Part 61

106 18 0
                                    

Brakkk!!!

Aku mendengar suara langkah kaki Rachel saat aku menutup pintu mobil dan di susul teriakannya.

"Dicariin mama kak," ujar Rachel.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah dan menemukan mama tengah duduk di ruang TV bersama papa tiriku.

"Mama udah ngomong sama papa, soal niatan kamu untuk lanjutin kuliah di luar negeri."

Aku segera duduk di sofa yang berbeda dengan mama dan terus ku tatap mata mereka berdua secara bergantian.

"Terus?"

"Kamu boleh kok kuliah di sana."

"YES!"

"Tapi--"

Nah kata 'tapi' ini yang meruntuhkan kesenanganku saat melihat ekspresi wajah datar mama, "kamu harus menikah terlebih dahulu" pintanya.

Aku mengacak rambutku dengan kuat saat mama mengucapkan kata "menikah" untuk kedua kalinya. Mah! Anakmu ini baru saja patah hati, kenapa mama tega nyuruh aku buat nikah?

"Aku masih umur 21 tahun mah. Perjalananku juga masih panjang. Aku ngga mau jadi wanita yang cuma diem di rumah, nunggu suami pulang blablabla," jawabku.

"Calerie. Semakin cepat itu semakin baik, sayang..."

Baik? Baik apanya? Yang ada nanti aku stress kalau harus ngurus anak kecil. Rachel dan Bella saja terkadang membuat aku hampir gila. Gimana nanti aku memiliki anak? Duh! Ngga bisa.

"Baik apanya mah?" tanyaku.

"Baiknya itu biar mama bisa dapet cucu," ucapnya dengan berakhir senyuman lebar.

Astaga Tuhan. Mama menyuruhku untuk segera menikah hanya karena ingin memiliki cucu?

"Aku gamau. S2 dulu, baru nikah," tegasku yang langsung bangkit dari sofa dan berjalan masuk ke dalam kamar.

Aku merebahkan diriku di atas kasur dengan menatap sticker bintang yang ku tempel pada langit-langit kamar. Nasi sudah menjadi bubur, mau di gimanain juga, aku ngga mungkin menghancurkan pesta pernikahan mereka. Ya walau sebenarnya perasaanku masih tidak terima akan keputusan Theodore yang menikahi Devi pada minggu besok. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menutup mata perlahan. Seketika aku teringat dengan ucapan Nathan saat ia mendatangi mimpiku pada beberapa bulan yang lalu (Part 57)

"Andai kamu masih hidup Nat" batinku.

***

Flashback

"Cal..." sapa Nathan saat melihatku duduk di taman sekolah.

"Hey, Nat... Kenapa?" tanyaku yang langsung memberhentikan aktifitas membacaku.

"Mau denger gue nyanyi?" tanyanya.

"Boleh..." jawabku dengan tersenyum.

"Ih bagus Nat, kenapa ga ikut acara di sekolah aja?" tanyaku setelah Nathan berhenti menyanyikan lagu tersebut menggunakan gitarnya.

"Ngga Cal. Ini mah buat hiburan gue aja kalo lagi sendiri" ujarnya.

***

Seminggu kemudian,

Knock Knock Knock...

"Cal... Udah siap?" tanya Arch yang membuka pintu kamarku secara perlahan.

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang