"Kak orion... Tunggu dong" teriakku
Dia berhenti dan ketika aku mendekat dia mencium wanita lain di depanku
"Ah..." Aku terlonjak dari tidurku. Entah kenapa mimpi yang merupakan kejadian masa lalu itu harus aku lihat saat ini
"Ares?" Aku terkejut ketika menyadari aku tertidur di kasur Ares sementara yang empunya kasur hilang entah kemana
"Ares..." Aku turun dari kasur dan mulai mencari sosok Ares
"Apa" dia menjawab. Aku langsung menoleh dan menemukan dia berdiri di depan pintu kamar mandi dengan menggunakan baju ganti
"Kirain ilang" aku berjalan menghampirinya "udah turun kayaknya" aku meletakan telapak tanganku di dahinya
"Lo gak kerja tadi" Ares berkata, mungkin bertanya
"Kerja tadi siang aku pulang. Tidur lagi sana"
"Laper"
"Aku angetin bubur dulu, kamu tidur dulu sana"
Ares menurut dia berjalan ke tempat tidurnya dan aku mengambil nampan beserta bubur yang tadi dibawa Lucy ke pantry. Aku menghangatkan bubur itu dan kembali ke kamar Ares
"Nih makan, tapi pelan-pelan panas soalnya" aku meletakan bubur itu di nakas dan mengambil tas kerjaku dari sofa
"Lo mau kemana"
"Mandi, sama naruh tas. Oh iya, sorry aku masuk ke kamar kamu tanpa ijin" aku segera keluar dari kamar itu dan masuk ke kamarku
Seusai membersihkan badan dan berganti pakaian aku kembali ke kamar Ares, memeriksa keadaannya
"Udah tidur aja dia" gumamku saat melihat Ares tertidur
"Res... Ares..." Aku menepuk pelan lengannya
"Hm"
"Udah minum obat belum?"
"Hm" ditanya udah minum obat belum kok dijawab hm, aneh banget
Ares menggulingkan tubuhnya membelakangi tempatku duduk. Entah dia tidur atau dia males meladeniku
"Ares, sorry yak" ucapku padanya "gara-gara waktu itu aku jatuh niban kamu, kaki kamu jadi terkilir dan sekarang kamu kena demam. Sorry banget dan terimakasih udah peduli sama aku walau kita gak saling kenal" aku berterimakasih dengan setulus hatiku. Mengingat dia begitu peduli padaku ketika aku di rumah sakit, sampai di manor
Aku menarik selimut yang berada di bawah kakiknya dan menaikkan selimut itu sebatas bahunya. Lalu keluar dari kamar itu
......
Pagi itu aku makan di ruang makan seperti biasa, keadaan Ares sudah jauh lebih baik dibanding kemarin. Hari ini kak Maya yang mengantar makanan ke kamar Ares
"Semoga dia cepet sembuh..." Gumamku
"Nyonya, ini sudah jam 7 anda tidak berangkat?" Tegur Riska. Aku melirik jam tanganku segera dan lamgsung berlari menuju pintu keluar dengan cepat
'Cklek'
"Pagi, Xav..." Sesosok pria tinggi berdiri di depan pintu dan menyapa saat aku membuka pintu
"Kak Orion..." Tanpa sadar aku memanggil nama itu ketika aku melihat wajahnya
"Loh, Angela? ngapain kamu disini?" Tanyanya
Dari sekian banyaknya orang kenapa harus dia yang aku lihat hari ini? dan dari sekian banyaknya waktu kenapa harus sekarang aku melihatnya?
"Ngel?(baca:jel) Angela?" Dia menggoyangkan kelima jarinya di depan wajahku
"Kakak ngapain disini?" tanyaku padanya
"Kamu ngapain disini? Ah... Kamu itu..." Dia menggantungkan perkataannya membuat aku bingung
"Apa?" Sumpah terkadang aku merasa bodoh, bagaimana bisa aku berbicara pada orang yang sudah mempermainkan aku seperti boneka
"Gak, gak ada, kamu mau kemana?" Kak Orion bertanya padaku
"Kerja" jawabku seketika itu juga aku ingat jika aku sudah hampir terlambat "astaga... Mark, kita berangkat sekarang" teriakku pada Mark yang kebetulan sedang berdiri di dekat mobilku
Aku segera berlari ke arah mobil tanpa mempedulikan kak Orion. Mobil kami segera meninggalkan halaman manor
R. Xalvorion Dimitry atau biasa dipanggil Orion. Nama yang selama empat tahun terakhir aku coba untuk hapus dari kehidupanku dan nyatanya, gagal move on...
"Hhhh...." Aku menghela nafas sementara pengawalku hanya memandangku dengan tatapan bingung
Telat... Itu yang aku alami sekarang, beruntung aku ini menjabat sebagai istri seorang Xavierro Malvares D, coba gak udah dipecat kali akunya...
Memohon maaf pada Mr. Jack Smith yang dihadiahi sanksi berupa lembur. Hadeh... Males banget deh lembur sama Mr. Jack itu = kerja rodi dan harus mengeluarkan biaya serta menahan segala amarah.
Sekitar empat sampai lima tumpuk pekerjaan dilimpahkan padaku, hell! emang aku ini apa? Ya sudahlah, salahku juga datang terlambat tadi. Jadilah aku duduk manis di kursiku memeriksa dan menyaring semua dokumen
Jam tujuh malam dan aku masih berkutat dengan pekerjaanku. Tangan pegel mata cape dan laper juga... Tiba-tiba ponselku bergetar, nama Timmy muncuk di layar ponselku
"Halo Tim, kenapa?" Tanyaku pada Timmy
"Masih nanya kenapa lagi! Tuan Xavie sudah nanyain kita berempat dari tadi tau! Kamu kapan pulang?" Timmy memarahiku
"Iya, bentar lagi tanggung nih tinggal lima dokumen lagi" setelahnya Timmy langsung memutus hubungan telpon
Aku kembali mengerjakan pekerjaanku
"Hwahhh... akhirnya selesai juga" ucapku sambil meregangkan tanganku
"Wah... udah jam setengah sembilan!" Pekikku saat melihat jam tanganku menunjuk ketengah-tengah angka delapan dan sembilan
Aku bergegas lari dan turun ke tempat parkir. Dalam hati was-was juga sih takut dimarahin sama Ares.
"Sorry...la-" ucapanku terputus ketika aku melihat ada mobil sedan hitam yang sangat aku kenal terparkir di sebelah mobil yang biasa aku pakai
'U-oh, celaka tiga belas' aku menutup mataku
"Ngapain lo merem kayak gitu" suara bariton itu membuatku ingin mengubur diri saat ini juga
"Hehehe... Ares, ngapain kok Ares ada disini?" Ucapku
"Menurut lo"
Aku hanya diam saja, takut dengan sorot matanya yang memancarkan kemarahan...
Akhirnya malam itu aku pulang dengan ikut mobil Ares dan mendapat tatapan membunuh darinya. Beruntung kontrak kami menuliskan kami tidak boleh mencampuri urusan pasangan kami, jadi Ares tidak akan memakiku untuk hal seperti ini. Meski dia marah karna aku terlambat pulang...
Bukan apa-apa, dia selalu bilang rumahnya bukanlah hotel atau penginapan yang bisa aku keluar masukki sesukaku.rumah itu punya peraturan, bahkan ada jam malamnya...
Bahkan setelah sampai di manor saja dia masih diam dan meninggalkanku. Dia segera memasuki kamarnya, sedang aku? Meratapi nasibku yang sedang buruk hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...