"You have to die..." Kak Orion mencekikku
"Ah!" Aku meloncat kaget setelah apa yang dilakukan kak Orion memasuki mimpiku
"Kamu udah bangun Kanaya?"
"Kak Marlyn..."
"Ada apa?"
aku tak menjawab hanya memeluk tubuh kak Marlyn yang ada di depanku. Kak Marlyn mengusap rambut dan punggungku
"Mimpi buruk?" Tanyanya aku mengangguk dalam pelukannya
"Sini kakak obati dulu luka di leher kamu, sepertinya besok atau lusa ini akan menghitam tapi setelahnya akan menghilang secara perlahan" kak Marlyn menjelaskan
Dia mengobati lukaku dan memberikanku obat untuk aku minum
"Tidurlah, kamu harus istirahat, setidaknya itu yang sekarang kamu butuhkan"
Aku menurut dan mulai memejamkan mataku kembali
Author POV
Marlyn meninggalkan Kanaya di kamarnya dan menemui Ares di ruang keluarga
"Dia udah tidur, tapi saran gue, lo bawa dia ke psikolog. Dia trauma banget tuh kayaknya sampe kebawa mimpi"
"..." Ares hanya diam merutuki bagaimana bisa dia lengah
"Kalo gue boleh kepo nih, lo nikah sama dia karna status doang kan?"
Ares membulatkan matanya "apa maksud lo" Ares balik bertanya pada Marlyn
"Gue tau Xav, lo itu gak akan pernah lupain dia. Dia masih ada disudut hati lo yang paling kecil. Saran gue, jangan mainin perasaan orang lain Xav, kalo lo emang gak bisa ngelupain dia jangan nikahi wanita lain demi move on"
"Gue gak kayak gitu"
"Terus kenapa lo nikah sama Kanaya?"
"None of your business"
"Ya udahlah gue pulang. Tapi inget saran gue"
Marlyn meninggalkan manor itu sementara Ares kini tengah berjalan menuju kamar Kanaya. Ares menatap wajah Kanaya sekilas, wajah yang sudah menyelamatkan namanya dari berita hoax jika dia penyuka sejenis, wajah yang sama dengan orang yang menyelamatkan nyawa-nya di hari ke lima pernikahannya
Wajah yang rela menipu seluruh keluarganya. Meski pun gadis itu sendiri yang ingin menikah kontrak dengannya. Ares tak habis pikir bagaimana bisa ada orang bodoh yang mau bersama dengan dirinya meski hanya pura-pura? Selama ini semua orang hanya memandangnya takut karna nama Dimitry yang ia sandang tapi wanita ini berbeda, gadis ini berani menentang dan membentak Ares meski umur gadis ini lebih muda darinya
Ares menarik kedua sudut bibirnya, ia tersenyum. Sesekali ia menyingkirkan helaian rambut Kanaya yang menutupi wajah anak itu. Sayang pintu hatinya sudah tertutup dan tergembok dan seseorang sudah membawa kunci gembok hati Ares pergi entah kemana dua tahun lalu...
Ares beranjak dari kamar "istrinya" menuju ke kamarnya yang terletak disebrang kamar itu. Ares sengaja tidak menutup pintu kamar, baik pintu kamarnya maupun pintu kamar "istrinya"
Back to normal POV
"Engh...ah!" Aku kembali terbangun, mimpi buruk kembali menghantuiku "baru jam dua..." Ucapku saat melihat jam kecil di nakas tempat tidurku
Aku menengok kearah pintu dan menyadari jika pintu kamarku dan Ares terbuka lebar. Tumben sekali Ares tidak menutup pintunya. Aku tidak bisa tidur jadi aku turun dari kasurku dan beranjak dari kamarku, aku berjalan perlahan agar tidak membangunkan Ares. Sepertinya angin malam bisa menenangkanku
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romans-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...