Malam ini aku dan Ares berbagi kamar. Aku memilih tidur di sofa dan membelakangi Ares. Ares sendiri tidur di kasurnya, parfum itu, sama dengan parfum yang aku temukan di kamar kosong. Parfum yang sama, artinya dia sudah kembali bukan? Maka aku harus siap melepaskan Ares
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun meski tetap kalah cepat dari Ares dan aku pindah ke kamarku untuk mandi dan bersiap. Aku turun ke bawah dan melihat bunda sudah duduk dan mengobrol dengan ma di ruang tamu. Aku memasang senyum terbaikku
"Ma, bunda, selamat pagi" sapaku pada mereka
"Pagi, Angel" mereka menjawab bersamaan
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya bunda saat dia melihat aku pergi keluar
"Taman bunda, aku mau jalan-jalan" jawabku jujur bunda dan ma mengangguk aku langsung meninggalkan tempatku berdiri sekarang
......
"Hhh... calm down...everything will be alright" aku berucap dan baru aku sadari aku berjalan ke arah hutan
"What the... ini dimana? Manor kok gak keliatan?" Aku mulai bingung
Tersesat di hutan itu lah nasibku saat ini, hari sudah mulai siang dan Ares sudah berangkat sejak subuh. Ingat dia menghindariku jadi berangkat subuh sudah jadi kebiasaannya. Aku berjalan menyusuri hutan dan sepertinya bukan keluar aku malah semakin masuk ke dalam hutan
"Damn... gimana cara gue balik?" Aku pasti sudah menelpon kak Maya jika ponselku aku bawa dan sayangnya ponselku ada di manor
Berjalan di dalam hutan yang sepi begini sebenarnya seram juga sih, ini orang manor gak ada yang nyariin aku apa ya? Atau mereka sangaja gak cari aku?
"Just who do you think you're Angela? he don't need you anymore so now you just like a dump..." Ucapku pada diriku sendiri
Aku berusaha mencari jalan keluar dan entah bisa atau tidak, aku malah sampai di tepi jurang. Oke, salahkan Ares yang mencari manor di daerah perbukitan dan hutan seperti ini. Menyusahakan sekali
'Srreett'
"Kyaa..." 'Bruuugh'
Hebat sudah jatuh tertimpa tangga, sudah nyasar pake acara jatuh terperosok ke bawah... Sekarang gimana caraku naik ke atas, by the way ini bau besi dari mana?
"Oh my..." Kepalaku tergores batu sepertinya lalu kakiku terkilir dan lecet disana sini sama dengan nasib tanganku
"Sudah nyasar, nyungsep, kepala berdarah, kaki terkilir. Habis ini apa lagi?!" Makiku entah pada siapa, mau berjalan kakiku sakit aku harus gimana ini
Entah sudah berapa jam aku disini bahkan matahari di musim gugur ini sudah mulai terasa panas untukku, meski tak sepanas saat musim panas. Rasa sakit akibat luka di dahi dan kakiku membuat aku tidak bisa kemana-mana
"Kalo gak gerak gue bisa mati disini, mau gak mau gue harus jalan ke atas" aku membulatkan tekat dan mulai berdiri
Rasa nyeri langsung menyambutku dan aku tetap berjalan di sekitar mencari jalan yang untuk kembali. Oke sepertinya aku sudah mulai lelah dan kakiku juga sepertinya bertambah parah. Bahkan darah di dahiku sudah mulai mengering sepertinya
"maybe this is the best, maybe..." Gumamku "hahaha... Buruk banget nasib lo Kanaya Angela Malven, gak bisa dapetin kak Orion lo malah terjebak dengan adiknya. Gak cukup sampe disitu lo juga naksir sama adiknya dan sekarang lo harus ngerasain rasanya hampir mati berkali-kali dan juga sakit hati lagi... Hahaha..." Aku menertawai diriku sendiri
"Hhh...hhh..." Aku ngos-ngosan juga setelah tertawa, rasanya melelahkan sekali kehidupanku seminggu ini
Aku menyerah dan berhenti berjalan, membiarkan tubuhku merosot ke tanah. Aku menyenderkan kepalaku pada tanah merah di belakangku, menengadah ke langit, merasakan angin bertiup walau hanya sebentar
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romansa-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...