Sepertinya dugaan kami tentang mengabaikan para wartawan tidaklah tepat. Karna kini mereka semakin membuat berita gila tentang kami. Heran aku jadinya bahkan, pesta kak Hanz saja jadi sedikit terganggu karna berita itu
Ares juga melarangku untuk keluar dari mansion mengingat mereka pasti ada dimana-mana...
"Hhh... Aku cape Res...." Ucapku pada Ares dari balik telepon
"Sorry, udah buat kamu terbawa dalam masalah ini" Ares terdengar sangat menyesal
"Bukan gitu Res, tapi aku gak betah kalo harus di mansion terus. Pengen jalan-jalan..."
"Sabar ya honey, bentar lagi aku pulang kok. Paling lama lusa aku sampe" Ares memang sedang di luar negeri. Mengurus proyek selama dua minggu belakangan. Dan selama itu juga aku sendirian di mansion
"Hm, i know..." Ucapku "oh iya Res, sepertinya saat kamu pulang nanti kita harus membuat tungku pembakaran yang besar"
"Buat apa?"
"Membakar surat dari para wartawan, dan haters... Sumpah satu hari aja mansion bisa dapat sekardus sampai dua kardus surat..."
"Hm. Okey nanti kita buat tempat pembakaran surat. Pokoknya surat itu jangan dibaca, okey?"
"Iya aku tau, udah dulu yah aku mau mandi. Baik-baik disana, jangan lupa makan. Kurangin workaholic-nya, inget tidur..." Ares terkekeh mendengar ucapanku
"I know. See you then. I love you"
"Love you too, see you" aku menutup ponselku dan meletakannya di meja
Kalau boleh jujur aku sudah membaca semua surat itu. Menelpon Ares menjadi caraku untuk menghilangkan sedikit bebanku, meski pada kenyataannya aku menahan agar tangisku tidak terdengar oleh Ares
Mereka benar-benar membenciku, mereka mengatai, menyumpahi dan memakiku. Tak jarang teror boneka seram muncul di mansion ini
Aku merebahkan diriku di atas kasur, memejamkan mataku sesekali menghirup wangi parfum suamiku yang masih tertinggal di bantalnya
"Aku takut Res..." Perlahan air mataku kembali mengalir
Keesokan paginya manor kembali kedatangan surat dan paket bahkan Ares semalam mengirim E-mail jika kepulangannya tertunda sekitar seminggu lagi
"Untukku?" Tanyaku pada Balto dan ia mengangguk
Aku membuka kotak paket di depanku ini, bersama dengan para pelayan dan pegawai mansion. Aku menyobek selotip yang ada di permukaan kotak
-kresss-
"Kyaaa..."
"Mmm!" Aku langsung berlari kekamar mandi terdekat dan memuntahkan seluruh isi perutku ketika melihat isi kotak
Yang benar saja seseorang mengirimi aku seekor bangkai kucing yang sudah berbelatung. Balto langsung membuang kotak itu
"Kamu gak apa Ay?" Tanya kak Maya khawatir
"Gak apa kak..."
Sungguh aku semakin takut dengan aksi para haters, belum lagi berita gila dari wartawan
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...