. Ares memeluk Kanaya dengan sangat erat
Kanaya hanya diam saja dia tak terlalu mendengarkan perkataan Ares karna kepalanya kini terasa berputar-putar
"Ayo kita pulang" ajak Ares dia menarik tangan Kanaya pelan
Ares berhenti melangkah saat dirasa Kanaya tidak beranjak dari tempatnya
"Ana? Honey?" Ares bingung
"Ana!!!" Ares menarik tangan Kanaya dengan cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...