Revenge...

19.3K 866 9
                                    

Author POV

Allen mengumpulkan semua informasi, mengenai berita pernikahan bosnya. Tak ada satu pun yang terlewat, sungguh bahkan hal sekecil kutu pun tak bisa melarikan diri dari Allen

Ares kembali menduduki kursi owner miliknya di Xav corp. raut wajahnya biasa saja, datar tanpa ekspresi sedikitpun seperti biasa. Ares memimpin rapat besar bersama pemegang saham hari ini, meski sebenarnya perhatiannya terbagi

Pergi pukul 7 dan kembali secepat mungkin atau sering disebut 'tenggo' alias teng langsung go....

Ares meninggalkan perkerjaan kantornya pada Varrel sekretarisnya yang mengikuti dirinya sejak Xav corp. masih belajar merangkang. Ares memilih pulang cepat dan menemani istrinya

"Honey, i'm home..." Ares mengelus pipi Kanaya dan mengecup singkat kening wanita itu

"Sabar ya honey, pemberitaan ini akan berlalu. Orang itu akan membayar semuanya, aku janji" Ares mengecup kedua pipi sang istri

"Janji sama aku kamu akan sadar dan kembali tersenyum untuk aku..." Ares hampir menangis. Ares menatap wajah istrinya lekat-lekat

"I miss you, honey..." Ares mulai membiarkan air matanya terjatuh dan mengenai pipi pucat Kanaya

.....

Hari terus berlalu, keadaan Kanaya masih sama tapi, informasi tentang dalang dibalik berita sedikit demi sedikit terkuak

Seperti biasa juga hari ini Ares kembali menemani sang istri di kamar yang seharusnya menjadi kamar mereka

"Honey... Kamu gak kangen sama aku? Bangun dong, marahin aku kayak dulu..." Ares mengusap helaian rambut Kanaya

"Sabar ya honey, sedikit lagi dia akan membayarnya. Membayar setiap rasa sakit yang kamu alami, membayar kesedihan kamu dan juga membayar untuk tiap tetes air matamu yang terbuang percuma"

Ares berfikir sejenak sambil menatap wajah istrinya, mengenang masa dimana mereka bertemu dan berkelahi satu sama lain

"Pardon sir..." Panggilan Allen membuat Ares tersadar dari lamunanya

"We've found her, sir"

"Jadi dia perempuan" Ares berambigu

"Yes, sir. Dan dia melarikan diri ke Vranzia lalu mengendalikan media dan haters dari sana" Ares memasang telinganya dengan baik

"Who"

"She's..." Allen tidak yakin harus mengucapkan nama ini atau tidak "ms. Marrianne, sir" ucap Allen pada akhirnya

Tak ada ekspresi kaget dari wajah Ares, dia hanya dia  saja seperti sudah memprediksi semuanya

"Vranzia huh?" Gumam Ares

"Sir?" Allen bertanya pada tuannya

"Called Malryn and Hanz" perintah Ares dan langsung dikerjakan oleh Allen

Tak sampai satu jam kedua orang itu sudah sampai disana

"Apa?" Tanya Hanz

"Gue mau ke Vranzia" Ares to the point

"Hah? Lo gila?! Terus adik gue sama siapa?!" Hanz mulai naik pitam

"Calm down, gue kesana buat menarik keluar ular manis yang sudah membuat badai dalam keluarga gue. Lagian gue bakal bayar Marlyn untuk kerja fulltime disini"

"Hah? Gak bisa gitu dong Xav!" Marlyn membentak

"Lo harus! Karna temen lo yang udah membawa masalah buat keluarga gue!" Ares mengatur nafasnya "gue gak lama paling seminggu atau sebulan, please. Cuma sama lo gue bisa titipin Ana, please" Marlyn terkejut bukan main

Sepuluh tahun mengenal Ares, Marlyn tidak pernah melihat atau mendengar Ares memohon pada siapapun. Kali ini Ares memohon padanya dan tanpa memaksa, sungguh rasanya bukan Ares yang dilihat oleh Marlyn saat ini

"Hhh..." Marlyn menghembuskan nafasnya "okey, gue jagain dia. Tapi lo jangan macem-macem disana! Kalo lo sampe balik lagi dengan 'DIA' maka gue gak akan segan untuk membunuh Kanaya di sini" semua orang di ruang itu terkejut mendengar ucapan Marlyn

"Lebih baik Kanaya pergi sekalian daripada di siksa seperti dulu oleh lo!" Ares tersenyum ketika mendengar ucapan Marlyn

"Gue janji" ucap Ares

Marlyn dan Hanz meninggalkan Ares berdua dengan sang istri di kamar mereka

"Honey... aku pergi dulu. Gak lama kok, aku pasti akan kembali kesini. Janji sama aku, saat aku kembali tolong bangun dan sambut aku" Ares mengecup kening istrinya dan membelai surai pirang sang istri

Ares pergi meninggalkan mansion itu bersama beberapa pengawalnya dan juga Balto. Mereka meninggalkan mansion dengan harapan semua badai ini akan mereda dan hilang tanpa jejak

Janji sebulan yang dikatakan Ares melenceng jauh dari kenyataan. Nyatanya sudah hampir lebih dari tiga bulan Ares tak kunjung kembali, menemukan Marrianne diakui oleh Ares seperti menangkap seekor belut yang penuh lumpur dan lendir

Sedangkan Marlyn tetap menemani Kanaya besama dengan para pelayan yang masih begitu setia. Mereka menunggu Kanaya secara bergantian, meski tal ada tanda-tanda gadis itu akan bangun

"Nyonya, bangunlah...tuan sudah hampir mendapatkan wanita itu" ucap Riska

Bulan berganti begitu juga musim berganti. Musim dingin pergi digantikan dengan musim semi. Angin musim semi mulai berhembus

"Nyonya, jendelanya saya buka ya? Agar nyonya bisa mendapatkan udara segar" ucap Maya

Tak jarang anggota keluarga Malven dan Dimitry datang untuk menengok dan menemani Kanaya. Meski gadis itu tidak memberikan respon pada mereka. Tapi mereka tetap memberikan semangat pada Kanaya

......

"Kak... Hari ini kakak yang ke kamar nyonya kan?" Tanya Lucy pada Maya

"Iya, ada apa?"

"Titip bunga ini untuk nyonya..." Sebuah vas berisi bunga Mawar merah di berikan oleh Lucy kepada Maya

Maya menerima bunga itu dan berjalan menuju kamar nyonya Dimitry. Sebenarnya, dalam hati kecilnya ia berharap agr nyonya-nya itu segera sadar dan kembali seperti dulu

-Ckleek-

"Pagi kak..."

[KDS #1] We're Married aren't We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang