Part 26

148 18 0
                                    

Kulihat Arch tengah memakan pesanannya begitu lahap. Mulai dari nasi goreng sosis, ayam mentega, kentang goreng, Ice Tea, Vanilla-latte, Ice cream Coklat dan Puding Strawberry. Bagaimana aku bisa makan? Melihatnya memakan sebanyak itu saja sudah membuat perutku terasa kenyang. Aku juga harus tetap menjaga bentuk tubuhku yang sekarang. Aku sih bisa saja kembali seperti aku yang dulu, seorang perempuan bertubuh gemuk. Tapi, aku rasa aku tidak ingin seperti itu lagi.

"Ice creamnya ngga di makan Cal?" tanya Arch dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Aku menggelengkan kepala dan memberikan semangkuk Ice cream green tea-ku kepada Arch. Aku terus memperhatikan dirinya memakan semua itu sampai sesekali aku menelan ludah karena melihatnya. Kualihkan pandanganku untuk melihat keadaan di sekitar, semua nampak sama seperti waktu pertama kali Rivaldo mengajakku ke cafe ini, tidak ada perubahan dan tidak ada pengurangan.

"Gue mau ke toilet dulu," ucapku yang bangkit dari sofa.

Arch mengangguk tanpa menoleh kearahku. Cafe ini cukup besar, dimana aku bisa mendapatkan toilet? Aku lihat juga, tidak ada petunjuk. Gosh! rupanya toilet itu berada di ujung cafe.

Setelah selesai, Aku kembali ke Arch yang sepertinya masih sibuk dengan pesanan yang berada di atas meja. Ku lihat ada sebuah undangan berwarna merah maroon dengan sebuah pita di tengahnya.

"Dari siapa?" tanyaku heran.

"Dari mas-mas koki..." jawab Arch.

"Mas-mas koki? Siapa?"

"Gue gatau Cal... Dia ngasih itu ke gue, gue bilang aja taro di atas meja dia..."

"Karena kehadiranmu adalah hal yang terindah di dalam hidupku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kehadiranmu adalah hal yang terindah di dalam hidupku"

Aku membuka isi dari undangan tersebut dan ku lihat tidak ada nama pengirim yang tertera di undangan ini. Yang ada hanyalah Tempat, Tanggal, Waktu dan beberapa kalimat romantis seperti,

"Ketika Matahari terbenam, bumi pasti akan terlihat gelap jika Bulan tidak memancarkan Sinarnya. Begitupun aku, terasa ada yang kurang jika kamu tidak datang ke acara ini. Kamu adalah Bulan dan Matahari yang melengkapi Bumi seperti aku:)"

"Mencintaimu adalah sebuah keindahan dan dicintaimu merupakan sebuah kebahagiaan"

"Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan, mengerti apa yang tidak dijelaskan sebab cinta tidak datang dari bibir, lidah atau pikiran melainkan Hati"

"Sekarang kita memang berjauhan tetapi suatu saat kita akan bersama"

"Aku diciptakan dalam suatu waktu, dan aku dilahirkan untuk mengisi waktu, mencoba memperbaiki diri dalam waktu, dan semua waktuku hanyalah untuk mencintaimu"

Aku tertawa saat membaca Kalimat yang tertera pada kartu undangan tersebut, "Ya okay, okay... Gue bakal dateng."

"Udah selesai?" tanyaku saat melihat Arch mengambil nafas dengan menyender pada sofa merah cafe ini.

"Iya udah... nanti dulu Cal, gue kudu ngatur tempo napas dulu," pintanya dengan muka memelas.

Aku tertawa melihat tingkah Arch, "Sama seperti aku yang dulu" batinku.

Kami berdua membicarakan hal-hal konyol sampai terkadang aku merasakan sakit di perutku karena terlalu lama tertawa, bahkan aku belum pernah sebahagia ini.

"CALERIE!!!"

Aku mendengar seorang laki-laki bersuara Bass memanggil namaku dari belakang, aku menoleh dan seketika itu juga aku terkejut karena dia adalah Rivaldo. "Mau apa dia ke sini?" batinku saat melihat lelaki ini berlari kearah diriku dan juga Arch.

Rivaldo mencoba memastikan kembali dengan jari telunjuk kanannya kearah wajahku, "Calerie kan?"

"Iya... Ada apa?" tanyaku heran.

"Gue kangen banget sama lo..." ucapnya dengan penuh kebahagiaan.

Aku memperjelas ucapannya tadi dengan mengerutkan dahi, "Kangen?"

"Bajingan kayak gini masih bisa bilang 'Kangen' ke aku?" batinku.

Setelah 2 tahun tidak bertemu dengannya, Aku akui bahwa Rivaldo yang sekarang bertambah tampan dengan Tuxedo plus dasi hitam panjang yang dia kenakan. Lelaki yang dulunya di juluki sebagai King Of The Handsome Boy di SMAku ini, membuat aku terbuai (kembali). Tapi tidak tidak, jangan sampai aku jatuh ke lubang yang sama. Aku harus mengingat kejadian waktu di SMA.

"Apa kabar? Makin cantik aja..." tanyanya yang aku tahu itu hanya sekedar basabasi.

"Baik kok... Sorry Do, gue harus balik... udah sore," ucapku yang segera bangkit dari sofa lalu menarik tangan Arch untuk keluar dari cafe ini.

Aku menoleh ke belakang, ku lihat Rivaldo terdiam dengan wajah yang heran melihat sikapku padanya. Ah siapa peduli?

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang