Aku melirik Ana yang sejak tadi terlihat gusar. Berkali-kali dia menarik dan menghembuskan nafasnya kasar
"Santai aja, tegang amat" godaku dan dia hanya menatapku lalu mengangguk
Saat kami memasuki ruangan pesta, ma langsung memelukku dengan sangat erat. Lalu memeluk Ana dan memperkenalkan dirinya. Dalam hati aku bersyukur mereka menerima Ana, aku rasa aku akan melamarnya kembali, dan kali ini sungguh-sungguh melamarnya dan menikahinya
Bunda juga datang bersama Jane, adik iparku. Mereka memeluk Ana dan menanyakan kabar Ana. Panggilan dari rekan bisnisku membuat aku meninggalkan Ana bersama ibuku dan ibunya
"You have a beautiful wife mr. Xavier" puji seorang tamu
"Thanks for your compliment sir" jawabku singkat. Mataku tak lepas dari Ana
Aku terus memandanginya dan mengawasi dia meski aku diajak bicara dan berkeliling ke para pengusaha dan mentri. Benar saja baru aku tinggalkan dia selama lima belas menit, bedebah itu sudah kembali menempeli gadisku
"Excuse me sir..." Aku meninggalkan mereka dan berjalan menuju istriku
'Sentuh dia dan hidup lo tamat hari ini Raf' batinku mengecam
Aku berlari menerobos para tamu ketika aku melihat bedebah itu mengunci pergerakan Ana dengan tembok. Dia berani mencium leher Ana yang bahkan belum pernah aku sentuh
'BRRAAKK' aku menarik kerah baju bedebah itu dan melemparkannya ke meja minuman
Aku segera memeluk Ana, yang aku yakini sedang ketakutan saat ini
"Hey, are you okay?" Tanyaku, aku memang baru mengenalnya tapi aku tahu bagaimana rapuhnya dia sejak kejadian 'penculikan' itu. Ana tidak menjawabku melainkan menggeser tubuhku ke samping
'Crasshh...' Hal pertama yang aku lihat adalah pergelangan tangan Ana, digores dengan pecahan kaca oleh Raffael Xalvorion Dimitry, lalu darah. Pikiranku kalut, aku langsung menerjang bedebah itu dengan pukulan dan tendanganku, tak peduli meski satpam dan ayahku beserta tamu undangan lain mencoba menghentikanku
Aku sudah memperingatkan bedebah ini agar jangan menyentuh Ana dan dia masih melakukannya. Sumpah aku akan menghabisinya meski dia adalah kakak kandungku
"Xavierro Malvares..." teriakan lemah dari Ana membuatku tersadar, aku berbalik dan melihat dia sudah bersandar pada tembok di belakangnya dengan darah di pergelangan tangannya yang tak mau berhenti dan wajah yang mulai memucat
Aku menghampirinya dan mengikat luka di pergelangan tangannya dengan saputanganku, aku menangkupkan kedua telapak tanganku di pipinya
"Pulang..." Ucapnya hampir berbisik
Aku langsung menggendongnya, dan berjalan meninggalkan ruangan ini. Aku melihat tatapan mata orang tuaku padaku
"Saya cukup kecewa dengan keluarga anda sir Samuel Arthur Dimitry. Bahkan bisa dibilang saya malu untuk disebut sebagai anggota keluarga kalian. Tingkah putra kalian sungguh tidak bermoral, setelah menculik dan hampir membunuh istri saya, sekarang dia ingin melecehkan isteri saya di depan umum!? Benar-benar tidak bermoral. Saya rasa cukup sudah saya bersabar. Ini adalah kali pertama dan terakhir saya datang ke jamuan anda Sir Dimitry. Kami permisi!" Kegeramanku membuatku membuka aib Raffael Xalvorion Dimitry, kakakku sendiri. Membuat para tamu berbisik, sedangkan aku segera berlari menuju mobilku
"Rumah sakit! cepet!" Suruhku pada supir
Aku melepaskan jas dan dasi yang aku pakai
"Hey, aku gak apa Res..." Ucapnya sambil memaksakan senyumannya
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #1] We're Married aren't We?
Romance-Gue gak mau married orang karir udah lumayan belum lagi keluarga gue juga udah mapan. masa, gue harus married....- Kanaya Angela Malven -Nikah atau gak? Like hell i want to married... umur gue masih muda, cewek cuma masalah... nikah? ogah! - Xavier...