Kupingku hampir mau pecah saat mendengar suara tangisan Calen dan Robert yang berasal dari monitor speaker kecil di kamarku. Aku segera berlari menuju kamar mereka dan melihat Robert yang tengah berdiri sambil menyender pada canggahan tempat tidurnya.
"Aduh sayang... Kamu jangan nyender, nanti jatuh" ucapku yang mengangkat Robert.
"Calen, Anak Mommy... Kenapa sayang uuuuu," ucapku lagi yang kini mengangkat Calen.
Kedua anakku sekarang sudah berumur 8 bulan dan kini aku berjalan kembali menuju kamarku untuk bermain di dalam kamar. Jam menunjukkan pukul 4 sore, aku sedang asik menonton Tv diatas tempat tidur, sementara Calen dan Robert sedang asik bermain diatas sebuah kasur lantai.
"Sayang... Mommy mau keluar sebentar, kalian jangan nakal."
Aku harap, kedua bayi itu tidak mengobrak abrik isi kamarku seperti halnya Rachel dulu.
***
Setelah aku kembali dari dapur, Aku tertegun melihat Calen dan Robert tengah tertidur pulas. Baiklah, moment seperti ini akan aku kirim ke Rivaldo, agar dia cepat kembali dari kantor untuk mengurus Robert. Aku segera mengirim gambar itu lewat BBM.
Cepet pulang!
Oh My God,
Anak-anak Daddy
lucu banget
Iya sayang,
jam 5 aku plng kokYaudah
Kangen ya?
Kaga.
***
Aku mendengar suara pintu yang terbuka, di susul suara Rivaldo yang menggema saat kami berada di ruang TV, seketika itu juga Calen dan Robert segera menatap ke arah Daddynya itu.
"Ughhh anak Daddy udah wangi semua ya," ucapnya sambil mencium pipi kedua anak kembarnya itu.
"Katanya pulang jam 5," sindirku.
"Iya tadi macet di jalan," jawab Rivaldo yang kini mengecup kepalaku.
"Daddy mau mandi dulu ya... Sebentar," tambahnya yang kini meletakkan Robert kembali di atas karpet ruang TV.
***
-AUTHOR POV-
Semakin besar, kedua anak kembar Cal dan juga Rivaldo semakin lincah, yang membuat mereka berdua semakin stress.
Minggu Pagi
"CAL!!! CALEN NANGIS INI!" teriak Rivaldo dari lantai 2 rumahnya, "ke mana sih anak itu! Masih pagi udah ngayap aja" gumamnya kesal.
Suara tangisan itu terus bergema ditambah kini Robert juga ikut menangis. Rivaldo semakin bingung apa yang harus Ia perbuat. Pasalnya ketiga asisten rumah tangga dirumah mereka, sudah di berhentikan oleh mama Rivaldo dengan alasan supaya Cal dan Rivaldo bisa menjadi kedua orang tua yang baik.
"Apa kalian mau susu lagi?" tanya Rivaldo.
"Aku sudah mengganti popok mereka dan kenapa kedua anak ini terus menangis?" tambahnya.
Cklek... (Pintu rumah yang terbuka)
"Dari mana aja?" tanya Rivaldo yang kini menggendong kedua anaknya di sisi kanan dan kiri.
Cal melihat raut wajah Calen begitu senang saat melihat Daddynya seperti orang gila dengan rambut yang acak-acakan.
"Belanja," jawab Cal dengan mengangkat dua kantung plastik dan kini berjalan menuju dapur tanpa memperdulikan suaminya itu.
Rivaldo berjalan menghampiri Cal yang tengah sibuk mengeluarkan isi dari kantung plastik itu.
"Denger ya Do! Di rumahkan sekarang cuma ada kita berdua, di tambah Calen sama Robert... Kita harus bagi tugas dong, gue ngga mau lo enak-enakan tidur di kamar, sementara gue yang ngerapihin semua ini... Gue bukan pembantu," jawab Cal.
"Ya harusnya lo bilang kalo mau belanja," jawab Rivaldo yang kini meletakkan Robert dan Calen di Baby booster seat.
"Gimana gue mau bilang, lo aja masih tidur," kata Cal yang tidak mau mengalah.
"Kenapa kita ngga sewa babysitter aja sih?" usul Rivaldo.
"Supaya? Lo cape ngurus bayi? Lo cape jaga anak sendiri?" tanyanya dengan mengernyitkan dahi.
"Bukan gitu Cal,"
"Terus?"
"Biar kita bisa berdua. Selama lo hamil terus ngelahirin kan, kita jarang punya waktu buat romantis-romantisan kayak dulu lagi" jawabnya.
"Gue ngga ada waktu buat itu," timpal Cal yang kini menggendong Calen serta Robert untuk segera di mandikan.
Emosi mereka berdua masih saja labil soal memanggil diri mereka masing-masing, terkadang menyebut 'Aku', 'Gue', 'Mommy', 'Daddy' yang membuat kedua mama mereka selalu berusaha keras mengingatkan kedua anaknya agar bersikap seperti orang tua yang baik. Biar bagaimanapun, Cal dan Rivaldo suatu saat akan di perhatikan oleh kedua anak mereka.
"Nah... selesai sudah," ucap Cal saat selesai memandikan kedua anak kembarnya itu.
"Aku laper," saut Rivaldo yang menyender pada pintu kamar anaknya.
"Jagain Calen sama Robert, Aku siapin makanan dulu," pinta Cal.
"Huh..."
"Kenapa? Mau ngeluh lagi?" tanya Cal dengan kedua tangan yang berada di pinggang.
"Kaga kok kaga istriku yang cantik," jawab Rivaldo.
Cal segera berjalan menuju dapur, sementara Rivaldo menemani kedua anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Heart In The Sky
Teen Fiction1st Love yourself project story [Love your body] in LY [9/4/19] HIGHEST RANKING: #103 IN FUTURE [9/4/19] -Sebuah kado kecil dari Tuhan, Untuk Cal- ❤ Heart In The Sky ❤ Heart In The Sky 2 ❤ Heart In The Sky 3 Karna Tuh...