"What you've done to my sister?!!!" Bentakan gahar kakakku terdengar diiringi terlepasnya cengkraman di lenganku
Kakakku langsung berlari kearahku dan menarik pelan lenganku memastikan lenganku baik-baik saja. Dan sayangnya bekas kemerahan di lenganku terlihat dengan sangat jelas di mata kakakku
'Bugghh' sebuah tinjuan mendarat di pipi pengawalnya itu
"Kamu gak apa?" Kak Hanz menanyaiku
"Gak apa kok kak, cuma pegel aja dari tadi berdiri disitu" aku menunjuk meja pegawainya
"Kakak lagi sibuk?" Tanyaku dan kak Hanz menggeleng
"Nggak lagi gak ada kerjaan malah. Katanya kamu sama Xavier nginep disini, kakak lagi nungguin kalian"
"Oh gitu" jawabku singkat
"Arlyn..." Kakakku memanggil pegawainya "kenapa kamu gak bilang dia ada disini?"
"Maaf tuan tapi nona ini baru saja datang" jawab pegawai itu enteng
"Iya baru dateng, baru dateng satu jam yang lalu" cibirku kesal. Bisa-bisanya dia berbohong demi menyelamatkan dirinya
Ku lihat rahang kak Hanz mengeras, menahan emosinya. Aku yang sudah terlanjur kesal langsung saja menggelayuti tangan kak Hanz manja
"Kak..." Panggilku "pecat" pintaku pada kak Hanz dan dia sepertinya tidak keberatan
"Arlyn kamu boleh rapikan barang-barang kamu dan ambil pesangon kamu setelah selesai nanti. Begitu juga kamu Lev"
"Udah?" Aku tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan kakakku
"Udah, terimakasih. Sekarang aku lapar kak, ayo makan" ajakku dan kak Hanz hanya mengangguk
Kami makan siang di restoran hotel. Semua pegawai dan tamu memperhatikan kami seolah kami bahan tontonan. Aku sibuk menghabiskan makanan di piringku
"Kak..."panggilku padanya
"Hn"
"Pegawainya ganti semua ya? Yang waktu itu di acara grand opening gak ada kak..." Tanyaku
"Hm, mereka ditarik ayah, untuk hotel baru ayah"
"Ayah buka hotel lagi? Ya ampun sekarang aja udah keteter masih buka lagi?" Tanyaku tak percaya
"Macam kamu gak tau ayah saja" ucap kakak "lagi pula suamimu itu juga sama kan?" Tanyanya sarkastik
"Ya ampun kakak, jangan membicarakannya" ucapku
"Kemana dia?"
"Ares? Dia ada meeting dengan klien makanya tadi dia langsung pergi" kak Hanz hanya mengangguk saja
"Emmm! Habis ini tolong bantu aku hilangkan ini" ucapku pada bekas cengkraman pengawal kakak
"Ares bisa ngamuk kalau dia melihat ini" tambahku
"Hm, nanti aku minta mereka carikan kamu salep" ucapnya singkat
Kami menghabiskan makan siang kami dan dilanjutkan dengan berjalan keliling hotel. Benar-benar hotel berbintang, semua fasilitasnya benar-benar luar biasa. Setelah berjalan-jalan kami duduk di taman, kakak berbincang-bincang tentang keadaan rumah dan saudara-saudaraku. Tak jarang aku tertaw
"I'm back" sebuah tangan kekar melingkari dadaku dan seseorang mengecup puncak kepalaku singkat
"Welcome back" jawabku
"Hi Hanz" sapanya singkat
"Dasar adik ipar durhaka! Harusnya kau memanggilku kakak, bodoh!" Cibir kak Hanz
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...