Aku melonggarkan dasi yang aku pakai, sudah beberapa hari aku menetap di Vranzia. Beberapa hari yang lalu kakak iparku mendatangi rumah kami dan menitipkan anak kembar mereka pada kami. Yang benar saja! Kenapa harus rumah kami? Bisa gila aku kalau menghadapi kedua balita itu. Aku berharap Ana akan menolak tapi, nyatanya ia malah menerima anak itu dengan tangan terbuka
"Hhh... I miss you so much..." Aku merindukan istriku. Bersamaan dengan hari datangnya si kembar ke rumah kami, perusahaan milikku mengalami masalah serius dan jadilah aku terbang kesini. Aku merasa bersalah ketika mengingat aku bahkan tak meminta izin dari Ana terlebih dulu. Aku lihat dia sibuk saat itu
"Hm? Voice mail?" Ada sekitar 30 miss called di ponselku dari Ana dan juga dua pesan suara darinya
Aku membuka satu persatu pesan suara dari Ana
"Aku gak tau apa yang membuat kamu mendiamkan aku dan pergi dari rumah, tak pulang berhari-hari dan akhirnya ada disana. Aku cuma mau tau, apa kamu menemui dia? Berikan aku jawaban Ares, apa aku berbuat kesalahan? Jika iya aku minta maaf. Aku mohon Res..." Suara istriku menarik nafas membuat aku merasa sangat bersalah "aku tunggu telpon atau pesan dari kamu"
Aku melihat waktu pesan suara itu, Hell! Itu sudah sehari yang lalu! Aku buru-buru mendengar pesan satu lagi dari Ana
"Kamu gak mau menjawab aku Res? Gak apa karna kali ini kita benar-benar udahan. Thanks, but we're end, from now on, please take care yourself..." Rasanya jantungku berhenti berdetak, nafasku tercekat di tenggorokan
Istriku, yang sudah susah payah aku dapatkan kembali, malaikatku dia pergi, meninggalkan aku. Aku segera menghubunginya dan ternyata ponselnya tidak aktif
"Allen!!!!" Aku berteriak memanggil Allen
"Yes, master?" Allen membungkuk di depanku
"Tidak ada yang ingin kau laporkan?!"
"I'm sorry master, tapi tidak ada yang bisa saya sampaikan..." Allen membungkuk
Aku menatap nanar pemandangan diluar jendela hotel ini. Ingin rasanya aku melompat ke bawah sana
"Ah! Forgive me master, I forgot that lady called me yesterday. She was asking you" ucapan Allen membuatku mengepalkan tanganku
"And what's your answer?"
"Saya menjawab kita ada di Vranzia dan master sedang sibuk, lalu Lady langsung menutup telponnya" jawaban Allen membuat kesabaranku habis
Aku melempar vas bunga di sampingku ke arah Allen dan menyebabkan seluruh pengawalku datang ke kamarku. Masih belum puas aku melemparkan kursi, gelas dan tiga botol wine ke arahnya
"Tuan!" Marco menahan tanganku ketika aku ingin melemparkan laptopku ke arah Allen
"She's gone! She's leave me forever! And that's because you, you jerk!!" Aku terus memakinya, bagaimana tidak aku berusaha mendapat istriku dan setelah itu aku baru merasakan kebahagiaan berasamanya dan sekarang dia pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...