Ayah dan bunda mengirimi kami undangan. Sebuah pesta peresmian hotel baru milik kak Hanz. Ares mengambil waktu kerjanya, membatalkan semua meeting dan membawaku pergi ke sebuah butik
"Lima hari, bisa atau gak?" Ucap Ares pada pemilik butik
"Hm? Lima hari ya?" Sang pemilik butik menimbang-nimbang "okey, bisa. Saya akan buatkan gaun yang paing cantik untuk nyonya"
Pemilik butik menarik tanganku dan mulai mengukur. Dari tinggi badanku, lingkar dada lebar bahu, lingkar pinggang dan lain-lain. Ekor mataku menangkap Ares sedang memilih tuxedo untuknya
"Sudah, silahkan datang kesini tiga hari lagi nyonya" aku hanya mengangguk
Aku duduk di salah satu kursi disana dan well, butik ini cukup ramai sebenarnya. Aku memainkan ponselku dan sesekali melirik ke arah Ares yang masih sibuk memilih baju untuknya dan saat itu mataku menangkap banyak gadis-gadis kaya yang mendekatinya, sekedar numpamg mondar-mandir didepannya
Aku memutuskan untuk ke toilet dan saat aku hendak keluar, pegawai toko itu membicarakanku. Bukan hanya pegawai toko tapi beberapa gadis juga ikut nimbrung disana
"Eh...eh kalian tau gak sih itu loh cowok yang tampan itu" pegawai satu berbicara
"Oh Xavierro maksud kamu mbak?" Ucap seorang gadis yang sebenarnya aku kenal
"Iya nyonya, sungguh tuan itu tampan sekali" pegawai yang lain menimpali
"Tapi dia udah punya istri tuh sayangnya"
"Masa sih?"
"He-em... dan kalian tau gak sih, istrinya itu cacat loh. Dia gak bisa bicara"
Aku menahan nafasku guna menahan air mataku keluar tapi, sia-sia. Mereka tetap keluar tanpa aku suruh
'Aku cacat ya?' Aku menghapus kasar air mataku dan keluar dari toilet itu
Pegawai butik dan gadis-gadis itu terkejut bukan main melihat aku keluar. Aku meninggalkan mereka dan berjalan melesat keluar dari butik
"Ana, menurut kamu baju ini ba-" aku melewati Ares tanpa menatapnya
"Ana..." Ares mengejarku keluar dari butik itu dan aku buru-buru berlari
Sebuah mobil van hitam berhenti di depanku, seseorang turun dan membekap mulutku dengan sapu tangannya. Aku berusaha berontak dan Ares juga datang untuk menolongku
Orang-orang yang ada di dalam Van itu turun dan mengerubungi Ares. Ares berkelahi melawan mereka, sedangkan aku sibuk memikirkan cara melepaskan diri dari orang ini
"Percuma saja dia melawan toh pada akhirnya dia akan mati" ucap pria yang menahanku, pria itu menatap ke atas gedung dan aku mengikuti arah tatapannya
Aku membulatkan mataku tatkala aku melihat seseorang memegang senapan di atas sana, aku berusaha memanggil Ares tapi sialnya suaraku tak mau keluar. Pria itu menarik pelatuk senapannya
'Please, aku mohon keluarlah, please...'
"Ares...!" Teriakku dengan sangat kencang membuat Ares menoleh dan berhasil terhindar dari peluru itu
Mungkin karna teriakanku yang cukup keras, para pengawal Xav Manor datang dan menghajar orang-orang itu
"Lo mau lepasin dia atau gue habisi lo disini!!?" Ares memasang wajah yang sangat menakutkan
"I-iya s-saya pulangin d-dia" pria itu melepaskan aku dengan melemparkan tubuhku ke arah Ares
Ares langsung menangkapku dan kami berdua terjatuh dengan posisi duduk
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...